SIAPAKAH YANG TELAH
MERACUN AL-HASAN BIN ALI?
Oleh Ibnu Ohan, Lc
Sejarah mencatat bahwa Al-Hasan meninggal karena diracun. Menurut sebuah
riwayat bahwa Hasan bin Ali semoga Allah meridhai mereka, meninggal karena
diracun oleh istrinya Ja’dah binti Al-Asy’ats. Riwayat lain mengatakan bahwa
Mu'awiyah lah yang telah menyuruh Ja’dah untuk meracun Hasan bin Ali. Hal ini
dilakukan karena Mu’awiyah suka terhadap Ja’dah dan berjanji dia akan menikahi
Ja’dah sepeninggal Hasan. Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Yazid bin
Muawiyah lah yang telah menyuruh seluruh pembantu Hasan untuk menaruh racun di
makanan dan minuman Hasan.
Sebenarnya, Hasan tidak tahu, siapa yang telah meracuni dirinya. Begitu
pula dengan Husein. Husein tidak tahu, siapa yang telah meracuni saudaranya
itu. Karena pada saat Hasan sedang sakaratul maut, datanglah Husein dan
bertanya kepadanya, “Wahai saudaraku, siapakah yang telah meracunmu?” Hasan,
“Untuk apa engkau menanyakan hal ini? Apakah untuk menuntut balas/qisas?”
Husein, “Iya!” Hasan, “Biarkan saja nanti di hadapan Allah SWT, saya dan dia
akan beradu argumentasi. Biarlah Allah SWT yang menghukumnya!” Dari sini sudah
bisa disimpulkan, jika Hasan sendiri tidak mengetahui secara pasti, siapa yang
telah meracunnya. Demikian juga dengan Husein. Andai saja Husein tahu dengan
pasti orang yang telah meracun Hasan, tentu Husein akan menuntut balas.
Yang menjadi pertanyaan adalah, “Dari mana orang-orang tahu jika Ja’dah lah
yang telah meracun Hasan?” Atau, “Apakah betul, jika Muawiyah lah orangnya yang
telah meracun Hasan?”
Jawabannya, Pertama, “Mana mungkin seorang isteri tega meracun suaminya
yang saleh. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka seorang isteri seperti ini
layak mendapatkan laknat dari Allah SWT, para malaikat dan seluruh manusia. Sesungguhnya
Ja’dah binti Al-Asy’ats bin Qais tidak memerlukan kekayaan atau jabatan
sehingga dia tergiur oleh tawaran Muawiyah untuk membunuh suaminya Hasan bin
Ali karena Muawiyah akan memberinya kekayaan. Karena Hasan adalah orang yang
paling baik di zamannya. Karena Hasan adalah cucu Rasulullah SAW, ibunya
Fathimah binti Rasulullah SAW dan ayahnya, yaitu Ali bin Abi Thalib merupakan
salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga dan merupakan khalifah
yang keempat. Apakah mungkin Ja’dah mau meracun Hasan dan kemudian dia menikah
dengan Muawiyah?”
Kedua, “Apakah mungkin Muawiyah yang telah diberi tahta kekuasaan oleh
Hasan, justru dia mengucapkan rasa terima kasihnya dengan meracun orang yang
telah memberinya kekuasaan? Ini juga tidak mungkin, karena hubungan antara
Muawiyah dengan Hasan sangat terjaga dengan baik. Tidak ada api permusuhan di
antara keduanya. Oleh karena itu,
makanya Hasan rela mengalah memberikan tampuk kekuasaan yang telah
diamanahkan penduduk Kufah kepada Muawiyah demi menjaga keamanan dan supaya
pertumpahan darah di antara sesama muslim tidak terjadi lagi.”
Kisah ini sesungguhnya telah menampar wajah para pengikut Syiah yang
berkeyakinan jika para imam mereka itu adalah maksum dan mereka mengetahui alam
gaib sampai mereka mengetahui kapan mereka meninggal dunia. Pertanyaan, “Apakah
benar Hasan tahu akan ajalnya? Jika beliau sudah tahu ajalnya adalah diracun
pada hari A dan di kota A misalnya, maka
dia seharusnya bisa selamat dengan cara pergi jauh dari kota A atau pergi
sebelum hari A tiba. Bukankah begitu?”
Wasalam.
bukan..
BalasHapusDalilnya mana jangan seenaknya menyimpulkan, abu Sofyan itu sahabat nabi
BalasHapus