Berita dari Jamaah LDII yang Telah Keluar dan Bertobat 
           
10/01/2001 
           
Atas taufik dan hidayah Allah SWT, banyak anggota jamaah LDII yang keluar, kemudian insaf setelah melihat dan merasakan dengan jelas kejanggalan-kejanggalan yang ada di dalam alirannya itu. Itu pun mereka ketahui setelah lama berkecimpung di dalam gerakan aliran ini. Berikut ini kisah-kisah meraka.  Mantan Anggota LDII/LEMKARI/ISLAM JAMAAH yang Keluar, Sekarang mereka berbicara tentang LDII yang Sesungguhnya di dalam kisah-kisah nyata ini, mantan anggota jamaah LDII banyak mengungkapkan kata-kata yang bernada keras dan kasar terhadap bekas          alirannya ini. Hal ini wajar, mengingat mereka merasa ditipu dengan tipuan yang sungguh luar biasa mujarab.
Simaklah kisah-kisah mereka berikut ini!
           
A. Kisah Nyata Rumah Tangga yang Pernah Bergabung dengan Jamaah LDII
           
Bandung, 5 April 1999
           
Kepada Yth.:
            Ketua Lembaga Peneliteian dan
Pengkajian Islam (LPPI)
           
Di Jakarta
           
Assalaamu'alaikum wr. wb.
           
Dengan hormat,
           
Saya ucapkan selamat atas diterbitkannya buku "BAHAYA ISLAM JAMAAH 
           
LEMKARI LDII" dan kami sudah membaca buku tersebut dari salah satu 
           
teman pengajian karena saya mencari di beberapa toko buku sudah 
           
habis, di mana saya harus mendapatkan lagi?
           
Nama saya Mochamad Djumhaeri, alamat: Jln. Nursijan 24, Bandung
40261            adalah salah satu korban
dari rezim LDII, sehingga rumah tangga saya             berantakan.
           
Sebelum ini saya tinggal di ibu kota Jakarta beserta istri dan anak. 
           
Saya bekerja di perusahaan swasta PT AR (sebelum perusahaan tersebut 
           
bangkrut karena krisis moneter). Sedangkan istri saya bekerja di 
           
perusahaan penerbangan Charter berkantor di Jakarta Selatan sebagai 
           
sekretaris direksi. Karena saya sering bertugas keluar kota atau ke 
           
cabang-cabang PT AR di seluruh Indonesia, sehingga saya meninggalkan 
           
istri dan anak karena tugas kantor. Sebelum rumah tangga pecah, 
           
istri dibai'at di Kebon Jeruk di saat saya ditugaskan di Yogyakarta 
           
selama 2,5 bulan. Saya pulang, istri langsung memohon cerai. Karena
saya   dikatakan haram dan najis melebihi
babi yang berlumpur, jelas saya 
           
kaget, padahal selama ini saya biarkan ia mengaji bersama 
           
teman-temannya di kantor istri, ia melakukan pengajian setiap hari 
           
dari jam 07.30 s.d. 09.00 WIB. Pulangnya ia sambung ngaji di sekitar 
           
rumah dari jam 19.00 s.d. 21.00 WIB. Sedangkan anak yang masih bayi 
           
diserahkan baby sister untuk mengurusnya. Ini terjadi setelah pindah 
           
kontrakan ke jalan Gamprit III Jatiwaringin Pondok Gede Jakarta Timur,
ternyata rumah tersebut milik warga LDII dan mesjidnya berjarak 100 m dari
rumah serta teman kerjanya menjadi tetangga saya. Seminggu sekali ia ngaji di
masjid Pondok Gede.
           
Permohonan cerai/talak dari istri, saya pertahankan dengan alasan 
           
orang tua/bapak mertua lagi sakit kangker dan anak masih bayi. 
           
Walaupun saya dikatakan kafir/tidak beragama/jahiliyah, tetapi hanya 
           
Allah yang tahu ibadahku, shalatku, puasaku semuanya demi Allah. 
           
Saya dan istri sama-sama Islam hanya beda organisasi, Islam jadi 
           
pecah. Setiap kali pulang ke Bandung ia selalu minta diantar ke 
           
masjid LDII Jln. Sekejati, Kiara Condong, Bandung. Gaji kami 
           
dipotong 10% untuk imamnya di LDII. Dan istri saya menjual rumah 
           
yang di Bogor dipotong 10 % untuk imamnya.
           
Puncak keributan kami, muncul setelah ada pihak ke-3 mencampuri 
           
urusan rumah tangga bernama Bpk. Halim sebagai imam kelompok kantor 
           
istri, ia satu pekerjaan dengan Dian (istri) kemudian saya didatangi 
            ustadznya dari LDII tetapi
alhamdulillah saya tidak terpengaruh, 
           
tetap pada akidah yang dianut sejak kecil sampai sekarang.
           
Karena saya teguh pada prinsip akidah, akhirnya saya ditelepon oleh 
           
Pak Halim, tidak ada petir dan hujan di siang bolong, ia
marah-marah,  sayang sekali ia via
telepon.
           
Setelah saya pertahankan kira-kira 1 (satu) tahun lebih, akhirnya 
           
jatuh talak 1 (satu) kepada Dian, sebab saya tidak mau lalim pada 
           
diri sendiri, dan kami sepakat bahwa saya tidak ambil harta tetapi 
           
saya ambil anak untuk diselamatkan, anak saya no.2 baru usia 1,9 
           
tahun dan Dian setuju asal dikabulkan permohonannya. Sejak itu 
           
sampai sekarang saya tidak boleh datang ke rumahnya yang di 
           
Jatiwaringin, padahal walau pisah kami masih saudara, karena adiknya 
           
nikah dengan kakak saya.
           
Dian pulang ke Bandung 1 (satu) bulan sekali untuk nengok anak. 
        
   Sebelum masuk LDII Dian
orangnya baik, suka hidup bermasyarakat, 
           
tetapi ia sekarang sombong, angkuh, pemarah dan suka tertutup, sebab 
           
calon masuk sorga menurut Islam Jamaah.
           
Saya berharap dalam doa mudah-mudahan mendapat hidayah dari Allah 
           
SWT. Supaya Dian sadar dan dapat berkumpul kembali dengan kami, 
           
untuk membentuk keluarga sakinah, amin.
           
Harapan saya kepada ulama dan umara untuk bisa menyelesaikan Islam 
           
Jamaah dengan tuntas sampai ke akarnya.
           
Dan mudah-mudahan pihak pemerintah bersama MUI dapat membubarkan 
           
kemunafikan dan kesesatan ajaran Lemkari/LDII yang sangat meresahkan 
           
ini. Semoga Allah melindungi korban-korban dari kekufuran LDII dan 
           
memberikan kekuatan kepada pihak-pihak terkait untuk memberantas 
           
kebathilan LDII, amin.
           
Wassalam
           
Hamba Allah
           
MOCHAMAD DJUHAERI
           
Tembusan disampaikan kepada Yth.
       
    Ketua MUI Pusat
           
B. Mereka yang Insaf dan Keluar dari LDII (Kami Contohkan Lima Orang)
             
Ia seorang pengasuh pesantren kecil, yaitu Al-Fatah dengan santri 
             
20 orang, di Desa Banjarmasin, Kec. Buduran, 5 km dari kota 
             
Sidoarjo, Jawa Timur. Belajar Alquran dan hadis pertama kali lewat 
             
Nurhasan al-Ubaidah, dan dalam tempo 6 bulan sudah menjadi kader. 
             
Suatu ketika ia menanyakan masalah kepada Nurhasan Al-Ubaidah, 
             
"Mengapa Nurhasan yang sudah amir kok malah memberi contoh 
             
tindakan yang berlawanan dengan syariat, yaitu bercanda dan 
             
berbicara cabul dengan wanita?" 
Nurhasan jadi berang, maka  kemudian: "Saya disuruh tobat 50 hari 50
malam, dan dilarang  mengikuti
pengajiannya selama itu dan diharuskan bai'at lagi." 
   Tak
lama setelah peristiwa itu, Subroto keluar dan sadar.
           2. Rina Wien Kusdiani
              Ia terlibat Islam Jamaah/LDII pada
tahun 1977 ketika seorang 
             
temannya datang memperkenalkan pengajian kepadanya. "Saya saat itu 
             
sangat ingin mempelajari agama. Kok datang temen saya, dan 
             
pengajarannya bagus," kata Rina. 
             
Akan tetapi, setelah lama kemudian ia merasa seperti yang 
             
dikatakannya, "Ada yang tidak beres dalam ajaran yang saya peluk 
             
ini," tutur Rina yang berkaca mata itu. Misalnya, soal keamiran 
             
yang menurut dia mirip kepausan (Katolik), juga pemaksaan pajak 
             
10% dan pengafiran kepada orang lain yang tidak sealiran. 
Rina  
mengaku pernah dua kali menghadap Imam Nurhasan yang dikiranya 
             
bisu itu, di kompleks Islam Jamaah/LDII di Karawang. Adapun 
             
kebisuan Nurhasan itu terjadi setelah peristiwa Malang: ia
(Nurhasan)  dipermak di sana, dengan ilmu
gaib segala, akibat melarikan gadis 
             
cantik kemenakan CPM ke Garut (Tempo, 15 September 1979).
 Rina 
berkomentar, "Saya lihat orangnya kelihatan agak sok." Rina
juga 
             
mengaku pernah diintimidasi setelah keluar dari aliran sesat ini. 
             
"Tetapi, saya tidak takut. Kita kini harus terbuka, dan dalam 
             
mencari kebenaran harus melalui proses yang wajar."
             
3. Bambang Permono
             
Pada tahun 1977 ia masuk Islam Jamaah/LDII dan tahun itu pula 
             
dibai'at. Ia keluar dari aliran sesat ini karena beberapa 
             
peraturan yang dibuat amir tidak mungkin lagi diterimanya: Pada 
             
waktu itu tidak boleh mendengarkan radio, nonton tv, baca koran, 
             
majalah, dan lain-lain. Mungkin sekarang ini peraturannya sudah 
             
berganti dengan lunak. Tahun 1979 ia sudah mau keluar setelah ada 
             
peristiwa ramai-ramai Islam Jamaah. Ketika itu ia pimpinan masjid 
             
di Cempaka, ia berada tak jauh dari masjid dekat rumah Benyamin S di
Kemayoran yang digerebek rakyat (Majalah Tempo, 15 September 1979). Nah,
             
Bambang saat itu ingin bertemu amir untuk minta pendapat: 
             
Bagaimana jalan keluarnya kalau aksi masa merembet ke Cempaka. 
             
"Kok imamnya pada ngumpet. Batang hidung mereka tidak kelihatan. 
             
Padahal, itu belum lagi masalah besar. Lalu, bagaimana kalau yang 
             
lebih gawat terjadi?" 
Bambang mengambil kesimpulan: Pengurus
tidak  bertanggung jawab. "Di dunia
sudah tidak berani menjamin apalagi   di
akhirat."
             
4. Debby Nasution
             
Selebritis, pencinta lagu dan yang tergabung dalam group Achmad 
             
Albar, God Bless ini, termasuk tenaga militan Islam Jamaah/LDII. 
             
Sebagian besar aktivitasnya, mulai dari ia masuk Islam Jamaah 
             
sejak umur 18 tahun, diperuntukkan mengaji. Boleh dibilang Debby 
             
anak emas Ubaidah dan ini diakuinya. 
             
Toh dia memberontak. Masalah pokok yang dia bahas kemudian 
             
ditentangkan pada amirnya adalah soal keamiran dan bai'at dalam 
             
Islam. Tetapi, mengapa tidak sejak dulu? 
              
"Dulu itu darah muda," katanya.
 Kemudian Debby mengaji kepada ustad-ustad lain
dan  akhirnya menemukan
kepalsuan-kepalsuan hadis yang dijejalkannya  
selama ini. Beringas memang ciri Islam Jamaah. Memaki kepada
yang  bukan Islam Jamaah dengan sebutan
babi, anjing, adalah lumrah. 
              Menurut Debby, "Apa begitu moral
Rasulullah?" Dan, kata-kata itu 
             
diucapkan di masjid!
           
 5. Bambang Irawan bin
Hafiludin
             
Ia adalah orang kedua setelah Nurhasan Ubaidah Lubis, bahkan 
           
  pernah menjadi menantunya. Ayah
lima anak (setelah tahun 2002, anaknya lebih dari sepuluh red) kelahiran
Pamekasan  Madura itu mengaku, sejak usia
20 tahun sudah bersimpati kepada  aliran
ini, yang waktu itu masih bernama Darul Hadis. 
   Memang
demikian kuatnya pengaruh Nurhasan Ubaidah, menurut Bambang, 
             
sampai-sampai orang bersedia menelan ludahnya Nurhasan Ubaidah. 
"Alhamdulillah,  saya tidak sampai berbuat begitu,"
ujarnya.
 Caranya,
orang itu mangap, kemudian Ubaidah meludahi mulutnya. Konon agar mudah
mencari ilmu. 
             
Proses kesadaran timbul setelah pergi ke Mekah 1974. Di Mekah ia 
             
dan rombongan tidak hanya naik haji, tetapi juga belajar 
             
memperdalam Al-Quran dan Hadis kepada beberapa ulama. Di Saudi 
             
memang usaha Darul Hadis mendapat pujian. Tetapi, setelah 
             
diceritakan bagaimana praktiknya, ulama Syekh Abdul Aziz malah 
             
berang. 
  
"Ini namanya pekerjaan dajjal," ujar sang ulama Saudi itu. 
          
   Bambang menyatakan resmi keluar
dari aliran sesat ini awal 
             
Desember 1982. Bambang mengatakan bahwa tenaga teras aliran sesat 
             
ini umumnya hebat, semangatnya tinggi, bisa membaca kitab. 
             
Sayangnya mereka masih dalam biusan Dajjal Madigol.
           
C. Ada Contoh Serombongan Keluarga/Famili yang Insaf dan Keluar dari 
           
LDII
           
Cimahi, Oktober 1999
           
Kepada
             
Dewan Pimpinan Pusat LDII Dr. Ir. K.H. Abdullah Syam, M.Sc. 
             
Jln. Tawakal 9 No. 18, telp. 5605851/5682232 Jakbar.
             
Imam Amirul Mukminin Pusat Kerajaan/Dinasti Mafia Islam Jamaah 
             
Abdul Dhahir bin Madigol
             
Pondok Pesantren Burengan, Banjaran, Kediri, Jawa Timur. 
             
Pimpinan Cabang LDII Kec. Cimahi Tengah, Drs. Agus Suganda, Pasar 
             
Atas Cimahi
             
Imam Amirul Mukminin Desa Padalarang/Ciburuy/Kerajaan/Dinasti 
             
Mafia Islam Jamaah, Widjanarko (Guru SMK Sangkuriang, Cimahi), 
             
Komplek Pemda No. 206 RT 03/RW XIV, Kelurahan Padasuka Cimahi, 
             
Telp. 641313
             
Pimpinan Anak Cabang LDII Selamet SM, Perum PJKA, Kelurahan 
             
Padasuka, RT 04/RW 14, No. 34, Cimahi.
             
Imam Amirul Mukminin Kelompok Padasika Kerajaan/Dinasti Mafia 
             
Islam Jamaah Ir. Sutikna, Perum Bukit Permata, Desa Tani Mulya, 
             
Kec. Ngamprah, Padalarang.
           
Di tempat
Dengan ini yang bertanda tangan di bawah ini,
bahwa saya:
           
R. Didi Garnadi
           
Perumahan Permata Cimahi, Jln. Zamrud III No. 402/12, Cimahi
           
Telp. (022)6648784
           
Sejak tahun 1979 sampai dengan tanggal 29 Mei 1999, kami berada 
           
dalam kerajaan/dinasti mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII yang 
           
di bawah keamiran/keimaman Amirul Mukminin NUR HASAN UBAIDAH/MADIGOL 
           
(Alm. Tahun 1982 kecelakaan di jalan Raya Tegal-Cirebon tabrakan 
           
dengan truk Fuso) sekarang diteruskan anaknya kerajaan tersebut 
           
yaitu ABDUL DHOHIR BIN MADIGOL sebagai Amirul Mukminin di dunia. 
           
Selama ini banyak sekali yang kami temui kejanggalan-kejanggalan 
           
yang tidak ada penyelesaiannya bagi kami di antaranya sebagai 
           
berikut:
             
Diharuskan berbai'at kepada amirul mukminin;
             
Sistem ilmu manqul, musnad muttasil/sistem belenggu otak/dijadikan 
             
robot;
             
Selalu sombong, licik, ujub, takabbur, selalu merasa benar 
             
sendiri, dan selalu mengukur kebenaran dengan dirinya dan 
             
kelompoknya sendiri;
             
Tidak boleh baca buku-buku agama, kecuali buku-buku agama yang 
             
dikeluarkan amirul mukminin dari kerajaan/dinasti mafia Islam 
             
Jamaah, LEMKARI, LDII;
             
Tidak boleh mendengarkan/mengikuti ceramah dari televisi baik 
             
media massa maupun lainnya;
             
Perintah amirul mukminin wajib bersepak bola dan pencak silatan 
             
dalam masjid untuk persiapan perang melawan orang kafir dengan 
             
istilah "Bola Pendem" (sewaktu-waktu bisa digerakkan/bala
tentara 
             
siap tempur berani mati/jihad);
             
Amirul mukminin kerajaan/dinasti mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII 
             
bahwa Nur Hasan Ubaidah lebih tinggi derajatnya dan lebih tinggi 
             
bobotnya daripada manusia sedunia, maka hukumnya wajib para jamaah 
             
bersyukur kepada amirul mukminin/imam kerajaan mafia Islam Jamaah, 
             
LEMKARI, LDII, sebab dengan adanya beliau maka jamaah pasti masuk 
             
surga!
             
Penentuan wajibnya menyetorkan infak maksimum 10% kepada amirul 
             
mukminin/imam kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII tiap 
             
satu-satunya jamaah;
             
Pernikahan yang sah/halal ialah yang dilaksanakan akad nikah dalam 
             
amirul mukminin/imam kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII, 
             
sehingga ada istilah "Nikah Dalam". Adapun pelaksanaan
pernikahan 
             
melalui pemerintah yang sah Republik Indonesia/Kantor Urusan Agama 
             
dan penghulu/lebe, itu hanya sebagai budi luhur saja (tidak wajib) 
             
dengan istilah "Nikah Luar";
             
Dilarang menikah dengan orang luar kerajaan mafia Islam Jamaah, 
              LEMKARI, LDII karena dihukumi najis dan
dalam kepahaman kerajaan 
             
mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII bahwa mereka itu binatang;
             
Membayar zakat fitrah diwajibkan setor pada amirul mukminin 
             
kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII, adapun membayar zakat 
             
fitrah dan lainnya ke pemerintah yang sah Republik Indonesia itu 
             
hanya merupakan budi luhur saja dan dihukumi tidak wajib;
             
Tentang pelanggaran dilakukan oleh amirul mukminin kerajaan Islam 
             
Jamaah, LEMKARI, LDII, Desa Padalarang/Ciburuy, WIDJANARKO R.M. 
             
(Guru SMK Sangkuriang, Cimahi) terhadap saya (Didi Garnadi) 
             
sebagai jamaahnya yang sampai dengan saat ini tidak ada 
             
penyelesaian di dalam keamiran/amirul mukminin kerajaan mafia 
             
Jamaah, LEMKARI, LDII Desa Padalarang/Ciburuy (WIDJANARKO R.M.) 
             
begitu pula dalam keamiran/kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII 
             
daerah Bandung Barat (Dermawan Akbar merangkap paranormal dalam 
             
kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII) dan dalam keorganisasian 
             
LDII DPD Tingkat I Jabar yang telah sampai masalah tersebut di 
             
atas kepada sekretari LDII, yaitu Ir. Dody RW dan Humas LDII DPD 
             
Tingkat I Jawa Barat, yaitu H. Hidayat;
             
Doktrin Amirul Mukminin tentang wajibnya/dilembagakan 
             
taqiyah/bohong dalam kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII, 
             
seperti orang Syi'ah dengan menggunakan taqiyahnya 
             
(dusta/berbohong atas nama agama).
             
Dengan kejanggalan-kejanggalan di atas, selama ini kami merasa 
             
tidak ada masalah ternyata setelah memiliki buku Bahaya Islam 
             
Jamaah, Lemkari, LDII yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan 
             
Pengkajian Islam di Jakarta yang mana sangat banyak sekali secara 
             
kepahaman membantu kami dari kejanggalan-kejanggalan tersebut di 
             
atas sehingga kami yakin bahwa kami sekeluarga beserta famili kena 
             
sihirnya gerakan pengacau keagamaan (GPK) kerajaan mafia Islam 
             
Jamaah, LEMKARI, LDII/dinasti Abdul Dhohir bin Madigol (mendirikan 
             
pemerintahan di dalam pemerintahan yang sudah ada yaitu Pemerintah 
             
Republik Indonesia).
           
Akhirnya kami sekeluarga beserta famili bermusyawarah dan 
           
menghasilkan kemufakatan untuk menyatakan sadar, insaf, tobat, dan 
           
mencabut bai'at kami sekeluarga besera famili sejalan dengan 
           
keputusan fawa Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia yang 
           
ditandatangani oleh Prof. K.H. Ali Yafie sebagai ketua umum serta 
           
sejalan pula dengan keputusan jaksa agung RI No. 089/DA/10/1971, dan 
           
sejalan dengan buku Bahaya Islam Jamaah, Lemkari, LDII yang 
           
diterbitkan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta. 
           
Kami sekeluarga beserta famili yang menyatakan sadar, insaf, tobat, 
           
dan mencabut bai'at sebagai berikut:
             
R. Didi Garnadi (Perum Permata Cimahi) ttd …..
             
Yoyoh Kartini (idem) ttd …..
             
Guna Purnama (idem) ttd …..
             
Abdul Gani Nurrohman (idem) ttd …..
             
Gina Permata (idem) ttd …..
             
Gita Ynita (idem) ttd …..
             
Siti Maemunah (Sangkuriang) ttd …..
             
Esih Sukaesih (idem) ttd …..
             
Tini Suhartini (idem) ttd …..
             
Saeful Hidayat (idem) ttd …..
             
Lela (idem) ttd …..
             
Eda (idem) ttd …..
             
Yaya Sudarya (Subang) ttd …..
       
      Sumiyati ttd …..
             
Refka (idem) ttd …..
             
Tedi Abdurochman (Ciparay) ttd …..
             
Tita (idem) ttd …..
             
Yayah Karliah (Sangkuriang) ttd …..
             
Aam (idem) ttd …..
             
Uyan (idem) ttd …..
             
Wawan Gunawan (Padasuka) ttd …..
           
Tembisan disampaikan kepada Yth.:
             
Bapak Presiden Republik Indonesia
             
Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia
             
Bapak Jaksa Agung Republik indonesia
             
Bapak Ketua MUI Pusat di Jakarta
             
Bapak Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) di 
             
Jakarta
             
Bapak Bambang Irawan Hafiluddin (mantan gembong kerajaan mafia 
             
Islam Jamaah, LEMKARI, LDII)
             
Bapak Ketua MUI Kab. Bandung
             
Bapak Ketua MUI Kodya Bandung
             
Bapak Wali Kotatif Cimahi
             
Bapak DANRAMIL Cimahi
             
Bapak Camat Kec. Cimahi Tengah
             
Bapak Camat Kec. Ngamprah
             
Bapak Lurah Kel. Padasuka
             
Bapak Kep. Des. Tani Mulya
             
Bapak Ketua Persatuan Islam (PERSIS) di Bandung
             
Bapak Ketua Muhamadiyah di Bandung
             
Bapak Ketua Nahdlatul Ulama (NU) di Bandung
             
Media massa
             
Ormas Islam lainnya
             
Pertinggal.
           
Sumber: Diadaptasi dari Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII, Lembaga 
           
Peneliteian dan Pengkajian Islam (LPPI)
           
(Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia). 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar