Meski telah saya sebutkan banyak hadits tentang Khawârij, namun itu belum semuanya.[1] Tidak dapat ditolak lagi, faktanya bahwa selalu saja ada di sepanjang zaman orang-orang yang memiliki ide, kecenderungan, dan hasrat seperti kaum Khawârij. Rasûlullâh r telah menjelaskan bahwa kelompok ini akan mengeksploitasi generasi muda yang belum dewasa yang rentan terpengaruhi oleh propaganda dan cuci otak
Dari hadits-hadits yang telah dibahas,
sudah jelas bagi kita bahwa Khawârij itu bukanlah sebuah kelompok khusus yang
terjadi di masa tertentu. Akan tetapi mereka akan selalu muncul di setiap zaman
sampai mereka bergabung dengan Al-Dajjâl. Rasûlullâh r
bersabda,
يَخْرُجُ
قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ يَقْرَءُوْنَ الْقُرْآنَ، لاَ يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ. كُلَّمَا قُطِعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ، حَتَّى يَخْرُجَ فِيْ
بَقِيَّتِهِمْ الدَّجَّالُ.
“Akan keluar dari arah timur suatu kaum yang membaca Qur’an,
tetapi hanya sebatas di kerongkongan mereka saja. Ketika satu generasi
ditumpas, maka muncul lagi generasi yang lain, sampai muncullah Al-Dajjal dari
keturunan terakhir mereka.”[2]
Dari hadits ini kita bisa simpulkan
bahwa Rasûlullâh r
telah menginformasikan hal ini kepada kita sejak 15 abad yang lalu. Yaitu
Khawârij akan tetap muncul dan berkembang sampai Al-Dajjâl muncul di akhir
zaman. Di masa terakhir ummat Islâm, akan muncul sebuah kelompok berwajah
manusia namun berhati iblis. Abû Hurairah t
meriwayatkan bahwa Rasûlullâh r
bersabda,
يَخْرُجُ
فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتِلُوْنَ الدُّنْيَا بِالدِّيْنِ يَلْبَسُوْنَ
لِلنَّاسِ جُلُوْدَ الضَّأْنِ مِنَ اللِّيْنِ أَلْسِنَتُهُمْ أَحْلَى مِنَ
السُّكَّرِ وَ قُلُوبُهُمْ قُلُوْبُ الذِّئَابِ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
أَبِيْ يَغْتَرُّوْنَ أَمْ عَلَيَّ يَجْتَرِءُوْنَ فَبِيْ حَلَفْتُ لَأَبْعَثَنَّ
عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيْمَ مِنْهُمْ حَيْرَانًا.
“Akan keluar di akhir zaman sekelompok orang yang
mengenyampingkan dunia dengan fokus kepada agama. Mereka memakai pakaian
berbulu domba untuk menunjukkan kelembutan di depan manusia. Lisan mereka lebih
manis dari gula, sedangkan hati mereka adalah hati srigala. Allâh berfirman,”Apa dengan nama-Ku mereka
tertipu atau lancang menentang-Ku. Aku bersumpah dengan Dzat-Ku, Aku pasti akan
mengutus sekelompok orang untuk menghancurkan mereka yang akan membiarkan orang
yang santun di kalangan mereka merasa keheranan.”[3]
‘Abdu Allâh bin
‘Abbâs t telah menceritakan bahwa Rasûlullâh r telah bersabda,
سَيَجِيْءُ
فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ أَقْوَامٌ يَكُونُ وُجُوْهُهُمْ وُجُوْهَ الآدَمِيِّيْنَ،
وَ قُلُوبُهُمْ قُلُوْبَ الشَّيَاطِيْنِ،أَمْثَالُ الذِّئَابِ الضَّوَارِيِّ،
لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ شَيْءٌ مِنَ الرَّحْمَةِ، سفَّاكُوْنَ لِلدِّمَاءِ، لاَ
يَرْعَوُوْنَ عَنْ قَبِيْحٍ، إِنْ تابَعْتَهُمْ وَارَبُوْكَ، وَ إِنْ تَوَارَيْتَ
عَنْهُمُ اغْتَابُوْكَ، وَإِنْ حَدَّثُوْكَ كَذَبُوْكَ،وَ إِنِ ائْتَمَنْتَهُمْ
خَانُوْكَ، صَبِيُّهُمْ عَامِرٌ وَشابُّهُمْ شَاطِرٌ وَشَيْخُهُمْ لاَ يَأْمُرُ
بِمَعْرُوْفٍ وَ لاَ يَنْهَى عَنْ مُنْكَرٍ، الاعْتِزَازُ بِهِمْ ذُلٌّ، وَ طَلَبُ
مَا فِيْ أَيْدِيْهِمْ فَقْرٌ، الْحَلِيْمُ فِيْهِمْ غاوٍ، وَ الآمِرُ
بِالْمَعْرُوْفِ فِيْهِمْ مُتَّهَمٌ، الْمُؤْمِنُ فِيْهِمْ مُسْتَضْعَفٌ، وَالْفَاسِقُ
فِيْهِمْ مُشَرَّفٌ، السُّنَّةُ فِيْهِمْ بِدْعَةٌ، وَ الْبِدْعَةُ فِيْهِمْ
سُنَّةٌ، فَعِنْدَ ذَلِكَ يُسَلَّطُ عَلَيْهِمْ شِرَارُهُمْ، وَيَدْعُوْ
خِيَارُهُمْ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ.
“Akan datang di akhir zaman beberapa kaum yang wajah mereka
itu berwajah manusia sedangkan hati mereka adalah hati setan, seperti
srigala-srigala hutan. Tidak ada di hati mereka sedikitpun rasa belas kasihan. Mereka mengucurkan
darah (melakukan pembunuhan). Mereka tidak henti-hentinya melakukan kejelekan.
Jika engkau mengikuti mereka, maka mereka akan mengambil banyak darimu. Jika
engkau tidak ada di hadapan mereka, maka mereka akan menggunjingmu. Jika mereka
berkata padamu, maka mereka akan berdusta kepadamu. Jika engkau memberi amanah
kepada mereka, maka mereka akan mengkhianatimu. Memiliki anak-anak kecil
(keturunan) yang sangat banyak. Pemuda-pemuda mereka keji dan orang tua mereka
tidak menyuruh kepada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran. Bergabung
dengan mereka adalah kehinaan. Meminta apa yang ada pada mereka adalah
kefakiran. Yang santun di kalangan mereka adalah orang yang menyesatkan. Yang
memerintahkan kebaikan di kalangan mereka akan menjadi tertuduh. Yang beriman
di kalangan mereka akan menjadi orang yang lemah. Yang fasik di kalangan mereka
akan dimuliakan. Sunnah di kalangan mereka adalah perbuatan bid’ah dan bid’ah
di kalangan mereka dianggap sunnah. Ketika kondisinya sudah seperti ini, maka
orang yang paling jahat di antara mereka akan menjadi penguasa. Orang-orang
terbaik di antara mereka akan berdoa, akan tetapi sudah tidak dikabulkan-Nya
lagi.”[4]
Riwayat ini secara
jelas menerangkan ciri-ciri yang dilakukan teroris hari ini. Mereka memiliki
wajah manusia tapi berhati iblis. Mereka menolak kasih sayang dan memenuhi
hatinya dengan kebencian. Mereka tidak hanya menuduh kaum muslimin sebagai
orang-orang kafir atau musyrik, bahkan mereka tega menjadikan kaum muslimin
sebagai target serangannya, dan membantai mereka. Untuk menambah penghinaan dan
rasa sakit ini, mereka merekam adegan keji ini dan kemudian menyebarkannya,
sehingga akhirnya membawa petaka dan konflik dalam tubuh ummat Islâm.
Ibnu Taimiyyah berkata,
وَ
كَذلِكَ الْخَوَارِجُ: لَمَّا كَانُوْا أَهْلَ سَيْفٍ وَ قِتاَلٍ، ظَهَرَتْ
مُخَالَفَتُهُمْ لِلْجَمَاعَةِ حِيْنَ كاَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ النَّاسَ. وَ أَمَّا
الْيَوْمَ فَلاَ يَعْرِفُهُمْ أَكْثَرُ النَّاسِ.
“Demikianlah kaum Khawârij: Ketika mereka menjadi kelompok
yang menghunuskan pedang dan (mengobarkan) peperangan, maka tampaklah
pembangkangan mereka terhadap jamaah ketika mereka memerangi ummat manusia. Adapun hari ini mereka tidak banyak
dikenal.”[5]
Tentu saja hal ini
mengundang pertanyaan. Jika mereka sebelumnya bersembunyi, bagaimana mereka
sekarang? Ibnu Taimiyyah menjawab,
هَاتَانِ
الْبِدْعَتَانِ ظَهَرَتَا لَمَّا قُتِلَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِيْ
الْفِتْنَةِ؛ فِيْ خِلاَفَةِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ
طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ؛وَ ظَهَرَتِ الْخَوَارِجُ بِمُفَارَقَةِ أَهْلِ
الْجَمَاعَةِ،وَ اسْتِحْلاَلِ دِمَائِهِمْ وَ أَمْوَالِهِمْ؛ حَتَّى قَاتَلَهُمْ
أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبْي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
مُتَّبِعًا فِيْ ذَلِكَ لِأَمْرِ النَّبِيِّ r.
قَالَ الإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: صَحَّ الْحَدِيْثُ فِيْ الْخَوَارِجِ
مِنْ عَشَرَةِ أَوْجُهٍ. وَ هَذِهِ قَدْ رَوَاهَا صَاحِبُهُ مُسْلِمُ بْنُ
الْحَجَّاجِ فِي صَحِيْحِهِ، وَ رَوَی الْبُخَارِيُّ قِطْعَةً مِنْهَا. وَ
اتَّفَقَتِ الصَّحَابَةُ عَلَى قِتَالِ الْخَوَارِجِ حتَّى أَنَّ ابْنَ عُمَرَ....
قَالَ عِنْدَ الْمَوْتِ: مَا آسِيْ عَلَى شَيْءٍ إِلاَّ عَلَى أَنِّيْ لَمْ
أُقَاتِلِ الطَّائِفَةَ الْبَاغِيَةَ مَعَ عَلِيٍّ، يُرِيْدُ بِذَلِكَ قِتَالَ
الْخَوَارِجِ....
وَ
إِنَّمَا أَرَادَ الْمَارِقَةَ الَّتِيْ قَالَ فِيْهَا النَّبِيُّ r : تَمْرُقُ مَارِقَةٌ عَلَى حِيْنِ فُرْقَةٍ مِنَ النَّاسِ،
يَقْتُلُهُمْ أَدْنَى الطَّائِفَتَيْنِ إِلَى الْحَقِّ. وَ هَذَا حَدَّثَ بِهِ
أَبُوْ سَعِيْدٍ. فَلَمَّا بَلَغَ ابْنَ عُمَرَ قَوْلُ النَّبِيِّ r فِيْ الْخَوَارِجِ، وَأَمْرُهُ
بِقِتَالِهِمْ، تَحَسَّرَ عَلَى تَرْكِ قِتَالِهِمْ.
“Ini adalah dua bid’ah yang muncul ketika ‘Utsmân terbunuh
pada peristiwa fitnah dan pada masa kekhalifahan ‘Alî bin Abî Thâlib. Muncullah
kaum Khawârij yang menyatakan diri
berpisah dari jamaah dan menghalalkan darah serta harta mereka (kaum muslimin).
Amîr Al-Mu`minîn ‘Alî bin Abî Thâlib memerangi mereka (karena) mengikuti
perintah Nabi r Imâm Ahmad bin Hanbal berkata, ”Hadits
mengenai Khawârij itu berderajat shahih
dari bebagai sanad.” Sanad-sanad itu telah diriwayatkan oleh Imâm Muslim bin Al-Hajjâj dalam kitab Shahihnya dan diriwayatkan pula cuplikannya
oleh Imâm Al-Bukhari. Para sahabat telah
sepakat untuk memerangi Khawârij…hingga sesungguhnya saat Ibnu ‘Umar mendekati
ajalnya beliau berkata, ”Aku tidak menyesali sesuatu pun, kecuali karena aku
tidak ikut serta bersama ‘Alî memerangi kelompok pemberontak.” Maksudnya adalah kaum Khawârij
…adapun yang beliau maksudkan dengan al-mâriqah (kelompok sesat) yang
disabdakan oleh Nabi r, ”Akan muncul kelompok sesat saat terjadi perpecahan di
antara manusia. Mereka diperangi oleh kedua kelompok yang mendekati kebenaran.”
Hadits ini diceritakan oleh Abû Saîd. Ketika sabda Nabi r mengenai kaum Khawârij dan perintahnya untuk memerangi mereka sampai
kepada Ibnu ‘Umar, maka Ibnu ‘Umar menyesali ketidak ikut sertaannya.”[6]
Dari keterangan ini jelaslah bahwa
mayoritas orang akan keliru melihat Khawârij. Orang-orang akan menganggap
mereka sebagai orang-orang shaleh karena tampilan luar dan kekhusyukan ibadah
mereka. Bagaimana pun juga, sifat asli Khawârij akan nampak pada saat mereka
melancarkan aksinya; mengangkat senjata, dan melukai orang-orang tak berdosa.
Khawârij tidak dapat diidentifikasikan dengan nama ‘Khawârij’ yang menjadi
label kelompoknya. Akan tetapi mereka dapat diidentifikasikan sebagai Khawârij
karena aksi barbarnya.
17.1. Kutukan Bagi Mereka yang Mendukung Teroris-Khawârij
الْقَعْدِيَّةُ قَوْمٌ
مِنَ الْخَوَارِجِ كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ بِقَوْلِهِمْ وَلاَ يَرَوْنَ الْخُرُوْجَ
بَلْ يُزَيِّنُوْنَهُ.
“Al-Qa’diyah adalah suatu kaum dari Khawârij yang sependapat
dengan mereka (Khawârij). Mereka ini tidak berpendapat untuk membelot (dari Imâm),
namun mereka menganggapnya legal.”[7]
Di tempat lain beliau berkata,
اَلْخَوَارِجُ
الَّذِيْنَ أَنْكَرُوْا عَلَى عَلِيٍّ التَّحْكِيْمَ وَ تَبَرَّءُوْا مِنْهُ وَ
مِنْ عُثْمَانَ وَ ذُرَّيَّتَهُ وَقَاتَلُوْهُمْ، فَإِنْ أَطْلَقُوْا
تَكْفِيْرَهُمْ فَهُمُ الْغُلاَةُ مِنْهُمْ،وَ الْقَعْدِيَّةُ الَّذِيْنَ
يُزَيِّنُوْنَ الْخُرُوْجَ عَلَى الأَئِمَّةِ وَ لاَ يُبَاشِرُوْنَ ذَلِكَ.
“Khawârij adalah sekelompok orang yang mengingkari ‘Alî
dalam kasus tahkîm (arbitrase). Mereka berlepas diri dari ‘Alî
dan ‘Utsmân beserta keturunannya dan memeranginya. Jika mereka menyatakan
kekafiran keduanya (‘Alî dan ‘Utsmân), maka mereka adalah kaum
al-ghulât (ekstrimis) di kalangan mereka. Adapun Al-Qa’diyyah adalah sekelompok
orang yang melegalkan pembelotan dari Imâm, tetapi mereka tidak terlibat
langsung.”[8]
Dalam Tahdhzîb Al-Tahdhzîb,
beliau menulis,
"الْقَعْدُ" الْخَوَارِجُ
كَانُوْا لاَ يَرَوْنَ باِلْحَرْبِ، بَلْ يُنْكِرُوْنَ عَلَى أُمَرَاءِ الْجَوْرِ
حَسْبَ الطَّاقَةِ، وَ يَدْعُوْنَ إِلَى رَأْيِهِمْ، وَ يُزَيِّنُوْنَ مَعَ ذَلِكَ
الْخُرُوْجَ، وَ يُحْسِنُوْنَهُ.
“Al-Qa’du adalah kelompok Khawârij yang mereka tidak
menyetujui peperangan, tetapi mereka membangkang terhadap pemerintah yang lalim
sebisa mungkin serta mempropagandakannya. Juga melegalkan dan menyetujui
pembelotan dari Imâm.”[9]
Secara umum, al-Qa’diyyah tidak menampakkan pandangannya. Mereka bekerja
di balik layar serta memberikan dukungan kepada para pemberontak. Mereka
menabur benih-benih konflik, kekacauan, dan perpecahan di hati manusia, dan
menjadi sangat berbahaya jika dilakukan oleh orang yang secara fasih mencampur
adukkan propagandanya dengan Al-Sunnah.
17.2. Masalah Hukum Penting: Menganggap Teroris Hari Ini Sebagai Khawârij,
Berdasarkan Al-Qur`ân dan Al-Sunnah, Bukan Ijtihâdiyyah
Penilaian bahwa teroris hari ini adalah
Khawârij bukan merupakan ijtihâdiyyah; bahkan diputuskan berdasarkan Al-Qur`ân
dan Al-Sunnah yang kuat (qath’iyyah). Khawârij bukan hanya sekte lama
yang memberontak melawan ‘Alî t
Tentu saja, Khawârij yang telah disebutkan itu adalah para pendahulunya, dan
-seperti yang telah saya tegaskan- fitnah Khawârij akan selalu muncul sampai Al-Dajjâl
muncul.
Menurut Syarîk bin Syihâb t
bahwa Rasûlullâh r
bersabda,
لاَ
يَزَالُوْنَ يَخْرُجُوْنَ حَتَّى يَخْرُجَ آخِرُهُمْ مَعَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ،
فَإِذَا لَقِيتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَ الْخَلِيقَةِ.
“Mereka akan senantiasa eksis sampai muncul generasi
terakhir mereka bersama Al-Masih Al-Dajjal. Apabila kalian berjumpa dengan
mereka, maka bunuhlah, karena mereka adalah sejahat-jahat makhluk.”[10]
Dengan makna yang sama, Imâm Ahmad
bin Hanbal dan Ibnu Abî Al-Syaibah meriwayatkan,
لاَ
يَزَالُوْنَ يَخْرُجُوْنَ حَتَّى يَخْرُجَ آخِرُهُمْ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمْ
فَاقْتُلُوْهُمْ، قَالَهَا ثَلاَثًا. شَرُّ الْخَلْقِ وَ الْخَلِيقَةِ. قَالَهَا
ثَلاَثًا.
“Mereka akan senantiasa eksis sampai
muncul generasi terakhir mereka. Apabila kalian berjumpa dengan mereka, maka
bunuhlah. Nabi mengucapkannya tiga kali. Sejahat-jahatnya makhluk. Nabi
mengatakannya tiga kali pula.”[11]
Begitu pula Imâm Al-Hâkim
dalam Al-Mustadrak-nya meriwayatkan hadits serupa,
لاَ
يَزَالُوْنَ يَخْرُجُوْنَ حَتَّى يَخْرُجَ آخِرُهُمْ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمْ
فَاقْتُلُوْهُمْ. قَالَهَا حَمَّادٌ ثَلاَثًا. هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَ
الْخَلِيْقَةِ. قَالَهَا حَمَّادٌ ثَلاَثًا. وَ قَالَ: قَالَ أَيْضًا - لاَ
يَرْجِعُوْنَ فِيْهِ.
”Mereka akan senantiasa eksis sampai
muncul generasi terakhir mereka. Apabila kalian berjumpa dengan mereka, maka
bunuhlah. Hammad menceritakan bahwa Nabi mengatakannya tiga kali. Mereka adalah
sejahat-jahatnya makhluk. Hammad menceritakan bahwa Nabi mengatakannya tiga
kali. Nabi juga mengatakan bahwa mereka tidak akan keluar dari doktrin
tersebut.”[12]
Menurut
hadits-hadits tersebut, Rasûlullâh r telah menjelaskan bahwa pemberontak ini akan terus
muncul membentuk kelompok di negara-negara muslim dan lingkungan sosialnya.
Kata lâ yazâlûna yukhrijûna [terus-menerus muncul] mengindikasikan bahwa
semua kelompok dengan ciri-ciri ini adalah Khawârij. Mereka akan terus muncul
sampai kelompok terakhir mereka yang bergabung dengan Al-Dajjâl sesaat
sebelum Kiamat.
17.3.
Kesimpulan
Diskusi panjang lebar ini menjelaskan
kepada kita bahwa simbol, ciri-ciri, dan wajah Khawârij terbukti nampak pada
bayang-bayang yang diwujudkan para teroris hari ini. Oleh sebab itu, sudah
menjadi kewajiban agama dan negara untuk mengungkap siapa mereka dan bagaimana
aktivitas mereka di dalam usaha mereka menghancurkan suasana damai dan hidup
berdampingan.
Meski mereka menutupi diri mereka
dengan topeng agama, kita tidak boleh dibodohi oleh kebusukan dan kebejatan
yang mereka tunjukkan, siapa mereka sebenarnya. Mereka sama sekali tidak ada
hubungannya dengan Islâm, apapun jebakan agama yang mereka gunakan. Mereka
telah keluar dari bingkai Islâm dan melampauinya (yamruqûna) seperti
melesatnya anak panah dalam dunia perburuan; kejahatan mereka tidak bisa
diasosiasikan dengan Islâm atau orang Islâm.
Rasûlullâh r
telah meramalkan akan terus-menerusnya bermunculan Khawârij di setiap masa
dalam bentuk kelompok militan yang terorganisir yang membahayakan ummat Islâm.
Karena ciri-ciri inilah, Khawârij dapat dikenali dengan baik. Ummat Islâm tidak
boleh terkecoh oleh tampilan religius, slogan, klaim sombong mereka tentang syarî’ah. Dan secara simultan, Rasûlullâh r
telah menegaskan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan untuk membasmi
mereka, dengan tujuan untuk menciptakan rasa damai di masyarakat dari teror,
pembunuhan, dan fitnah mereka. Itulah alasan kenapa ‘Alî bin Abî Thâlib t
dan para sahabat yang bergabung di pasukannya membasmi teroris hingga ke
akar-akarnya di tingkat pemerintah hingga menjadi landasan Sunnah bagi generasi
selanjutnya.
[1] Untuk lebih jauh
mengetahui hadits yang diriwayatkan tentang Khawârij, lihat buku penulis yang
lainnya, Al-Intibâh li Al-Khawârij wa Al-Harûrâh.
[2] HR. Ahmad bin Hanbal
dalam Al-Musnad, 2:209 hadits ke 6952; Al-Thabranî dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, 7:41 hadits ke 6791;
Al-Hâkim dalam Al-Mustadrak, 4:556 hadits ke 8558; Al-Thayâlisî dalam Al-Musnad,
hal. 302; dan Abû Nu’aim
dalam Hilyah Al-Auliyâ’, 6:54.
[3] HR. Al-Tirmidzî dalam Al-Sunan:
Kitab Al-Zuhud, 4:604 hadits ke 2404.
[4] HR. Al-Thabrânî dalam Al-Mu’jam Al-Kabîr, 11:99 hadits ke 11169;
dan Al-Mu’jam
Al-Shaghîr, 2:111 hadits ke 869.
[5] Ibnu Taimiyyah dalam Al-Nubuwwât,
hal. 222.
[6] Ibid., hal. 222-223.
[7] Ibnu Hajar Al-‘Asqalânî
dalam Fath Al-Bârî, 1:432.
[8] Ibid., 1:459.
[9] Ibnu Hajar Al-‘Asqalânî
dalam Tahdhzîb Al-Tahdhzîb, 8:114.
[10] HR. Al-Nasâ’î dalam Al-Sunan: Kitab Tahrîm
Al-Dam, Bab: Tentang Seseorang yang Menghunus Pedang dan Memamerkannya pada
Orang-orang, 7:119 hadits ke 4103; Al-Nasâ’î dalam Al-Sunan Al-Kubrâ,
2:312 hadits ke 3566; Al-Bazzâr dalam Al-Musnad, 9:294 hadits ke 3846;
dan Al-Thayâlîsî dalam Al-Musnad, 1:124 hadits ke 923.
[11] HR. Ahmad bin Hanbal
dalam Al-Musnad, 4:421 hadits ke 19798; Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf,
7:559 hadits ke 37917; dan Al-Ruyânî dalam Al-Musnad, 2:26 hadits ke
766.
[12] HR. Al-Hâkim dalam Al-Mustadrak,
2:160 hadits ke 2647; dan Al-Haitsamî dalam Majma’ Al-Zawâ’id, 6:229.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar