UNDANG–UNDANG
TENTANG WARGA NEGARA INDONESIA
KETURUNAN TIONG HOA DAN DAKWAH ISLAM
(dr.H.K.)
Pada
tahun 1952, Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno di depan Parlemen waktu itu menguraikan
tentang Rencana Undang-Undang Warga Negara. Beliau mengatakan :
Usulan Undang–Undang ini
tujuannya :
- Menghapuskan Undang- Undang Warga Negara
Warisan Kolonial Belanda
- Undang–Undang Baru ini memberikan Status yang
sama terhadap Warga Negara tanpa melihat asal usulnya.
- Diharapkan Undang–Undang baru ini akan
mendorong dan mempercepat PEMBAURAN.
- Terhadap Golongan
Turunan Arab, yang nyatanya telah membaur diberlakukan ”STELSEL PASIF ”artinya; Tiga/enam bulan
Undang–Undang berlaku efektiv TIDAK MENOLAK OTOMATIS MENJADI WARGA NEGARA”
tanpa mengajukan permohonan untuk menjadi Warga Negara Indonesia.
Rencana Undang–Undang itu
diterima oleh Parlemen. Diterrima oleh semua Partai Politik, kecuali Partai
Masyumi. Mengapa ada perlakuan lain
terhadap Golongan Arab? Undang-Undang Kolonial Belanda memperlakukan TIGA
TINGKATAN WARGA NEGARA.
- Tingkat Pertama: Penduduk asal Belanda dan
Eropa dan beragama Nasarani.
- Tingkat Kedua: Penduduk asal TURUNAN ASING, CINA,
ARAB, INDIA dan lainnya.
- Tingkat Ketiga : Penduduk PRIBUMI dengan
nama INLANDER.
Setiap
tingkat mempunyai keistimewaan perlakuan
sosial-politik, ekonomi dan perdagangan, pendidikan dan pengelompokan tempat
tinggal. Golongan Arab bereaksi secara sporadis menolak perlakuan sebagai TIMUR
ASING . Di banyak daerah meminta diperlakukan sebagai PRIBUMI.
Pada
28 Oktober 1928, Pemuda Pribumi yang terdidik dari bermacam suku dan agama melakukan Kongres Pemuda Kedua dan be- ikrar bahwa mereka :
BERBANGSA SATU –BANGSA INDONESIA.
BERNEGARA SATU –NEGARA INDONESIA.
BERBAHASA SATU- BAHASA INDONESIA.
Peristiwa ini dikenal sebagai
SUMPAH PEMUDA dan diperingati setiap
tahun.
Pada tahun 1934 Abdurrahman Baswedan** mendirikan PARTAI
ARAB INDONESIA (PAI). Pada Muktamar Pertama
mengadopsi SUMPAH PEMUDA. Artinya golongan Arab secara kolektif memperlakukan
dirinya sama dengan Pribumi dan melepaskan
fasilitas yang enak sebagai TIMUR ASING.
Pembauran golongan Arab
bukan hanya karena agama Islam tapi juga
faktor sikap politik yang NASIONALIS. Pada tahun 1936 Partai Arab Indonesia diterima bergabung sebagai anggota GAPI (Gabungan Partai Indonesia).
Turunan Cina sejak 1905 mendirikan Organisasi Tionghoa dengan nama Tionghoa Hwee Koan (THHK) yang bergerak
dalam Perdagangan yang exklusiv hanya
untuk kalangan Tionghoa (Cina), pendidikan dan olah raga.
Faktor kedua (setelah
kemerdekaan) yang tak kalah penting: Golongan Arab menolak waktu diberi dua kursi di Parlemen sebagai
Golongan Minoritas.
Abdurrahaman Baswedan, Mr. Hamid Al Gadri dan
tokoh lain menyatakan akan duduk di
Parlemen sebagai Wakil Partai. Pada
kenyataan Warga Negara Asal Turunan Arab di Parlemen berjumlah lebih dari dua puluh mewakili banyak Partai
Politik.
Bagaimana Golongan Cina
Pada
zaman kolonial, golongan Cina menikmati status Timur Asing. Kalau ada yang
beragama Nasrani, fasilitasnya ditambah. Mereka menyebut golongan Pribumi HUWANA artinya setan hitam. Berbeda dengan golongan Arab yang menyebut Pribumi
dengan sebutan AHWAL (saudara Ibu)
atau WATANI (Pemilik Negeri).
Sikap Turunan Cina terhadap Rencana Undang Undang Warga Negara ada tiga kelompok :
1. Menolak dan tetap memilih Warga Negara CINA.
2.
Meminta DWI WARGA NEGARA, CINA dan INDONESIA .
3.
Menerima sebagai Warga Negara Indonesia .
Karena
sikap itu kepada golongan CINA diperlakukan harus
menempuh bermacam proses dan harus
MEMOHON untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Di Zaman kolonial, sebagian
besar golongan Cina beragama Budha.
Saat ini dari enam juta
golongan Cina, lebih dari 50 % beralih ke
agama Nasrani/Kristen, Katolik atau Pantekosta. Hanya 30.000 (tiga puluh
ribu =0,5 %) saja yang beralih ke Islam. Lainnya tetap beragama Budha. Ini adalah gejala aneh. Imigran Cina
yang tersebar di seluruh dunia biasanya menganut agama seperti agama yang dianut mayoritas penduduk di
mana mereka tinggal. Di Thailand beragama Budha, di Philipina beragama Katolik dan
di Amerika beragama Protestan. Di Indonesia mereka masih dipengaruhi doktrin yang
ditanamkan oleh kolonial Balanda bahwa masuk
Islam itu artinya kumpul dengan orang bodoh
dan miskin.
Mengapa demikian?
Anggapan masuk Islam sama dengan menjadi miskin, bodoh
dan terbelakang hasil didikan kolonial Belanda masih susah dihapuskan. Mereka
menjadi operator ekonomi dari tingkat paling
atas di kota sampai paling bawah di
pedesaan. Pada tahun 1953, Pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa golongan Cina tidak boleh bermukim dan
berdagang di desa. Maksud peraturan ini untuk mendorong timbulnya pedagang
pribumi di desa. Setelah berjalan dua
tahun, Pemerintah terpaksa mencabut peraturan
ini, karena kekosongan yang ditinggal
oleh pedagang kecil Cina sangat lambat diisi oleh Golongan Pribumi.
Sebagai operator pedagang kecil di pedesaan, kaum pribumi ternyata tak efektiv.
Harga kebutuhan sehari-hari menjadi lebih
tinggi. Kerena sistim pendidikan Kolonial tak membatasi pendidikan untuk
golongan Cina dan mereka bisa dan mampu mendirikan Sekolah Swasta Cina, tingkat pendidikan turunan
Cina lebih tinggi dari pribumi. Untuk mengatasi faktor tersebut, Pemerentah membuat
kebijakan yang agak rasialis.
1. Mendeportasi golongan
Cina yang menolak menjadi Warga Negara Indonesia dan kelompok
yang meminta Dwi Warga Negara yang
bersuara vokal. Lebih dari 15.000 (lima belas ribu) orang yang dideportasi
waktu negara dalam keadaan Darurat Perang (tahun 1957).
2. Menutup semua Sekolah Swasta exklusiv untuk golongan Cina.
3.
Dilarang mengajarkan dan menyebarkan tulisan berbahasa Cina.
4. Melarang mengekspresikan kebudayaan khas Cina di depan
umum.
5. Tidak mengakui Kong Hu Cu sebagai
Agama.
6. Menggiatkan DAKWAH AGAMA
ISLAM di kalangna Cina.
7. Melarang golongan Cina masuk Akademi Militer, dan Kepolisian serta
membatasi yang bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil dan pembatasan yang bisa
diterima di Universitas Negeri.
Kebijakan ini diberlakukan sejak zaman Soekarno dan dilanjutkan
oleh Presiden Soeharto. Soeharto menggantikan Soekarno setelah berhasil
menggagalkan Usaha Perebutan Kekuasaan oleh Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965. Hasil investigasi
menunjukkan bahwa ada campur tangan Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) dalam
usaha perebutan kekuasaan itu. Sampai tahun 1989, Presiden Soeharto tidak membuat
hubungan deplomatik dengan RRC.
Ada perbedaan dalam penerapan. Soekarno memberi Posisi Politik untuk keturunan
Cina yang beragama Islam. Muhammad Hasan
(dari Partai Nahdlatul Ulama) menjadi Menteri
Perdagangan dan Lie Kiat Teng (Partai
Sarekat Islam) menjadi Menteri Kesehatan.Tapi Soekarno sangat membatasi kiprah
Ekonomi Tururan Cina. Presiden Soeharto memberikan keleluasaan ekonomi,
tapi tak memberi posisi politik kecuali pada satu orang Bob Muhammad Hasan
(Muallaf Cina), sebagai Menteri Perdagangan pada Kabinet terahir Soeharto. Semua
kebijakan itu dimaksudkan untuk mendorong dan mempercepat PEMBAURAN. Dalam menggiatkan dakwah pada keturunan Cina,
Soeharto mendorong banyak misi Muhibah
Ulama Islam Cina (Peking) ke Jakarta dan dibawa keliling kota dengan konsentrasi penduduk turunan Cina yang besar seperti Medan, Surabaya dan
Bandung. Juga sebaliknya muallaf Cina
Indonesia berkunjung ke Cina.
Meminta Para Menteri
mengundang di rumah Dinas keturunan Cina Islam di
bulan Ramadhan untuk buka puasa dan tarawih bersama. Ketika seorang wanita Cina Islam, Lie Soe Moi menjadi
Juara Kedua Musabaqah Tilawatil Qur ’an Tingkat Nasional, Soeharto mendorong untuk sering ditampilkan pada acara resmi sebagai
Pembaca Qur ’an. Soeharto menerima
pimpinan Islam Cina pada audensi di Istana Presiden dan memberikan posisi
sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung pada Yunus Yahya (muallaf Cina ) yang waktu itu sangat populer berdakwa. Secara
khusus Soeharto meminta Jenderal Alam
Syah untuk membina muallaf Cina. Organisasi Muallaf Cina secara Nasional yang
sebelumnya bernama Persatuan Islam Tionghoa Indonesia di singkat PITI, dirubah
oleh Jenderal Alam Syah menjadi Pembina Iman Tauhid Indonesia. Singkatannya
tetap PITI. Alam Syah mengatakan tak ada Islam Cina atau Islam Jawa.
Yunus Yahya mendirikan masjid di komplek Pertokoan Cina di jalan Lautse, yang diasuh oleh Yayasan
Karim Oei dan mendorong berdirinya masjid di Pusat Belanja Cina di Glodok. Kedua masjid ini dijadikan pusat
kegiatan dakwah. Almarhum Tal’at Amin Hamdi dan Abdullah Alim pernah sembahyang
Jum’ah dan taraweh di masjid ini.
Tokoh Utama muslim Cina waktu itu :
1. Faisal Tung, pedagang (sudah meninggal)
2. Haji Mas Agung pemilik Jaringan Toko Buku Mas Agung dan buku- buku Islam,Toko Buku Wali Songo, (sudah meninggal). Beberapa
kali Tal’at Amin Hamdi menerima kedatangan Haji Mas Agung dan sembahyang Jumat
di masjid Wali Songo yang didirikan oleh Mas Agung pribadi.
3. Abdul Karim Oei. Pernah menjadi Ketua Wilayah Muhammadyah di Propinsi
Bengkulu. (sudah meninggal).
4. Jendral Alam Syah. Pembina Muallaf Cina, (sudah meninggal).
5. Yunus Yahya, (sakit tua).
6. Usman Efendi, tokoh muda, seorang wartawan. Dia penggerak dakwah Islam
muallaf Cina melalui saluran TV. (sudah
meninggal)
Usman Effendi banyak menulis tentang muallaf Cina di Indonesia dan
menulis tentang Islam di Negara Cina. Maksud penulisan untuk memberi penerangan
bahwa banyak juga penganut Islam dan masjid di Peking, Kanton dan Sing Kiang
penganut Islam. Di Peking ada 42 Masjid.
Tokoh yang masih hidup.
1. DR Hembing, ahli Terapi Tusuk Jarum dan Pengobatan Herbal. Beberapa kali
bertemu dengan (alm) Tal ’at Amin Hamdi.
2. Jhoni Yusuf Abdullah. Mempunyai Perusahaan Pemetaan Jalur Pipa Gas dan kabel
Serat Optik di bawah Laut.
3. Haji Amid Grundig , -Pedagang alat Elektronik.
4.
Max Mulyadi. Pemilik Pabrik Garmen dan Kaos Kneting.
5.
Hartono, muallaf di Surabaya . Pendiri Masjid Ceng Ho.
6. Haji Amin di
Bandung. Mempunyai travel yg mempunyai program mengunjungi pusat-pusat Islam di
Cina.
7.
DR Syafii Antonio. Ahli Bank Syariah. Dia mendapat beasiswa dari Kedutaan
Yordan untuk sekolah di Al-Bait University , Amman ,
Yordan. Kemudian berkembang menempuh pendidikan lanjutan. Berhasil banyak menarik kaum Muda Cina yang terdidik untuk masuk Islam.
8. Surya
Saputra. Pendakwah. Setiap Jumat selalu menjadi khatib Salat Jum’at. Putranya
sekolah di Sekolah Al-Haramain.
9. Alifuddin. Penceramah yang banyak diminati masyarakat.
10. Anton Medan. Masa lalulunya kelam. Diputus Pengadilan bersalah dalam satu
tindakan kriminal. Di Penjara dia masuk Islam. Saat ini mengasuh Pesantren dan
mengasuh anak Jalanan di pesantrennya.
11. Irene Handono. Wanita turunan Cina yang sebelumya Pendeta Protestan.
Banyak menulis buku tentang perbandingan Islam dan Nasrani.
12. Denny Sanusi. Pada tahun 1987 termasuk salah seorang pendiri PITI.
Anaknya sekolah di Al-Haramain.
Dakwah Islam dari
kalangan muallaf Cina sangat semarak pada tahun 1980 sampai 1992. Dalam sekala Nasional,
dakwah di wadahi organisasi PITI (Pembina Iman Tauhid Indonesia). Sejak 1992
setelah banyak tokoh yang wafat dan jatuh nya Soeharto kegiatan dakwah mulai
meredup dan tambah meredup setelah hambatan expressi Kebudayaan Cina dan
pengajaran Bahasa Cina TIDAK DILARANG sejak tahun 1999. Dua orang tokoh Politik, Amin
Rais dan Abdurrahman Wahid, dengan tujuan untuk merangkul dan mendapat pengikut dan bantuan dana menuju Pemilihan Umum
tahun 1999, secara vokal menyerang kebijakan Soekarno dan Soeharto. Max Mulyadi mengundang Amin Rais
untuk sembahyang dan menjadi khatib salat Jumat di Masjid Lautse. Maktu makan
siang setelah salat Jumat, Max
Mulyadi,Yunus Yahya dan DR. Hembing menyampaikan pendapatnya bahwa kebijakan melarang expressi Kebudayaan
Cina dan pengajaran serta penerbitan Bahasa Cina masih perlu diteruskan. Karena
hanya dengan jalan itu Turunan Cina akan
melupakan Negara Leluhur dan akan mempercepat proses pembauran. Dengan ringan
Amin Rais menjawab, ”Saya menginginkan dukungan dari mereka.” Abdurrahman
Wahid mendorong dengan segala cara agama Kong Hu Cu diakui sebagai agama dan
pemerintah tak melarang nikah dengan dasar agama Kong Hu Cu . Di negara Cina,
Kong Hu Cu sampai saat ini bukan agama, tapi ajaran falsafah hidup. Perlu
diketahui hampir setiap 10-12 tahun di Jakarta dan Surabaya dan Bandung selalu
ada kerusuhan rasial yang membakar
pertokoan Cina. Penyebab Utama bukan hanya
kecemburuan sosial saja, tapi karena Turunan Cina hidup hanya mengelompok
(exklusif) di antara mereka saja. Saat ini pemberian gaji pada turunan
Cina dan bukan Cina pada kegiatan
industri dan Perusahaan Asuransi dan Bank yang dimiliki Bos Cina berbeda.
Akibat sikap demikian, Parlemen sedang membuat peraturan yang akan memberikan
sangsi hukum terhadap pemberian gaji
yang berlainan.
STRATEGI DAKWAH
Bagaimana
cara dakwah yang efektif? Yunus Yahya melihat kiprah DR. Syafii Antonio, menggagas:
- Untuk sebanyak-banyaknya anak muda muallaf
Cina didorong untuk menguasai bahasa
Arab dan dasar Tauhid yang benar.
- Memperbanyak misi muhibah ke Cina dan
mengundang ulama Cina Daratan ke Indonesia.
- Mensosialisasikan bahwa Islam di Cina sudah
lama berkembang dan bukan agama asing. Dinasti MING (1280 -1632 M) adalah dinasti
yang banyak mengangkat Petinggi Negara, seperti Menteri dan Panglima
Angkatan Lautnya beragama Islam. Dinasti Qing (1632 – 1911) yang menjatuhkan Dinasti Ming, menekan Islam.
Sun Yat Sen yang memimpin pemberontakan yang menjatuhkan Dinasti Qing (th
1912) tak menekan Islam demikian juga Pemerintahan Kho Min Tang dengan
Presiden, Jendral Chiang Kai Sek tak menekan Islam. Sebelum Komunis
berkuasa th 1949, di Peking ada 42 masjid.
- Masjid Al Munawwarah di Kanton (Guangzu) Cina Selatan, sudah berdiri sebelum 20 (dua puluh) tahun Muhammad
Rasulullah (SWT) wafat. Perlu dipopulerkan karena akan berguna untuk
mensosialisasikan bahwa di Cina Islam bukan agama yang asing.
- Mempopulerkan bahwa Panglima Angkatan
Lauit Cina CENG HO pada zaman dinasti
Ming beragama Islam.
Sikap Budaya Ras Cina di manapun dia berada sebagai imigran selalu hidup exklusif, sebelum ada proses terserah pada agama anutan masyrakat
di mana dia berada. Soekarno dan Soeharto melihat ada keunggulan sifat
kerja keras dan giat dalam berusaha (berdagang). Dari produsen, distributor
sampai toko klontong Cina di Indonesia mempunyai rantai pengikat yang kuat karena
perasaan satu ras. Untuk memotong sifat-sifat ini ditempuh pelarangan
mengajarkan bahasa dan tulisan Cina, mengexpresikan kebudayaan khas Cina di depan
publik.
Sebagai operator akan sangat bermanfaat kalau masyarakat Turunan Cina,
bisa membaur dan merasa dengan tulus bahwa Indonesia adalah Tanah Airnya.
Kapan Islam Sampai ke Cina?
Menurut
Ibnu Batutah, tiga ratus tahun sebelum Islam, sudah banyak pedagang Arab
bermukim di Cina Selatan terutama di Kanton. Mereka datang melalui jalan darat
dan laut. Salah satu muhajirin ke Habasyah bernama SAAD IBNU LUBAID tak betah dan pergi ke Muikalla (Yaman Selatan). Dari
Muikalla mengikuti pelayaran tradisionel sampai di Kanton. Dia menyembunyikan
keIslamannya. Sesudah FUTUH Mekah dan
beritanya sampai di Konton Saad menemukan banyak masyarakat asal Arab yang
beragama Islam yang masih menyembunyikan agamanya. Mereka setelah berembuk,
melakukan sembahyang secara terbuka dan mulai mendirikan masjid yang diberi
nama Masjid Al-Munawwarah. Sampai
saat ini masjid masih berdiri kokoh. Di
halaman masjid terdapat kuburan dengan
nisan bertulis SABIK BIN SAAD BIN ABI WAQQAS Putra Paman Rasulullah SWT salah
seorang sepuluh SAHABAT yang disebut Rasulullah SWT masuk surga. Mengapa
dengan nama sahabat? Karena yang meresmikan
adalah Saad bin Abi Waqkas. Pada tahun ke-17 setelah Rasulullah wafat, pasukan
Islam sudah sampai di tebing timur Pegunungan Tiang San, menerima utusan Kaisar
Cina yang meminta tolong masuk utusan untuk meminta agar pasukan Islam
membantunya melawan keponakannya. Muallif Ibnu Abi Syafr, Panglima Pasukan
Islam menjawab bahwa dirinya tak bisa
memutuskan tapi akan melaporkan dulu pada Khalifah Usman.
Khalifah
Usman menyetujui dan mengirim tujuh ribu pasukan berkuda dipimpin oleh Saad
Ibnu Abi Waqqas. Pasukan Islam berhasil mendudukkan kembali Kaisar dan mengawal
sampai ke Ibu Kotanya, waktu itu CHANGI. Tujuh ribu pasukan Islam kawin dengan
perempuan Cina dan sebagian tetap mengawal Kaisar. Mendengar perisriwa ini
komunitas Islam di Kanton mengundang Saad bin Abi Waqqas untuk meresmikan
Masjid Al-Munawarah. Di Kanton Saad kawin dan putranya Sabik bin Abi Waqqas, diminta
untuk tetap di Kanton dengan ibunya. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-18
setelah wafat Rasulullah SAW. Artinya Islam di Asia Timur dimulai di Cina dan tentunya mereka berdakwah
seiring perdagangannnya ke Asia Tenggara dan tentunya ke Nusantara. Fakta ini
disembunyikan oleh Kolonia Belanda. Turunan Arab beragama
Islam dengan ibu Cina mengambil nama Cina tapi mencantumkan nama ayah yang berbahasa Arab sebagai nama marga.
Misalnya MA untuk Muhammad, SA untuk Saad dan Ye untuk Yusuf. Presiden Taiwan saat ini mempunyai nama
keluarga MA.
Kolonial
Belanda melarang dan menyembunyikan fakta ini dan menyebarkan bahwa Islam
sampai di Indonesia terutama Jawa hanya
dari Arab dan India dengan maksud untuk mencegah keturunan Cina masuk Islam.
Catatan**Rektor
Universitas Paramadina saat ini adalah Anis
bin Rasyid Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman
Baswedan. Menteri Keuangan dalam Kabinet Soeharto, tahun 1982 Sumarln membuat
Sistim Kredit untuk pribumi dengan syarat yang sangat mudah. Sumarlin membuat
surat pada semua Direksi Bank Pemerintah bahwa golongan Arab sama dengan pribumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar