MATERI DI DALAM BUKU:
TEOLOGI ABRAHAM;
MEMBANGUN KESATUAN
IMAN YAHUDI, KRISTEN DAN ISLAM
TULISAN MAHFUL M.
HAWARY YANG BERISI PENODAAN
Oleh : H. M. Amin Djamaluddin
Nama buku |
: |
Teologi Abraham; Membangun Kesatuan Iman, Yahudi,
Kristen dan Islam |
Penulis |
: |
Mahful M Hawary |
Penyunting |
: |
MY Daruwijaya, SH |
Penerbit |
: |
Fajar Madani Dwima Plaza I, 4th Floor suite 417
Jl. A. Yani Kav. 67 – Jakarta 10510 |
Distributor |
: |
Didistribusikan oleh Setjen KOMAR Tlp. (021) 2362 6164 |
Cetakan |
: |
Cetakan I, Mei 2009 |
ISBN |
: |
- |
Berikut ini, kami kutipkan beberapa tulisan Mahful M. Hawary di dalam bukunya Teologi Abraham yang kami anggap sebagai bentuk penodaan, yaitu :
- “Dari sinilah, banyak kelompok (minoritas) yang
memahami bahwa masih terbukanya pintu seorang Nabi dan Rasul setelah
Muhammad yang akan mengantarkan ummat dunia menuju kebangkitan Madinah
al-Munawwarah jilid dua; Khilafah Islam.” (Teologi
Abraham, hal. 133)
- ”Karenanya, Teologi Abraham adalah satu-satunya ilmu
yang dapat digunakan di dalam menjembatani unifikasi iman anak-anak
spiritual Abraham, baik dari kaum Yahudi, Nasrani, maupun Islam. Dari
kerangka pikir tersebut, dapatlah dipahami mengapa Allah menyindir dengan
pedas sikap mereka yang tak menerima Teologi Abraham (Millah Ibrahim). Dia
menegaskan, hanya orang bodoh saja yang menolak Teologi Abraham sebagai
pintu pemersatu anak-anak spiritual Abraham, yang pada saatnya nanti akan
membangun perdamaian dunia.” (Teologi Abraham, hal. 137)
- ”Saatnya hari ini, kaum Yahudi, Nasrani, dan Islam
untuk duduk bersama mendialogkan hal-hal prinsipil yang memiliki akar
teologi yang sama dengan cara mengembalikan akar sengketa teologisnya kepada
sumber utamanya, yakni Teologi Abraham sebagai Pokok Anggur Allah.
Membangun kesatuan teologi bagi para generasi iman Abraham (anak-anak
spiritual Abraham), baik dari kaum Yahudi, Nasrani dan Islam, akan menjadi
sumber utama bagi terciptanya perdamaian ummat beragama dari kedamaian
insan dunia, yang turut memberi berkat dan kedamaian bagi keharmonisan
seluruh mahluk di alam semesta.” (Teologi
Abraham, hal. 138)
- “Allah menyampaikan firman (Ruhul Qudus) melalui
Rasul, sehingga perkataan seorang Rasul adalah sama dengan perkataan Allah
(Ruhul Qudus). Namun tidak berarti bahwa seorang Rasul berubah
wujud menjadi Allah. Ruhul Qudus adalah bagian dari Ruh Allah (min ruhy)
yang ditiupkan (baca: diwahyukan; diajarkan) kepada Rasul-Nya, sehingga dia
berubah status menjadi mahluk Ilahiyah. Karenanya, tidak boleh dipisahkan
atau dibedakan antara perkataan Allah dengan perkataan Rasul...”
(Teologi Abraham, hal. 209-210)
- “Jika seseorang ingin mengenal Allah, kenalilah dan
lihatlah Rasul-Nya. Artinya, Allah sudah “bersemayam” (manunggal; menyatu)
dalam diri seorang Rasul. Namun tidak berarti Allah berubah menjadi
Muhammad...” (Teologi Abraham, hal. 211)
- “Sesungguhnya, semua ucapan Rasul adalah ucapan
Allah dan semua perbuatan Rasul adalah perbuatan Allah, tetapi Rasul itu
sendiri adalah mahluk bukan Allah Sang Pencipta.” (Teologi
Abraham, hal. 214).
Jika kita
perhatikan, kalimat-kalimat yang dikutip di atas yang merupakan tulisan dari
Mahful Muis Tumanurung bisa dikategorikan sebuah penodaan terhadap agama Islam,
karena firman Allah SWT di dalam Al-Qur`an,
1. |
ﭡﭢﭣﭤﭥﭦﭧﭨ |
|
”Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat,”
(QS Asy-Syura [42]: 11). |
2. |
ﯲ ﯳﯴﯵ |
|
“Kursi-Nya
meliputi langit dan bumi,” (QS Al-Baqarah [2]: 255) |
Bahwa perkataan, “Sesungguhnya, semua ucapan Rasul adalah ucapan Allah
dan semua perbuatan Rasul adalah perbuatan Allah,” adalah sebuah penodaan.
Hal ini dikarenakan menurut penjelasan Al-Qur`an bahwa seorang Rasul itu adalah
manusia biasa seperti kita. Yang membedakan antara seorang Rasul dengan manusia
biasa pada umumnya yaitu seorang Rasul menerima wahyu dari Allah SWT yang
dibawa oleh Malaikat Jibril.
Pada saat Malaikat Jibril menyampaikan wahyu, Rasul disuruh untuk membaca
wahyu yang dibawa oleh Malaikat Jibril tersebut. Pada saat itu, seorang Rasul hanya
membacakan wahyu Allah tersebut.
Semua ucapan Rasul bukan ucapan Allah. Misalnya pada saat Rasul berbicara kepada
isterinya dalam kehidupannya sehari-hari, seperti menyuruh isterinya untuk menyiapkan
makanan dan minumannya, maka ucapan Rasul tersebut bukan ucapan Allah. Ucapan
tersebut adalah ucapan seorang Muhammad sebagai manusia biasa, sama seperti
isterinya.
Ungkapan bahwa semua perbuatan Rasul adalah perbuatan Allah, ini sangat
menghina Allah SWT. Apakah makan, minum dan menikahnya Nabi Muhammad SAW
(berhubungan biologis dengan isterinya) dikatakan sebagai perbuatan Allah? Ini
jelas-jelas penghinaan terhadap Allah SWT. Karena Allah SWT tidak makan, tidak
minum dan tidak mempunyai isteri seperti yang dilakukan oleh manusia. Allah SWT
berfirman,
ﰄﰅﰆﰇﰈﰉﰊ
“Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
telah menerima wahyu,” (QS Al-Kahf [18]: 110).
Catatan
:
Akhir-akhir ini, Mahful Muis Tumanurung mengaku
bahwa Gafatar sudah keluar dari Islam dan menjadi agama Millah Abraham. Akan
tetapi, di dalam buku-bukunya, dia selalu memegang konsep dari Al-Qur`an dan
tidak ada satu pun di dalam buku-buku Millah Abraham yang dia tulis, bahwa dia mengaku
keluar dari Islam.
Ketika orang Islam banyak yang masuk ke dalam
Gafatar dan Millah Abraham, tiba-tiba Ketua Umumnya yaitu Mahful Muis
Tumanurung memproklamirkan dirinya bahwa dia sudah tidak bergama Islam lagi
(keluar dari Islam), dan mengaku memeluk agama Millah Abraham.
Kami melihat bahwa pengakuan Mahful ini adalah
bentuk pemurtadan secara terselubung terhadap umat Islam yang menyebabkan banyak
umat Islam yang ikut Gafatar, mereka keluar dari Islam (murtad) karena taktik
licik dari Mahful Muis Tumanurung ini.
Perbuatan Mahful ini bisa dikategorikan
sebagai bentuk penodaan terhadap agama Islam. Lain halnya jika dia sendiri yang
mengaku keluar (murtad) dari Islam, itu adalah hak azazi dia sendiri. Akan
tetapi, umat Islam yang masuk Gafatar terkena tipu oleh Mahful untuk keluar
dari Islam. Ini adalah bentuk penodaan terhadap agama Islam. Tentunya, umat
Islam akan sangat marah terhadap taktik licik Mahful ini, mengajak umat Islam untuk
keluar dari Islam.
Di dalam halaman 184 dikatakan, “Allah
itu adalah Tuhan dan Tuhan itu adalah Allah, tidak ada yang berhak disebut
Tuhan kecuali Allah. Jadi, Allahitu Tuhan-nya orang Islam, begitulah pemahaman
mayoritas kaum muslim yang awam. Bagi iman mereka, hanya Allah yang Tuhan dan
di luar Allah tidak ada Tuhan (Ilah).”
Saya akan menjawab pernyataan Mahful ini,
yaitu memang benar bahwa keyakinan ini adalah keyakinan dasar umat Islam yang
tertera di dalam dua kalimat syahadat, yaitu :
أشهد أن لا إله إلا
الله و أشهد أن محمدا رسولالله
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah.”
Saya balik bertanya, mengapa Saudara
mempersoalkan aqidah/keyakinan kami umat Islam?
Saudara Mahful pada tanggal 23 Juli
2006 telah menjadi saksi atas Ahmad Moshaddeq sebagai seorang utusan Allah SWT
dengan mengucapkan syahadat versi baru, yaitu :
أشهد أن لا إله إلا
الله و أشهد أن المسيح الموعود رسول الله
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Al-Masih
Al-Maw’ud (Ahmad Moshaddeq) adalah utusan Allah.”
Pengucapan syahadat ini dilakukan Mahful
di Gunung Bunder Bogor pada saat pertama kalinya Ahmad Moshaddeq
mendeklarasikan pengakuannya sebagai Rasul setelah dia bertahanuts selama 40
hari 40 malam di Gunung Bunder tersebut bersama dengan 43 orang teman-temannya.
Kemudian, ada sebelas (11) orang di antara orang-orang yang menyaksikan kerasulan
Ahmad Moshaddeq tersebut yang menjadi para pendiri GAFATAR, yaitu :
1. |
Mahful
Muis Tumanurung |
7. |
Dandy
Kusuma |
2. |
Wahyu
Sandjaya |
8. |
Farid
Ma’ruf S |
3. |
Saarih |
9. |
Munandar |
4. |
Muchtar
Asni |
10. |
Jusuf
Damardjati |
5. |
Berny
Satria |
11. |
Dwi
Ratna K. |
6. |
Kosasih |
|
|
(Lihat
buku Ruhul Qudus yang Turun kepada Al-Masih Al-Maw’ud, hal.
191-192).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar