CAPITA SELEKTA
Aliran-aliran Sempalan
di Indonesia
(1980
– 2010)
Edisi
Kedua
Penulis:
M. Amin Djamaluddin
Penyunting:
Iwan Kustiawan
Dudung Ramdani, Lc
Investigasi:
Tim LPPI
Desain dan Tata Letak:
Abu Fatiyya
Cetakan Edisi Pertama:
Pertama, Agustus 2002 M / Jumadil Ula
1423 H
Kedua, April 2003 M / Shafar 1424 H
Cetakan Edisi Kedua:
Pertama, Juli 2010 M / Sya’ban 1431 H
Penerbit:
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGKAJIAN ISLAM
(LPPI)
Jl. Tambak No. 20 D Pegangsaan Jakarta
Pusat 10320
Tlp. (021) 31908749 - Faks. (021) 31901259
DAFTAR ISI
PENGANTAR
PENERBIT
DAFTAR
ISI
SAMBUTAN
- SAMBUTAN
-
Staf
Ahli Menteri Pertahanan (MENHAN) Bidang Ideologi dan Agama
-
KATA
PENGANTAR
ALIRAN
– ALIRAN SEMPALAN (SESAT) DI INDONESIA
1.
Inkar Sunnah
2.
Ajaran Teguh Esha
3.
Pembaru Isa Bugis
4.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
5.
Ahmadiyah (Agama Qadian India)
6.
Syiah (Agama Syiah)
7.
Darul Arqam
8.
Lembaga Kerasulan (LK)
9.
Tarekat
Naqsyabandiyah Prof. Dr. Kadirun Yahya
10.
Lia Aminuddin & Ajarannya; Agama Salamullah
11.
NII Ma’had Al-Zaytun
12.
HMA Bijak Bestari
13.
Bahaisme
14.
Millah Ibrahim
15.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah
16.
Tarekat Naqsyabandi Haqqani
(Abdullah
Al-Faiz, Nazhim Haqqani dan Hisyam Kabbani)
17.
Sekularisme, Pluralisme
dan Liberalisme
18.
Rasul Sabda Kusuma
dari Kudus
19.
Agus Imam Solihin
atau Satrio Piningit Weteng
Buwono
20.
Surga Eden di
Cirebon dan “Tuhan” Ahmad Tantowi
21.
Aliran Hidup di
Balik Hidup (HDH)
22.
Aliran Sesat Syattariyah Syahid di Medan Labuhan
23.
Shalawat Wahidiyah
KESIMPULAN DAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PENGANTAR
Edisi Pertama
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah menunjukkan jalan kebenaran yaitu dengan mengutus Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul-Nya yang terakhir dan menurunkan Al-Qur`an sebagai
mukjizatnya sepanjang zaman. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai
akhir zaman.
Amma ba’du, buku ini membahas tentang sejumlah aliran
dan faham sesat atau faham yang
menyimpang dari ajaran Islam. Hal ini sengaja kami tampilkan, mengingat betapa
suburnya aliran sempalan (sesat) yang tumbuh di Indonesia, sehingga negeri ini
dikatakan sebagai negeri yang tanahnya subur, dan subur pula aliran
sempalannya. Tidak hanya ada beberapa warga negara Indonesia yang mengaku
dirinya sebagai “nabi” dan “rasul”, bahkan ada yang berani mengaku dirinya
sebagai Tuhan “Allah”, sebagaimana yang dilakukan oleh Habib Saleh Al-Hamid (60
tahun) yang menggegerkan warga Kauman, Malang, Jawa Timur, karena dia mengaku
sebagai Tuhan Allah. (Pelita, 15 Oktober 1999).
Buku ini membeberkan berbagai
macam aliran sesat yang muncul dan berkembang di Indonesia. Tentunya, aliran-aliran
sesat tersebut merupakan tantangan yang wajib dihadapi dan diberantas oleh
seluruh umat Islam, karena aliran-aliran sesat tersebut akan merusak Islam dari
dalam dengan cara yang sangat licik, seperti “musang berbulu ayam, serigala berbulu
domba.”
Terbitnya buku ini merupakan
hasil penelitian tim investigasi LPPI selama tidak kurang dari 20 tahun yang terjun
langsung ke lapangan menghadapi aneka macam kelompok dan aliran sesat. Misalnya
kelompok yang sering menghembuskan tasykik (keragu-raguan ke dalam jiwa
kaum muslimin), dan pendangkalan aqidah, dan mereka yang jelas-jelas memproklamirkan
ajaran sesat dan menyesatkan.
Oleh karena itu, kami merasa
bahwa hasil jerih payah ini harus disampaikan kepada umat Islam agar seluruh
lapisan masyarakat muslim Indonesia
bisa mengetahui jenis-jenis aliran sesat/menyimpang/tidak sesuai dengan ajaran Islam
itu. Selain alasan di atas, ada banyak pengaduan dari masyarakat yang ditujukan
kepada kami, sehingga mengetuk hati kami untuk menerbitkan buku ini.
Kami yakin bahwa buku kami
ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbang saran
dan kritik dari para pembaca untuk kesempurnaan edisi berikutnya, insya
Allah.
Akhirnya, mudah-mudahan semua
penelitian yang telah kami lakukan dan kami tuangkan di dalam buku ini
bermanfaat untuk kaum muslimin dan diridhai oleh Allah SWT. Amien.
Jakarta, 14 Februari 2002 M/1 Dzul Hijjah 1422
H
PENGANTAR
Edisi Kedua
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah menyelamatkan dan meninggikan agama-Nya, walaupun orang-orang kafir
membencinya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, buku CAPITA SELEKTA Aliran-aliran
Sempalan di Indonesia (1987 – 2010) ini dapat kami terbitkan kembali untuk Edisi
Kedua, dengan revisi dan penambahan materi, yaitu tentang perkembangan
aliran-aliran sesat yang sudah kami muat di dalam buku Edisi Pertama, serta
aliran-aliran sesat baru yang muncul dan berkembang akhir-akhir ini. Kami
berharap buku ini bisa dijadikan sebagai buku pegangan bagi para pembaca dalam
menyikapi dan mewaspadai sejumlah aliran sesat atau faham yang menyimpang dari ajaran
Islam yang selalu saja muncul ke permukaan dan berkembang dengan pesat.
Kami merasa perlu untuk
terus mengingatkan saudara-saudara seiman, sebangsa, dan setanah air agar tetap
waspada, mengingat betapa suburnya aliran sesat yang tumbuh di Tanah Air kita, Indonesia
ini. Dari hari ke hari, tidak ada hentinya, ada saja manusia yang mengaku dirinya
sebagai Allah atau sebagai utusan (Rasul) Allah SWT dan menyebarkan faham
sesatnya kepada kaum muslimin yang secara kuantitatif merupakan penduduk muslim
terbesar di dunia. Mungkin salah satunya karena alasan inilah sehingga para
musuh Islam tidak rela dan tidak akan membiarkan umat Islam Indonesia tumbuh maju dengan
berpijak pada landasan utamanya, yaitu Al-Qur`an dan As-Sunnah. Mereka melakukan
penggerogotan dengan menghancurkan aqidah Islam melalui pemunculan berbagai macam
aliran sempalan yang mengatas namakan Islam, padahal isinya sangat menyimpang
dari ajaran Islam yang benar dan lurus; serta menjauhkan para pemuda Islam dari
agamanya sendiri melalui pembudayaan barat dan gaya hidup yang tidak Islami.
Perjuangan kaum muslimin di
dalam menghadapi berbagai macam aliran sesat di Indonesia ini akan semakin berat.
Hal ini dikarenakan undang-undang yang dijadikan sebagai dasar hukum dalam
proses pemberantasan aliran-aliran sesat tersebut, yaitu undang-undang PNPS Nomor
1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, diusulkan
oleh sekelompok warga negara Indonesia yang menjadi antek-antek Zionis Yahudi
yang dipertanyakan keislamannya, agar UU PNPS No.1/1965 tersebut dicabut atau
dihapus, seperti yang diusulkan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam
sebuah wadah yang bernama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan
Berkeyakinan (AKKBB). Bagaimana mungkin kepentingan sekelompok kecil
(minoritas) penduduk negeri ini akan mengorbankan kepentingan besar (mayoritas)
penduduk Indonesia.
Alhamdulillah, usulan mereka ke Mahkamah Konstitusi agar UU PNPS
No.1/1965 itu dikaji ulang (judicial review) dan dihapuskan atau tidak
diberlakukan lagi di Indonesia ditolak oleh Ketua Mahkamah Konstitusi, setelah
melalui persidangan yang cukup lama dan melelahkan.
Kami sebagai umat Islam akan
terus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menjaga kesucian Islam, sehingga usaha
apapun yang mereka lakukan untuk menghancurkan agama Allah SWT akan kami hadang
sampai Dia memenangkan agama-Nya.
Terbitnya buku ini merupakan
bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami sebagai muslim terhadap Islam agar
musuh-musuh Islam tidak bisa merusak Islam seenaknya. Kami telah berjuang keras
dengan melakukan penelitian secara langsung ke lapangan, bahkan sampai saat ini
pun kami masih terus melakukan penelitian secara mendalam terhadap ajaran dan orang-orang
yang menyebarkan aliran dan faham sesat dan menyesatkan di Indonesia.
Oleh karena itu, informasi
yang valid dan terperinci ini harus disampaikan kepada masyarakat luas,
khususnya umat Islam agar dengan penuh kewaspadaan menjaga diri dan keluarga masing-masing
supaya tidak terjerumus ke dalam jurang kesesatan.
Akhir kata, kami hanya
mengharapkan pahala dari Allah SWT atas perjuangan yang telah kami lakukan
selama ini. Kami tahu dan sadar bahwa buku ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan sumbang saran dan kritik dari para pembaca yang
budiman.
Jakarta, Maret 2010 M/Rabiul Awwal 1431 H
SAMBUTAN STAF AHLI MENHAN BIDANG IDAG
PADA SIMPOSIUM SEHARI TENTANG
KEWASPADAAN UMAT ISLAM TERHADAP ALIRAN YANG MERUSAK AQIDAH TAUHID
Tanggal 12 Februari 2000
Yang terhormat:
- Ketua
Yayasan Pendidikan Sunan Bonang.
- Bapak-bapak
unsur Pimpinan Daerah Tingkat Kabupaten dan Tingkat Kecamatan.
- Seluruh
Pengurus YPBS, POMG, TK,
SD, SLTP, dan SMU.
- Bapak-bapak/Ibu-ibu
undangan serta hadirin yang kami muliakan.
Assalaamu a’alikum Wr. Wb.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan
puji syukur kita ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat,
hidayah serta taufiq-Nya, sehingga kita dapat bersilaturahim, bertatap muka di
tempat yang berbahagia ini.
Kedua, saya berterima kasih
atas penghargaan yang diberikan kepada saya dengan diundang dan mendapatkan
kehormatan untuk memberikan sambutan pada acara simposium ini yang berjudul, “Kewaspadaan
Umat Islam terhadap Aliran yang Merusak Aqidah Tauhid.” Topik ini sangat menarik,
karena pada akhir-akhir ini, negara kita dilanda arus globalisasi yang mau
tidak mau harus kita hadapi yang selanjutnya memicu terjadinya krisis ekonomi
di mana-mana, termasuk di Indonesia.
Dengan adanya krisis ekonomi tersebut, muncullah gerakan reformasi yang kita
rasakan sekarang ini yang menuntut perubahan kepemimpinan dan sistem
pemerintahan yang lebih baik.
Yaitu pemberantasan KKN (korupsi,
kolusi dan nepotisme) dan menegakkan demokrasi. Derasnya arus reformasi
tersebut menyebabkan bangsa kita lebih cenderung melupakan nilai-nilai
perjuangan bangsa tahun 1945. Yaitu melupakan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945. Kita telah mengabaikan prikemanusiaan dengan maraknya kekerasan,
pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran. Kita telah melupakan persatuan dan
kesatuan dengan meletusnya kerusuhan di Ambon Maluku, Halmahera Maluku Utara, Lombok Mataram dan Pontianak Kalimantan Barat. Hal ini terjadi
karena dipicu oleh emosi perbedaan suku, agama dan golongan. Kita lalai bahwa
musyawarah untuk mufakat masih melekat di hati dan itulah cara yang terbaik dan
telah terbukti di dalam pemilu kita tahun yang lalu. Meskipun ada perbedaan
pendapat, akan tetapi jangan sampai terjadi saling bunuh. Persaudaraan harus
kita pupuk dengan sebaik-baiknya agar demokrasi menjadi sehat. Tadi saya telah
katakan bahwa topik simposium ini sangat menarik. Karena di tubuh umat Islam sendiri
masih terjadi perbedaan pendapat antar organisasi yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan pendapat ini sebenarnya hal yang wajar terjadi di dalam sebuah organisasi,
selama masih di dalam bingkai persatuan dan kesatuan dan masih dalam ruang lingkup
pedoman aqidah umat Islam, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits yang dikuatkan dengan
baiat Islam kita, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Rasulullah SAW sebelum wafatnya
pernah berwasiat sebagai berikut, “Aku tinggalkan untuk kalian (umatku) dua
perkara. Apabila kalian berpegang teguh terhadap keduanya, niscaya kalian tidak
akan tersesat selamanya. Yaitu Kitabullah (Al-Qur`an) dan sunnah Rasulullah SAW,”
(HR At-Tirmidzi).
Saya kira, kita semua tidak
ada yang ingin tersesat.
Para peserta simposium, hadirin dan
hadirat yang saya hormati.
Beberapa contoh aliran
sempalan Islam yang bisa membahayakan aqidah islamiyah dan telah dilarang oleh
pemerintah adalah seperti di bawah ini:
ü
Lemkari
ü
LDII
ü
Darul Hadits
ü
Islam Jamaah
Sedangkan
aliran sempalan Islam yang saat ini dinilai sangat meresahkan masyarakat adalah
seperti Ahmadiyah, Syiah, Inkar Sunnah,
Isa Bugis dan lain-lain. Kembalilah kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Meskipun setiap manusia
tidak ingin tersesat, akan tetapi dikarenakan ambisi pribadi atau karena
keseimbangan status hidup, maka di antara manusia ada yang berani mengorbankan
aqidah dengan merekayasa pedoman, yang penting tampil beda di tengah-tengah masyarakat,
sampai-sampai ia berani merubah Al-Qur`an dan Al-Hadits atau dibolak-balik sesuai
dengan keinginannya.
Para peserta simposium, hadirin dan
hadirat yang saya hormati.
Demikianlah di antara aliran
sempalan Islam yang menimbulkan keresahan di masyarakat dan tidak diinginkan
oleh pemerintah. Karena konflik yang terjadi di antara golongan tersebut akan melemahkan
Islam itu sendiri, dan hal ini merupakan benih-benih yang akan melemahkan
persatuan dan kesatuan bangsa, yang lambat laun akan menjadi konflik yang lebih
besar. Oleh karena itu, hal-hal seperti inilah yang harus dicermati di dalam
simposium ini. Ada
di antara kelompok sempalan yang berani mengafirkan sesama muslim, dan menghalalkan
darahnya. Faham seperti ini sangat bertentangan dengan firman Allah SWT di
dalam Al-Qur`an, “Wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqwaa wa laa ta’aawanuu
‘alal itsmi wal ‘udwaan.” Yang artinya, “Tolong menolonglah kamu di
dalam perbuatan baik dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong di dalam perbuatan
dosa dan permusuhan.”
Saya mengharapkan,
mudah-mudahan simposium ini akan berguna dan dijadikan sebagai wahana untuk
menggalang persatuan dan kesatuan, khususnya di kalangan umat Islam itu sendiri
dan umumnya dapat menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.
Para peserta simposium, hadirin dan
hadirat yang saya hormati.
Demikianlah kata sambutan dari
saya sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, kata-kata yang benar adalah bersumber dari Allah SWT dan kata-kata
yang salah itu semata-mata dari kesalahan saya. Oleh karena itu, saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, saya ucapkan selamat bersimposium,
semoga sukses!
Wabillaahit taufiiq wal
hidaayah.
Wassalaamu A’laikum Wr. Wb.
Jakarta, 12 Februari 2000
Staf Ahli Menhan
Bidang Ideologi
dan Agama
Ir.
Soetomo S.A.
Mayor
Jenderal TNI
Catatan: Teks kata sambutan ini dibacakan
oleh Paban (Perwira Pembantu) Idag Dephan, yaitu oleh Kolonel Sardjono.