PENGANTAR
PENERBIT
Segala
puji bagi Allah SWT, Tuhan alam semesta. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi kita Muhammad r, keluarga dan semua shahabatnya.
Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) telah lama mengamati tersebarnya ajaran
sesat dan menyimpang dari Islam di tengah-tengah muslimin Indonesia. Hakikat
ajaran yang sesat dan menyimpang dari Islam ini, biasanya selalu terindikasi
berupaya untuk menghancurkan Islam, menyimpangkan tafsir Al-Qur`an, pelecehan
terhadap Rasulullah Saw dan para shahabat beliau r dan lain-lainnya.
Di
antara yang LPPI kaji adalah aliran yang bernama Gafatar (Gerakan Fajar
Nusantara) yang merupakan reinkarnasi dari aliran sesat Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah yang kemudian berganti nama menjadi Komunitas Millah Abraham
(KOMAR) dan terakhir menjadi Gafatar.
Melihat fenomena di masyarakat, LPPI
berinisiatif untuk menerbitkan sebuah buku yang akan menyingkap inti dari
ajaran yang dibawa oleh Gafatar ini dengan judul “Awas Bahaya Gafatar;
Pemurtadan Sistematis Terhadap Umat Islam.”
Untuk itu, mudah-mudahan persembahan dari
LPPI ini memberikan manfaat yang besar bagi seluruh kaum muslimin di Indonesia
yang terkena dampak negatif dari aliran Gafatar ini.
Semoga Allah I memberikan petunjuk jalan
yang benar kepada kita dan meneguhkan kita semua di atas agama-Nya hingga akhir
hayat. Amien.
Jakarta, April 2016
Wassalam,
LPPI - JAKARTA
BAB I
AQIDAH
DAN AJARAN GAFATAR
Sejarah Singkat Gafatar
Gafatar ini adalah nama atau
baju baru dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah[1]
dan KOMAR (Komunitas Millah Abraham), setelah “nabi” Ahmad Moshaddeq
ditangkap dan divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan hukuman
penjara 4 (empat) tahun. Ahmad Moshaddeq menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya
pada 29 Oktober 2007 dan dijatuhkan vonis penjara 4 (empat tahun) pada 23 April
2008.
Setelah
Ahmad Moshaddeq dipenjara, akhirnya para pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyyah
merubah nama kelompok mereka dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah menjadi Millah
Abraham. Dengan demikian, mereka bisa tetap bergerak dan mengembangkan fahamnya
di seluruh Indonesia. Mereka hanya merubah namanya saja, akan tetapi ajarannya
masih tetap sesat, karena mengikuti ajaran ”nabi” Ahmad Moshaddeq.
Ajaran dan
faham yang dibawa oleh Ahmad Moshaddeq dengan organisasinya yang bernama
Komunitas Millah Abraham ini banyak berkembang di wilayah NAD (Nanggroe Aceh
Darussalam). Dikarenakan ajarannya banyak meresahkan masyarakat Aceh, maka MPU (Majelis
Permusyawaratan Ulama) meneliti dan mengkaji buku-buku Millah Abraham[2]
ini, sehingga MPU mendesak Gubernur Aceh untuk mengeluarkan SK yang berisi
larangan untuk ajaran Millah Abraham di seluruh wilayah Aceh karena dianggap
sesat dan menyesatkan. Akhirnya, keluarlah SK Gubernur Aceh No. 9 tahun 2011
yang berisi larangan untuk Millah Abraham di seluruh Aceh yang ditanda tangani
pada 6 April 2011.
Setelah dilarang di Aceh,
akhirnya mereka berganti nama (baju) lagi dari Millah Abraham menjadi Gafatar
(Gerakan Fajar Nusantara). Gafatar ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 2011
dan dideklarasikan pada tanggal 21 Januari 2012 di gedung JIEXPO Kemayoran
Jakarta Pusat dengan Ketua Umumnya Mahful Muis Tumanurung (mengaku sebagai
lulusan UIN Ciputat) dan Wakil Ketua Umumnya Ir. Wahyu Sanjaya. Dengan nama
baru ini, mereka melakukan kegiatan sosial di mana-mana seperti baksos, kerja
bakti, donor darah dan lain-lain di seluruh propinsi Indonesia.
Ajaran Gafatar Berisi Sinkretisme[3]
Inti dari gerakan Gafatar ini
adalah usaha untuk menyatukan tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.
Mereka mengatakan bahwa seluruh agama yang tiga ini adalah dijamin masuk surga
dan merupakan agama yang benar karena bersumber dari satu orang nabi, yaitu
Nabi Ibrahim AS.
Padahal di dalam Al-Qur`an
dinyatakan bahwa hanya Islam lah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah
SWT, karena ajaran Islam masih murni dan tidak tercampuri oleh ajaran manusia.
Allah SWT berfirman,
ﭸ ﭹ
ﭺ ﭻ ﭼ
“Sesungguhnya
agama di sisi Allah ialah Islam,” (QS
Ali Imran [03]: 19).
Sedangkan ajaran Taurat dan
Injil sudah tercemar oleh kebatilan. Bagaimana mungkin bisa disejajarkan dengan
Islam.[4]
Di dalam
keyakinan Gafatar yang sama persis dengan ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah,
Ahmad Moshaddeq masih mengajarkan ajaran dan doktrin yang sama dengan
Al-Qiyadah Al-Islamiyyah kepada seluruh anggota Gafatar. Ajaran dan doktrin
tersebut dapat ditemui di dalam beberapa buku pegangan mereka, di antaranya
kami kutipkan sebagai berikut :
1.
Rasulullah Muhammad SAW
telah berakhir masa tugasnya sampai dengan tahun 1400 H.
2.
Allah SWT telah mengutus
rasul baru yaitu Ahmad Moshaddeq yang menamkan dirinya “Rasul Al-Masih
Al-Maw’ud".
3.
Dua kalimat syahadat:
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULLULAAH diganti
dengan syahadat baru yang berbunyi: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU
ANNA AL-MASIIHAL MAW'UUDA RASUULULLAAH. (lihat buku Binayah Roin, oleh
Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 10).
4. Kitab sucinya
masih menggunakan Al-Qur`an, tetapi mereka berkeyakinan bahwa Al-Qur`an
sekarang hanya tulisan (bacaan)-nya yang tertinggal, sedangkan jiwa (ruhnya)
sudah hilang sejak 1300 (seribu tiga ratus) tahun yang lalu.
5. Rasul Al-Masih
Al-Maw’ud (Ahmad Moshaddeq) diutus oleh Allah SWT untuk mengembalikan
jiwa (ruh) Al-Qur`an yang telah hilang tersebut dalam dada setiap muslim, agar
hidup jiwanya. Cara kerja Al-Masih Al-Maw’ud sama persis dengan Muhammad, karena
petunjuk dan pedomannya juga sama yaitu Al-Qur`an.
6. “Bila
seseorang melakukan ibadah tanpa mengikuti Rasul setelah Muhammad, yaitu Al-Masih
Al-Maw’ud, maka tidak akan diterima ibadahnya.” (RUHUL QUDUS Yang
Turun Kepada Al-Masih AL-MAW’UD, hal. 175)
7. Rasul Al-Masih
Al-Maw’ud mewajibkan setiap pengikutnya untuk MITSAQ (bai’at) sebagai
bukti telah mengikuti rasul baru
Al-Masih Al-Maw’ud.
8. "Untuk
menjadi saksi bahwa Al-Masih Al-Maw’ud sebagai rasul Allah, maka mu'min
harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa dia sebagai saksi
tentang kedududukan Al-Masih Al-Maw’ud
sebagai rasul Allah di abad ini, seperti yang dinubuwatkan oleh Al-Qur`an dan hadits
Muhammad tentang Al-Masih yang akan datang setelah periode Muhammad
Rasulullah." (ibid, hal. 186).
9. Iman kepada
Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah
adalah kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan arah jalan yang akan ditempuh
oleh Al-Masih Al-Maw’ud yang berpedoman kepada ayat Al-Qur`an sebagai
-shirothol mustaqiem- yang diminta oleh semua orang, baik oleh Bani Isroil
maupun Bani Ismail, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran. Jadi Al-Masih Al-Maw’ud akan menggunakan Al-Qur`an sebagai
shiroth, dan semua orang yang beriman harus mengikuti Al-Masih Al-Maw’ud, karena Al-Masih Al-Maw’ud adalah orang yang diberikan ilmu
tentang Al-Qur`an (wahyu) oleh Allah. Dia akan memimpin manusia dengan tuntunan
Al-Qur`an yang difahaminya secara konsekuen dan kontisten. (ibid,
hal.187)
10. Setelah
mendapatkan Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al-Masih Al-Maw’ud kepada kami, dengan ini
dipermaklumkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa, suku, ras dan
segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah orang yang telah
bersaksi bahwasanya Al-Masih Al-Maw’ud
adalah rasul Allah, sebagaimana yang telah dinubuwahkan oleh Al-Qur`an di dalam
surat Al Juma’ah ayat 2 dan 3 sebagai
berikut:
“Dialah yang membangkitkan dari bangsa yang ummi
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka. Dan Dial ah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 62/2,3). Selanjutnya kami masing-masing menyatakan
persaksian sebagai berikut: “Aku bersaksi bahwa Tiada Yang Haq untuk Diibadati
kecuali Allah, dan Aku Bersaksi bahwa Anda Al-Masih Al-Maw’ud adalah
utusan Allah.”
11.
Shalat lima waktu tidak
wajib karena saat sekarang sudah kembali menjadi periode Makkah karena tidak
berlakunya hukum Islam (Al-Qur`an dan Al-Hadits).
12. Yang wajib adalah qiyamul lail (shalat malam) dan
shalat waktu terbit matahari dan waktu terbenamnya matahari seperti yang
dilakukan oleh Rasul Muhammad SAW sewaktu periode Makkah.
13. Orang Islam di luar kelompok mereka dianggap
kafir/jahiliiyah.
14. Anggota mereka yang lalai memgerjakan shalat malam
dikenakan bayar kafarat (tebus dosa) dan besar kafarat tersebut tergantung dari
ketetapan atas mereka.
15. Wanita muslimah boleh menikah dengan laki-laki Nasrani.
16. Bertasbih diartikan dengan ”Sibuk berjuang melaksanakan
instruksi Allah sebersih-bersihnya.”
17. Kalau ingin berbicara khusus dengan “Rasulullah” maka
harus mengeluarkan shodaqah sebelum pembicaraan itu.
Kesesatan Gafatar
Dalam beberapa buku yang mereka
terbitkan khusus untuk kalangan sendiri atau yang mereka sebut dengan Ahlul
Bait Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, terdapat berbagai kerancuan dan penyimpangan
yang akan berakibat penyesatan terhadap aqidah dan ibadah umat Islam. Semua itu
dapat diungkap dalam buku-buku mereka, dan kami sajikan beberapa kutipannya.
Misalnya, dalam Kata Pengantar
buku Ruhul Qudus Yang Turun Kepada Al-Masih
Al-Maw’ud, Bacaan Khusus Bagi Orang-orang Yang Percaya Kepada
Kitab-kitab Allah, Edisi Pertama, Februari 2007, dijelaskan tentang diutusnya “Rasul
Baru” dan diturunkannya “Wahyu Baru” pula, berikut kutipannya:
Kata Pengantar
Ada kejadian besar yang sedang
berlangsung di awal milenium ketiga ini. Suatu kejadian yang sangat didambakan
oleh setiap manusia yang pernah dilahirkan ke bumi. Walaupun kejadian itu telah
dinubuwahkan oleh juru bicara Nya lebih dari empat belas abad yang lalu, namun
sayang sekali sebahagian besar manusia tidak mengetahuinya, karena memang
demikianlah kehendak Allah sesuai dengan rancangan pasti yang telah ditetapkan
Nya.
Tiada kejadian yang lebih besar
selain daripada turunnya Ruh Allah kepada -Anak Manusia- yang akan
membangkitkan manusia dari kematiannya dan menghidupinya dengan Ruhul Qudus
sehingga manusia itu mencapai puncak kesempurnaan penciptaan dirinya. Yang akan
merubah kehidupan ummat manusia dari kehidupan antagonistis yang mematikan
nilai-nilai kemanusiaan menjadi kehidupan harmonis yang penuh dengan
kenikmatan.
Kebangkitan Rasul Allah adalah
kejadian terbesar sepanjang sejarah kehidupan ummat manusia. Dan sungguh
merupakan karunia yang sangat besar bagi kita karena -Anak Manusia- itu kini
telah hadir di antara kita, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud Rasul Allah yang akan
memimpin kita mewujudkan kehidupan yang kita cita-citakan itu.
Buku yang ada di hadapan
saudara ini merupakan firman Allah atau Ruhul Qudus yang diturunkan kepada Rasul
Nya itu, sehingga isinya tidak perlu kami komentari lagi, agar kesuciannya
tidak tercampur atau terpengaruh oleh pendapat kami pribadi. Hal inilah yang
menjadi salah satu kesulitan kami (penyunting) di dalam penulisan buku ini,
sehingga buku ini kami sajikan -apa adanya- sesuai dengan bimbingan Allah
melalui Rasul Nya itu.
Memang semua pemahaman yang
disajikan di dalam buku ini sangat asing atau sangat berbeda, bahkan
bertentangan dengan pemahaman yang dulu pernah kita terima dari orang tua dan
lingkungan kita. Karena wahyu ini baru turun lagi dari -langit- setelah seribu
tahun dicabut oleh Allah, dan ajaran -langit- pasti berbeda dan bertentangan
dengan ajaran -bumi-.
Oleh karena itu fungsikanlah
pendengaran, penglihatan dan qolbu yang Allah berikan kepada saudara, agar
saudara mendapatkan hidayah Nya dan termasuk orang yang dipilih oleh Allah
untuk menikmati perjalanan hidup bersama Rasul Nya itu.
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin.
Gunung Bunder,
10 Februari 2007
Michael
Muhdats
Kemudian di dalam buku BINAYAH
RO’IN, Siraj 1, 21 November 2006, hal. 13-14, dibahas tentang “Tujuan
Diutusnya Seorang Rasul”, berikut kutipannya :
Selanjutnya Untuk Apa Diutusnya Rasul?
Li yakuunar rasuulu syahidan
‘alaikum yaitu agar Rasul menjadi saksi
Allah atas kamu, jadi diutusnya rasul memang untuk menjadi saksi Allah kepada
mukmin, artinya baru dapat disebut mukmin atau muslim atas legitimasi
Rasulullah. Demikian kalau ada yang belum/tidak bersyahadat kepada Rasul
berarti belum/tidak disebut mukmin.
Wa takuunuu syuhadaa-a ‘alan
naasi,
Dan selanjutnya orang yang
telah bersyahadat di hadapan Rasul dapat menjadi saksi Allah dan RasulNya bagi
manusia yang lain.
Itulah yang terjadi dalam
cerita ada 12 imamat pada zaman Musa, 12 rasul pada zaman Yesus Kristus, 12
Qiyadah pada zaman Muhammad, begitu pula sekarang ada 12 Qiyadah pada zaman
Masihul Mau’ud, merekalah yang disebut saksi Allah dan Rasul bagi manusia.
Pernah dalam pertemuan dengan
pihak Gereja lalu diceritakan mengenai 12 qiyadah ini, lalu mereka langsung
berkomentar bahwa itu sama dengan zaman Musa dan zaman Yesus, mereka paham
tentang hal ini, tapi tidak ada orang di masjid yang memahami hal ini. Jadi apa
maksud 12 di sini, dikatakan bahwa Musa membawa 12 devisi, Yesus juga membawa
12 devisi dakwah yang akhirnya menjadi 12 hakim pada saat kemenangan
Yerussalem.
Benar rupanya Wahyu/Ruhul Qudus
baru turun lagi saat ini, apa yang saat ini disampaikan masih Gorib/asing bagi
ahli kitab sekalipun. Baik ustadz maupun ulama tidak mengerti sedikitpun. Juga
mereka sampai memberikan peringatan kepada orang-orang bahwa hati-hati kalau
ngaji seperti di atas bisa-bisa ujungnya nanti ada bai’at atau mitsaq.
Padahal mereka tahu arti dari kata tersebut, tapi memang aneh mereka takut
disuruh janji/sumpah/bai’at kepada Allah. Padahal kalimat Bai’at dan Mitsaq
atau janji itu sangat banyak terdapat pada Al-Qur`an. Contohnya QS 48/10, QS
33/7, dll.
Tetapi hal itu tetap hal yang
aneh bagi mereka.
Walaupun kalimat/ayat tersebut
nyata-nyata ada pada kitab mereka, tapi karena memang tidak ada Ruhnya,
makanya mereka tidak dapat mengerti, mereka hanya membunyikan huruf tanpa
makna.
Dalam buku Menyingkap Tabir Pemisahan Yesus Kristus
dari Sejarah, Berita dari Al-Masih
Al-Maw’ud, 17 Mei 2007, hal. 33-34, dijelaskan tentang “Fungsi
Rasul” sebagai berikut:
Fungsi Rasul Sebagai Uswah (contoh)
Kalau Rasul Allah, maka hukum
sunnatullohnya berlaku seperti yang dikatakan Al-Qur`an, yaitu: “Sungguh
telah ada contoh dari suri tauladan (bagi kamu) pada diri Rasulullan”. Pada
ayat ini Allah tidak sebutkan nama Rasul-Nya.
Dengan demikian, ayat ini tentu
saja berlaku kepada semua Rasul-Nya, tidak terkecuali terhadap Yesus Kristus Rasul-Nya.
Artinya, pada diri semua Rasulullah itu telah terdapat contoh yang terbaik atau
cara hidup yang terbaik. Maka dikatakan, Rasul itu sebagai “the best man” atau
manusia terbaik, yang harus menjadi panutan bagi ummahnya.
Dalam Rangkuman Al-Ijtima
Kubro, 10 Agustus 2007, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, At-Thoriq, hal. 19,
diberi catatan khusus tentang “Penulisan Al-Qur`an dengan Bahasa Indonesia”
sebagai berikut :
Catatan Khusus: (Rasulullah menjawab komentar saudara Patric tentang Kitab dalam bahasa
Bilisani Qoumihi).
Memang nanti kita menjurus ke situ.
Kalau perlu kita tidak usah pakai bahasa Arab. Sebab, kalau Rasulnya orang
Indonesia, maka berbicaranya pasti dengan bahasa Indonesia. Jadi, tolong
saudara pikirkan ini bahwa, kita menulis Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia.
Kalau memang diperlukan, dalam bahasa Jawa. Jadi ini memang dalam bilisani
qoumihi.
Mengenai Agama Islam, Kerasulan
Muhammad, dan lain sebagainya, dijelaskan dalam sebuah makalah milik Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah sebagai berikut :
Tentang Agama Islam
“Islam saat ini sudah tidak ada
à cara melihat hal tersebut bukan dari pandangan orang selama ini, yaitu agama,
tetapi kita harus melihat Daulahnya/Khalifah.” (hal. 16)
Tentang Masa Kerasulan Muhammad SAW
“Muhammad Rasulullah sudah
selesai melaksanakan tugasnya dalam menegakkan Din (Tugas sebagai Rasul sudah
selesai).” (hal. 18)
Tentang Ibadah
Mereka menamakannya sebagai
Rukun Al-Qiyadah, karena menganggap tidak ada Rukun Islam atau Rukun Iman.
Yaitu:
- QL à QS. 17: 79, 29: 45, 73: 2-6
- HQ à QS. 73: 4
- Talwiyah à QS. 41: 33, 66: 6
- Shof à QS. 61: 4
- Taklim à QS. 62: 2
- Shodaqoh à QS. 9: 111, 61: 10-11. (hal. 22)
Dalam buku yang berjudul “Ruhul
Qudus Yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud” halaman 178-191, juga
dijelaskan tentang “Mimpi Rasul Baru” dan “Saksi-saksi Allah dan Rasul-Nya” sebagai
berikut :
10. MIMPI AL-MASIH
AL MAW’UD
Tugas Saksi-Saksi Allah dan Rasul Nya.
1.
Aku Al-Masih Al-Maw’ud
menjadi syahid Allah bagi kalian, orang-orang yang mengimaniku. Dan aku telah
menjelaskan kepada kalian tentang sunnah Nya dan rencana-rencana Nya di dalam
hidup dan kehidupan ini. Sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana
Nya itu, kalian dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan Nya.
2.
Selanjutnya bagi kaum
mu’min yang mengimaniku, agar menjadi syahid tentang keRasulanku kepada seluruh
ummat manusia di bumi Allah ini. Seperti halnya murid-murid Yesus, tatkala
Yesus berbicara kepada murid-muridnya itu segera melaksanakan perintahnya.
Mengetuk pintu semua rumah, menjadi saksi tentang keRasulannya. Karena memang
demikianlah metode Allah seperti yang tertulis di dalam kitab Nya; “Supaya Rasul
itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap
manusia.”
3. Namun sebelum semua itu terjadi, ada satu fase yang harus
dilalui oleh Al-Masih Al-Maw’ud tentang keRasulannya. Seperti halnya Musa, dia
dipanggil oleh Allah ke gunung Horeb. Yesus Kristus, dibaptis dan dicobai di
padang gurun. Demikian
pula dengan Muhammad, dia bertahanuts di Goa Hiro.
Tanda Dari Allah
4. Tatkala Musa
berada di Gunung Horeb, datang malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di
dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Tatkala Yesus Kristus dibaptis di padang gurun, pada waktu
itu juga langit terbuka dan ia melihat Ruh Allah seperti burung merpati turun
ke atasnya. Tatkala Muhammad bertahanuts di Gua Hiro, datang malaikat Jibril
yang mengajarkan kepadanya –ismun robik-. Lantas apa yang terjadi dengan
Al-Masih Al-Mauw’ud?
5. Aku menyadari
akan hal itu, kepastian akan diberikannya –tanda dari Allah seperti yang
demikian, memang ada sunnahnya. Hal inilah yang aku kejar sehingga aku
bertahanuts selama empat puluh hari empat puluh malam di Gunung Bunder. Walau
bagaimanapun bukannya aku ragu dengan diriku, tetapi aku ingin kepastian,
seperti halnya Ibrohim ketika dia berkata: “Ya Robku, perlihatkanlah padaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah
kamu?” Ibrohim menawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar qolbuku tetap
mantap.”
Kapal Rusak
yang Terdampar
6.
Ada suatu peristiwa yang
menurut aku inilah suatu tanda dari Allah. Tatkala pada malam ketiga aku
bertahanuts, sekitar pukul dua belas malam, secara kasyaf antara tidur
dan jaga, aku dibawa oleh seseorang ke suatu tempat di pinggiran pantai. Di
pinggiran pantai itu terdampar sebuah kapal yang sangat besar, terendam air
laut setinggi pinggang, tetapi keadaannya sudah sangat rusak layaknya barang
rongsokan yang sudah dibuang orang.
7.
Orang itu mengajak aku
masuk ke dalam kapal itu. Di dalam kapal besar itu aku menyaksikan banyak
sekali orang berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu
arah. Ketika melihat serombongan orang yang berjalan di dekatku, maka aku
berinisiatif mengikutinya dari belakang, sambil bertanya-tanya dalam diriku
sendiri: “Mau ke manakah mereka?”
8. Setelah sekian lama mengikuti perjalanan mereka,
tiba-tiba mereka terhenti karena menemukan jalan buntu, dan merekapun kembali
ke arah semula. Kemudian aku mengikuti rombongan yang lain dari mereka. Akan
tetapi kejadian pada rombongan yang pertama terulang kembali, ternyata mereka
hanya bolak-balik saja di dalam kapal itu, dan tidak menemukan jalan keluar.
Demikian berulang kali aku ikuti rombongan yang lain, tetapi kejadiannya selalu
sama, sampai akhirnya aku terjaga. Aku merenungi mimpi itu, karena mimpi itu begitu
jelas dan sangat berkesan bagiku.
9. Pada malam
berikutnya, sebelum tidur aku berdoa kepada Allah, jika memang mimpi ini adalah
-tanda- dari Nya, maka aku minta agar mimpi itu diulang kembali. Begitu aku
tertidur, mimpi itu ternyata berulang kembali sama seperti apa yang aku lihat
di malam sebelumnya. Berlatar belakang kapal besar yang sudah rusak berisikan
ribuan orang, dari mulai rakyat miskin yang berpakaian seadanya sampai dengan
orang-orang kaya yang berpakaian jas dan berdasi, orang-orang tua dan anak
muda. Mereka berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu
arah mencari jalan keluar. Di malam berikutnya mimpi itu juga terulang kembali,
sama seperti malam-malam sebelumnya. Jadi aku bermimpi tentang kapal rusak itu
tiga malam berturut-turut.
Madinah, Kota yang Teratur
10. Pada malam
ketiga belas atau sepuluh hari setelah mimpi yang pertama, aku bermimpi lagi. Akan tetapi mimpiku kali ini sangat berlawanan dengan mimpiku yang pertama.
Mimpiku kali ini dibawa oleh seseorang ke sebuah kota yang sangat besar. Kota
itu sungguh luar biasa dengan segala keindahan dan keteraturannya. Tempat
orang-orang berkumpul, pertokoan, tempat tinggal, semua ditata dengan sangat
rapi. Belum pernah aku melihat kota seindah itu. Kota itu tidak ada kesamaannya
dengan koto-kota yang pernah aku kunjungi.
11.
Aku berjalan bersama
qorinah melihat blok demi blok kota tersebut. Berbagai macam fasilitas kota
dengan petugas-petugasnya semua ada di situ, tetapi penduduk kota tersebut
masih sangat sedikit. Kami terus dan terus berjalan, sampai pada akhirnya aku
katakan kepada qorinah: “Kita jangan teruskan ke sana, aku merasa kalau kita
teruskan berjalan ke sana kita tidak akan bisa kembali, mari kita balik pulang.”
Maka aku mencari tempat di mana tadi kami memasukinya, karena meninggalkan
tanda masuk di tempat itu. Kemudian aku ambil tanda masuk itu agar bisa keluar,
sampai akhirnya aku terjaga.
12. Aku renungkan kembali mimpiku itu, dan aku berdoa agar Allah
mengulangi kembali mimpiku itu. Ternyata pada dua malam berikutnya mimpi itu
kembali terulang, jadi aku bermimpi tentang kota itu tiga malam berturut-turut.
Sama
halnya seperti mimpiku yang pertama.
Makna Kedua
Mimpi
13. Dua mimpi yang
aku alami tersebut tentu menambah keyakinanku. Dari kedua mimpi itu dapat
disimpulkan bahwa kapal rusak adalah analogi dari Darul Bawar suatu bentuk
kehidupan jahanam, di mana di dalamnya terdapat golongan-golongan atau
aliran-aliran agama yang sesat, yang tidak dapat menemukan jalan keluar dari
kehidupan jahanam itu. Sedangkan Madinah atau kota yang teratur adalah analogi dari Yerusalem
atau Darussalam, suatu bentuk kehidupan -jannah- yang tertata dengan baik
berdasarkan hukum Allah. Kota
itulah yang menjadi masa depan kita, dan ke arah itulah kita menuju, dengan
syarat kita harus sanggup meninggalkan kapal rusak yang tidak ada jalan
keluarnya itu.
14. Itulah tanda
yang Allah tampakkan kepada aku Al-Masih Al-Maw’ud, yang akan meneruskan
tongkat estafet keRasulan, yang pernah dibawa oleh nabi dan Rasul dari Bani
Israil dan Bani Ismail. Tongkat itu sekarang berada di tanganku. Dan tentu saja
sebagai pemegang tongkat estafet yang baru, aku harus mengetahui cara masuk
yang benar, dan menemukan jalan keluar yang benar pula. Dan tentu saja hal itu tidak akan berhasil tanpa pertolongan Allah. Seperti yang tertulis di
dalam Al-Kitab: “Ya Robku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”
Mimpi Al-Masih Al-Maw’ud
15. Mulai dari sinilah aku menurunkan apa yang aku dapatkan selama
aku bertahanuts di Gunung Bunder itu. Aku
panggil katib untuk menuliskan apa yang aku dapatkan itu ke dalam sebuah kitab
(seperti apa yang kalian baca sekarang ini). Dan aku juga memerintahkan kepada
katib agar mempersiapkan sebuah acara di ummul quro bagi para sahabat untuk
menjadi syahid bagi keRasulan Al-Masih Al-Maw’ud. Tetapi katib mengusulkan agar
acaranya diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya.
16. Di malam yang ketiga puluh tujuh, tiga hari menjelang
empat puluh hari aku bertahanuts, kembali aku bermimpi. Di dalam mimpi itu aku
sedang dilantik atau diangkat menjadi Rasul Allah disaksikan oleh para sahabat.
Apa yang aku alami di dalam mimpi itu adalah acara yang kami telah rencanakan
sebelumnya.
Al-Masih Al-Maw’ud Dilantik Menjadi Rasul
17. Dan ketika acara itu direalisasikan pada malam keempat
puluh atau pada tanggal 23 Juli 2006, maka acara itupun berjalan seperti
apa yang aku lihat di dalam mimpiku tiga hari sebelumnya.
Aku keluar dari Gua Hira dan
para sahabat sudah menungguku di atas, semuanya sudah disiapkan tempat, aku
membuat suatu atmosfir yang sesuai dengan apa yang aku lihat di dalam mimpiku,
dan itu sudah terjadi, pelantikanku sebagai Rasul Allah dan aku umumkan pada
mereka: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada ilah selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan.”
18. Itulah saudara-saudara “oleh-oleh” yang aku peroleh
selama empat puluh hari bertahanuts di Gunung Bunder. Aku ceritakan kepada kalian para mu’min mubaligh, agar qolbu kalian mantap,
sebab inilah landasan iman kita kepada Allah dan rasul Nya. Ini adalah peristiwa yang sangat penting, dan hanya terjadi satu kali di
dalam hidup kita. Peristiwa ini akan tercatat dalam sejarah dunia di kemudian
hari, karena ini bukan persoalan kecil, ini persoalan kebangkitan peradaban
syari’at Allah.
11. JADILAH SYAHID AL-MASIH AL-MAW’UD RASUL ALLAH
Al-Masih Al-Maw’ud Mendapat Curahan Ruhul Qudus
1.
Selama bertahanuts di
Gunung Bunder, banyak sudah wahyu yang Allah turunkan kepadaku, kemudian
selanjutnya wahyu itu aku turunkan kepada kalian. Tentu saja dari semua yang
kalian terima itu mesti diikat dalam satu kesimpulan, agar kalian dapat
menyikapi wahyu yang telah turun itu, dan bersaksi bahwa semua itu adalah
kebenaran yang datang dari Allah melalui Rasul Nya.
2. Karena setiap kali Rasul diutus oleh Allah untuk
menyampaikan kebenaran ayat-ayat Nya, maka orang yang telah disampaikan itu
harus menentukan sikapnya. Kalau apa yang disampaikan itu benar, lalu kebenaran
itu keluar dari bibir siapa? Kalau keluar dari bibir seseorang, maka orang yang
telah disampaikan itu harus membenarkan orang yang menyampaikan itu. Dan orang
yang telah disampaikan itu harus bersaksi atau bersyahadah bahwa orang yang
menyampaikan itu adalah benar sebagai Rasul Allah. Kalau seorang Rasul
berbicara tentang kebenaran, maka orang yang diajaknya berbicara itu harus
menentukan sikapnya, maka dikatakan harus bersaksi, atau menjadi saksi.
Saksi-Saksi Allah dan Rasul-Nya
3.
Rasul bersaksi tentang Allah,
tidak ada orang yang lebih tahu tentang Allah selain Rasul, maka Rasul menjadi
saksi atau bersaksi tentang Allah. Karena dia yang paling tahu dan paling kenal
Allah, maka dia berbicara tentang Allah, dalam arti Allah sebagai Robbul
‘alamin dengan segala sifat dan rencana Nya, maka dikatakan Rasul itu sebagai
syahid Allah.
4.
Lalu siapa yang
menyaksikan bahwa Musa atau Isa itu Rasul Allah? Atau manusia yang berani
bertanggung jawab untuk mengatakan kepada manusia bahwa Muhammad itu Rasul Allah?
Tentu saja mesti ada, yaitu orang yang pernah bertemu dan belajar firman Allah
kepada Muhammad, maka orang itu harus menjadi saksi terhadap manusia tentang
Muhammad sebagai Rasul Allah. Jadi Muhammad bersaksi tentang Allah kepada
mu’min, dan mu’min harus bersaksi menjadi saksi tentang Muhammad kepada manusia
tentang keRasulannya.
5.
Karena Rasul datang
kepada mu’min dan mengajarkan tentang sifat-sifat Allah. Maka dikatakan Rasul
sebagai saksi Allah. Artinya orang yang paling tahu betul tentang Allah. Dalam
bahasa hikmah dikatakan “Tiada yang paling kenal tentang Bapak selain anak,”
artinya tiada yang paling tahu tentang Allah selain Rasul, karena Rasul
mendapat wahyu dari Allah. Dia mengenal Allah segala-galanya seperti seorang
anak mengenal bapaknya. Atau seperti seorang hamba mengenal tuannya. Dia
mengenal betul tentang senang dan benci tuannya, dia tahu betul tentang ridho
dan ghodhob (murka) tuannya, karena dia mengenal betul tentang sifat-sifat
tuannya. Jadi kalau ingin mengenal Allah, maka dia harus bertanya kepada hamba
Nya, yaitu Rasul.
6.
Jadi Rasul menjadi
syahid Allah di muka bumi atas mu’min, dan mu’min menjadi syahid Allah dan Rasul
Nya atas manusia. Mu’min datang kepada manusia menceritakan tentang firman Allah
dan Rasul Nya. Mu’min menjadi saksi, seperti saksi di pengadilan, dimana
kesaksiannya dipakai oleh hakim untuk mengambil keputusan.
7.
Mu’min menjadi syahid
bagi Allah dan Rasul Nya kepada manusia, karena manusia tidak mengenal Allah
dan Rasul Nya tanpa melalui mu’min. Manusia yang tidak pernah bertemu dengan Rasul,
maka dia mengenal Allah dan Rasul Nya melalui mu’min yang mengenalkannya. Oleh
sebab itu, mu’min menjadi syahid bagi sekalian manusia tentang Allah dan Rasul
Nya. Mu’min menjadi syahid bagi Allah sebagai Robbul ‘alamin dan menjadi syahid
bahwa benar Musa, Isa dan Muhammad itu sebagai Rasul Allah pada masanya.
Jadilah Saksi-saksi Al-Masih Al-Maw’ud
8.
Sekarang sama saja
dengan Rasul yang baru, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud. Al-Masih Al-Maw’ud menjadi saksi bagi mu’min tentang Allah,
karena mu’min mengenal Allah dari Rasul Al-Masih Al-Maw’ud berdasarkan apa yang
didapatnya dari Allah di Gunung Bunder selama 40 hari bertahanuts, itulah yang
harus dijadikan ruh oleh orang-orang yang mengimaninya.
9.
Lalu bagaimana prosedur
mengimani Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah? Tentu saja sama seperti
kepada Rasul-Rasul sebelumnya, bahwa setiap orang yang mengimani Al-Masih
Al-Maw’ud harus bersyahadah atau membuat pernyataan sebagai komitmen bahwa
orang itu benar mengimani Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah. Seperti Abu
Bakar mengimani Muhammad, seperti Matius mengimani Yesus, seperti Yosua
mengimani Musa, tentu saja dengan segala konsekuensi iman.
10. Untuk menjadi saksi bahwa Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul
Allah, maka mu’min harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa
dia sebagai saksi tentang kedudukan Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah di
abad ini, seperti yang dinubuwahkan oleh Al-Qur`an dan hadits Muhammad tentang
Al-Masih yang akan datang setelah periode Muhammad Rasululloh.
Tugas Al-Masih Al-Maw’ud dan Saksi-Saksinya
11.
Program Al-Masih
Al-Maw’ud dan kaum mu’min ke depan adalah mengaktualisasikan kembali firman Allah
di tengah-tengah kehidupan ummat manusia di abad ini. Dimana seluruh ayat-ayat
Al-Qur`an dijadikan sebagai manhaj dakwah dan jihad, yang tidak boleh bergeser
seujung rambutpun.
12. Iman kepada Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah adalah
kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan jalan yang akan ditempuh oleh
Al-Masih Al-Maw’ud yang berpedoman kepada ayat-ayat Al-Qur`an sebagai -shirothol
mustaqim- yang diminta oleh semua orang, baik oleh Bani Isroil maupun Bani
Ismalil, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran. Jadi Al-Masih Al-Maw’ud akan
menggunakan Al-Qur`an sebagai shiroth dan semua orang yang beriman harus
mengikuti Al-Masih Al-Maw’ud, karena Al-Masih Al-Maw’ud adalah orang yang
diberikan ilmu tentang Al-Qur`an (wahyu) oleh Allah. Dia akan memimpin manusia
dengan tuntunan Al-Qur`an yang difahaminya secara konsekuen dan konsisten.
13. Kalau hari ini ada orang yang beriman kepada Allah nya
Ibrohim, Allah nya Musa, Allah nya Isa, Allah nya Muhammad, tetapi tidak mau
diajak untuk berjalan di atas prinsip-prinsip Al-Qur`an sebagai shirothol
mustaqim, maka mereka itu adalah orang-orang yang mengkafiri Allah, mengkafiri
malaikat-malaikat Allah, mengkafiri kitab-kitab Allah, mengkafiri Rasul-Rasul Allah,
mengkafiri yaumil akhir, mengkafiri qodho dan qodar Allah.
14. Sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang-orang
yang menjadikan Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, yaitu konsep jalan yang
benar untuk mengenal dan mengimani Allah, mengimani malaikat-malaikat Allah,
mengimani undang-undang Allah, mengimani Rasul-Rasul Allah, mengimani tujuan
akhir dari kehidupan ini, mengimani qodho dan qodar Allah.
15. Tatkala orang tidak mau diajak berjalan di atas
prinsip-prinsip Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, siapapun dia, maka dia
dikatakan berjalan pada shirothol maghdub. Berarti orang-orang yang tidak mau
berjalan pada prinsip Al-Qur`an, yang menyatakan bahwa Al-Qur`an itu sudah
tidak relevan lagi, yang menganggap bahwa Al-Qur`an ini sudah selesai, dan
tidak bisa lagi orang berbuat seperti Muhammad yang berjalan di bawah bimbingan
Al-Qur`an. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak menjadikan
Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim. Tentu saja orang yang tidak mau berjalan di dalam garis
Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, maka dia pasti berjalan di shirothol
maghdub, yaitu jalan yang dimurkai Allah, dan pastilah itu jalan yang sesat.
16. Beriman kepada Al-Qur`an hari ini adalah dengan menjadikan
Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim. Yang dijadikan hudan oleh Al-Masih
Al-Maw’ud beserta orang-orang yang mengimaninya, di dalam dia melaksanakan
tugas keRasulan dan kemu’minannya, mengabdi kepada Allah untuk menzhohirkan
Dien Allah di muka bumi. Atau menegakkan hukum Allah di atas segala hukum
bangsa-bangsa, agar hukum Allah itu ditaati oleh manusia sehingga tercipta
kedamaian dan keselamatan serta kesejahteraan.
17. Tatkala Yerusalem pertama hancur, maka diutuslah Yesus
mengembalikan Yerusalem sebagai Kota Keadilan Allah, atau tempat berlakunya
hukum Allah. Demikian pula pada periode Muhammad, dia diutus oleh Allah dengan
petunjuk Al-Qur`an, agar dia berjuang dengan bimbingan Al-Qur`an itu untuk
menzhohirkan hukum Allah, sehingga hukum Allah berada di atas segala hukum
bangsa-bangsa. Demikian juga dengan tugas Al-Masih Al-Maw’ud hari ini, mengajak
orang-orang yang mau kembali kepada Allah, kepada Dien Tauhid, kembali kepada
fitrah dirinya, untuk bersama sama dengan Al-Masih Al-Maw’ud yang diyakininya
sebagai utusan Allah untuk berjuang mengembalikan Darussalam yang dahulu pernah
dibangun oleh Muhammad Rasululloh.
18. Jadi jelas bagi kita semua ke mana arah tujuan hidup kita
ini. Kita akan dijadikan sebagai objek oleh Allah, kita akan dijadikan kekuatan
oleh Allah, akan dijadikan shulthon oleh Allah, akan dijadikan
malaikat-malaikat Allah, akan dijadikan mursalin atau Rasul-Rasul Allah. Pada
dasarnya semua mu’min karena dia hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Rasul,
maka setiap mu’min tatkala dia membawa risalah Allah, maka kedudukan diapun
sebagai mursalin atau Rasul juga. Jadi Rasul tidak sendirian, Karena semua
mu’min yang membawa firman Allah menyebar ke seluruh dunia ini disebut juga
mursalat atau Rasul-Rasul Allah.
19. Sebagai Rasul-Rasul Allah tugasnya jelas untuk
memenangkan atau menzhohirkan hukum Allah, agar hukum Allah itu menjadi
eksponen atau hukum inti yang ditaati di dalam kehidupan antara manusia,
walaupun di luar sana masih ada hukum bangsa-bangsa, karena di dalam kehidupan
ini tidak hanya berlaku hukum Allah saja. Memang di dalam Darusalam berlaku
hukum Allah, oleh karena itu Darusalam harus terus diperluas. Inilah yang
menjadi tugas mu’min, yaitu memperluas atau memperbesar daerah kekuasaan Allah
di muka bumi. Inilah
yang dimaksud dengan mengakbarkan Allah.
20. Allah tidak
akan pernah berbuat zholim kepada hamba Nya, karena sebelum perjalanan itu
dilalui, kita telah diberitahukan dan telah dijelaskan terlebih dahulu oleh
Nya, tentang segala resiko dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Seperti
yang telah kita fahami bersama bahwa kita akan melalui enam estape penegakan
Dien. Inilah jalan yang terang dan jelas karena sudah diberitahukan program ke
depannya. Maka apapun halangan atau ujian yang Allah berikan di depan harus
bisa kita atasi dengan sikap shobar.
21. Semua
perjalanan kita ke depan sangat tergantung kepada iman atau aqidah, dan aqidah
sangat tergantung kepada pemahaman. Kalau
kita mengikuti tanpa memahami ke mana tujuan dan resiko perjalanan ini, maka
kita nanti akan banyak mengalami kesulitan. Apabila kita berjalan tanpa dasar
iman, maka yang terjadi nanti adalah kemunafikan. Tidak mudah untuk menjadi
orang yang beriman, tidak mudah mengatakan bahwa saya beriman. Iman itu ibarat emas, dia
baru ketahuan kalau sudah mendapat ujian.
22. Orang-orang
yang menyatakan imannya pada periode awal sampai Makkiyah itu akan diuji oleh Allah,
diuji sampai tuntas, sampai betul-betul kelihatan mana emas dan mana loyang.
Mana iman yang hanya di bibir dan mana iman yang sampai ke akar qolbu. Maka
berbahagialah orang yang mendapat ujian iman itu. Sebab ujian yang diberikan
itu adalah untuk memurnikan imannya dari kemusyrikan. Dan tentu saja Allah yang
paling mengetahui persoalan manusia, Dia akan menguji manusia melalui apa yang
paling dicintainya. Allah yang paling mengetahui manusia akan memberikan -ibtila-
atau -fitrah- dari apa yang paling dicintai oleh orang itu. Sebelum sampai
kepada titik itu, Allah tidak akan merihoinya. Maka ada tertulis di dalam Al
Kitab, bahwa kamu belum bisa disebut mu’min sejati sebelum kamu memberikan
kepada Allah melalui Rasul Nya apa-apa yang paling kamu cintai.
23. Secara garis
besar apa yang dicintai manusia itu adalah isteri atau suami, anak-anak, segala
harta yang kita miliki, dinar-dinar yang kita simpan, perak-perak yang kita jadikan
perhiasan di dalam rumah kita, segala kendaraan yang bagus, segala hobby kita
terhadap binatang, segala harta kita berupa sawah ladang, atau perniagaan kita.
Inilah unsur-unsur yang nantinya Allah akan masuki untuk menguji kita semua
selama mengikuti perjalanan bersama Al-Masih Al-Maw’ud Rasululloh.
24. Semoga Allah
senantiasa memberikan bimbingan kepada kita di dalam memenuhi azam (program
kita) ke depan, dan untuk itulah semua kita bertawakal kepada Allah.
12. Saksi-saksi Al-Masih Al-Maw’ud
Berdasarkan Sifat Allah Yang Rahman dan Rahim
Setelah
mendapat Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al-Masih Al-Maw’ud kepada kami,
dengan ini dipermaklumatkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa,
suku, ras, dan segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah
orang-orang yang telah bersaksi bahwasanya Al-Masih Al-Maw’ud adalah Rasul Allah
sebagaimana yang dinubuwahkan oleh Al-Qur`an di dalam surat Al Jumu’ah ayat 2
dan 3, sebagai berikut:
“Dialah yang
membangkitkan dari bangsa Ummi seorang rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS. 62/2-3)
Selanjutnya
kami masing-masing menyatakan persaksian sebagai berikut: “Aku Bersaksi
Bahwa Tiada Yang Haq Untuk Diibadahi Kecuali Allah, dan Aku Bersaksi Bahwa Anda
Al-Masih Al-Maw’ud Adalah Utusan Allah”.
Saksi-saksi Al-Masih
Al-Maw’ud
Berikut
daftar nama orang-orang yang dianggap sebagai saksi atas kenabian Ahmad
Moshaddeq, baik dari kalangan laki-laki (Rijal) maupun perempuan (Nisa),
berdasarkan apa yang tertulis dalam buku “Ruhul Kudus Yang Turun Kepada
Al-Masih Al-Maw’ud” halaman 192:
|
RIJAL
|
|
|
1.
|
Syamsudin
Salam
|
30.
|
|
2.
|
Muchtar
Asni
|
31.
|
Sugiyanto
|
3.
|
Saidi
|
32.
|
Maisoni
|
4.
|
Heru
Widharto
|
33.
|
Jawahir
|
5.
|
Zarkasih
Effendi
|
34.
|
Munandar
|
6.
|
Saarih
|
35.
|
Rahmat
|
7.
|
Aslim
Munik
|
36.
|
Radit
|
8.
|
Wahyu
Sandjaya
|
|
|
9.
|
Farid
Ma’ruf Sardjimin
|
|
|
10.
|
Muhammad
Ichwan
|
|
NISA
|
11.
|
Fahmi
Abu Yusuf
|
|
|
12.
|
Jusuf
Damardjati
|
37.
|
Gin
Abdussalam
|
13.
|
Berny
Satria
|
38.
|
Sri
Sulsiah
|
14.
|
Adnan
Kamaludin
|
39.
|
Isdayuni
|
15.
|
Rambat
Hartanto
|
40.
|
Marhamah
|
16.
|
Munadi
|
41.
|
Nurhasanah
|
17.
|
Kosasih
|
42.
|
Nurhayati
|
18.
|
Ashari
Mikaya
|
43.
|
Ernawati
Anas
|
19.
|
Mahful
Muiz
|
44.
|
Sri
Rulli L.
|
20.
|
Andi
Dahlan
|
45.
|
Kristina
Suyitno
|
21.
|
Budi Thamtomo
|
46.
|
Kartika
Sari
|
22.
|
Ari
Cahyono
|
47.
|
Hairunnisa
|
23.
|
A.
Dandy Kusuma
|
48.
|
Mimi
Talu
|
24.
|
Sutargo
|
49.
|
Novita
Yanti
|
25.
|
Dedi
Priyadi
|
50.
|
Ningrum
|
26.
|
Heru
|
51.
|
Nurulita
|
27.
|
Abdul
Hafid
|
52.
|
Siti
Aisyah
|
28.
|
Sutarmadji
Permana
|
53.
|
Julia
|
29.
|
Kusumahati
|
54.
|
Dwi
Ratna [1]
|
AL-QUR`AN DALAM PANDANGAN GAFATAR
Dengan istilah “mengembalikan
jiwa (ruh) Al-Qur`an yang telah hilang 1300 tahun yang lalu,” maka kelompok
Gafatar ini mengartikan ayat-ayat Al-Qur`an dengan sangat menyimpang sesuai
dengan pola pikir mereka. Seperti misalnya mereka menulis buku khusus untuk kalangan sendiri, salah satunya berjudul TAFSIR
WA TA’WIL AL-QUR`AN (Khushushan Li Ahlil Bait Al-Qiyadah Al-Islamiyyah),
yang berisi Terjemah dan Tafsir
Surat Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’arij, Nuh, Al-Jinn, Al-Muzammil,
Al-Muddatstsir, Al-Qiyamah, Al-Insan, dan Al-Mursalat. Dalam buku tersebut
di antaranya dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
1)
Tafsir surat
Al-Mulk [67] ayat 2:
ﭛ ﭜ
ﭝ ﭞ ﭟ
ﭠ ﭡ ﭢﭣ
ﭤ ﭥ ﭦ
ﭧ
“Dia yang
menciptakan kematian dan kehidupan, agar dengan demikian menjadi ujian bagi
kamu (mu’min), siapakah di antara kalian yang paling baik pengabdiannya.
Ketahuilah Dia adalah yang Maha Perkasa dan Penerima Taubat.”[1]
Kemudian mereka
memberi penafsiran sebagai berikut, “Kata –mati- dan –hidup- dapat dikenakan pada pribadi orang maupun pada
eksistensi suatu ummat. Karena di sini menggunakan dhomir –kum- ini mengarah
kepada kematian dan kehidupan komunitas ummat. Jika ummat Islam ingin hidup,
mereka harus berjuang untuk memiliki kekuasaan dan teritorial sendiri.
Berda’wah dan berjihad mentegakkan kedaulatan Allah di muka bumi itulah esensi
amal sholih.”[2]
2)
Terjemah surat
Al-Mulk [67] ayat 21:
ﯛ ﯜ
ﯝ ﯞ ﯟ
ﯠ ﯡﯢ ﯣ
ﯤ ﯥ ﯦ
ﯧ ﯨ
“Atau siapakah yang akan
memberikan rizqi kepadamu jika Ia menahannya? Tidak, mereka tetap keras kepala,
angkuh, dan penuh kebencian.”[3]
Kemudian mereka
memberi penafsiran sebagai berikut, “Istilah
rizqi yang dimaksud bukan dalam arti fisik, rizqi yang tidak diperoleh selain
dari Allah adalah hidangan dari langit (QS.5/114). Yang ditolak oleh orang-orang
kafir musyrik adalah rizqi yang diberikan Allah kepada Muhammad Rasululloh dan
itu tidak lain adalah wahyu.”[4]
3)
Tafsir surat
Al-Qalam [68] ayat 49:
ﮋ ﮌ
ﮍ ﮎ ﮏ
ﮐ ﮑ ﮒ
ﮓ ﮔ ﮕ
“Jika seandainya ia tidak
mendapat nikmat (petunjuk) dari Robnya, benar-benar akan dicampakkan ke daerah
yang tandus dalam keadaan tercela.”[5]
Kemudian mereka
memberi penafsiran sebagai berikut, “Karena
sadar akan kesalahannya berupa ketidak sabarannya menghadapi ummat, ia
menyesali sendiri dan mohon kepada Allah agar ia kembali dibimbing dengan
hidayah Robnya. Sebagai penebus atas kesalahannya, Nabi Yunus berhasil merekrut
orang (talwiyah) untuk mendukung da’wah yang jumlahnya lebih dari 100.000 orang
(QS.37/139-148).”[6]
4)
Tafsir surat
Al-Haaqqah [69] ayat 1-3:
ﮯ ﮰ
ﮱ ﯓ ﯔ
ﯕ ﯖ ﯗ
ﯘ ﯙ
“Kejadian yang pasti terjadi.
Apakah kejadian yang pasti terjadi? Dan apakah yang membuat engkau tahu
kejadian yang pasti terjadi itu?”[7]
Kemudian mereka
memberi penafsiran sebagai berikut, “Istilah
Al-Haqqoh selalu dipahami orang sebagai hari kiamat, dalam arti hari hancurnya
alam semesta. Jika disimak dengan jernih berdasarkan ayat-ayat selanjutnya,
arti Al-Haqqoh bukanlah dalam arti demikian.
Al-Haqqoh adalah hari yang
pasti terjadi menimpa suatu bangsa yang berbuat zholim, bangsa yang menyimpang
dari Dien Allah, bangsa yang mendustakan Islam warisan para Nabi dan Rasul
sebelumnya. Pertolongan Allah yang datang melalui kebangkitan para Nabi dan Rasul
dari bangsa itu sendiri tidak disyukuri, bahkan para Nabi dan Rasul itu diteror
dengan berbagai macam hinaan dan tuduhan nista.
Bentuk Al-Haqqoh adalah
datangnya bencana sosial yang menerpa bangsa itu dalam bentuk kehancuran kultur
sosio politik yang amat dahsyat (chaos). Adzab yang menimpa bangsa-bangsa
penentang Rasul yang selalu dilihat secara fisik adalah tidak sesuai dengan
Sunnatulloh pada akwan (alam yang selalu dalam keadaan setimbang).”[8]
Ayat-Ayat
Al-Qur`an yang Dijadikan Dalil oleh Gafatar
Gafatar
berkeyakinan jika wahyu Allah masih tetap turun sampai saat ini. Mereka pun
menggunakan dalil-dalil naqli dari Al-Qur`an. Di antaranya mereka berdalil
dengan ayat-ayat berikut ini :
1. Surat
Al-Qadr [97] ayat 4:
ﭤ ﭥ ﭦ
ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ
ﭬ ﭭ
“Malaikat yaitu Ruh turun kepadanya dengan izin Robb
membawa segala perintah.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 1)
2. Surat
An-Nahl [16] ayat 106:
ﭽ ﭾ
ﭿ ﮀ ﮁ
ﮂ ﮃ ﮄ
ﮅ ﮆ ﮇ
ﮈ ﮉ ﮊ
ﮋ ﮌ ﮍ
ﮎ ﮏ ﮐ
ﮑ ﮒ ﮓ
ﮔ ﮕ
“Barang siapa yang ingkar (kafir) kepada Allah
sesudah dia beriman, kecuali orang yang dipaksa sedang hatinya tenteram (tetap)
dengan iman, tetapi barangsiapa yang hatinya terbuka dengan kekafiran, maka
atas mereka kemurkaan dari Allah, dan bagi mereka azab yang besar. (BINAYAH
RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 3)
3. Surat
An-Nisa’ [4] ayat 64:
ﮢ ﮣ
ﮤ ﮥ ﮦ
ﮧ ﮨ ﮩﮪ
ﮫ ﮬ ﮭ
ﮮ ﮯ ﮰ
ﮱ ﯓ ﯔ
ﯕ ﯖ ﯗ
ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan
untuk ditaati dengan izin Allah. Sesungguhnya kalau mereka ketika menganiayai
diri mereka sendiri, mereka datang kepadamu lalu mereka memohon ampun kepada
Allah dan Rasulpun memohonkan Ampun bagi mereka, niscaya mereka mendapati Allah
maha penerima Taubat lagi maha penyayang.” (BINAYAH RO’IN, Siraj
1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 4)
4. Surat
An-Nisa’ [4] ayat 59:
ﯵ ﯶ
ﯷ ﯸ ﯹ
ﯺ ﯻ ﯼ
ﯽ ﯾﯿ ﰀ
ﰁ ﰂ ﰃ
ﰄ ﰅ ﰆ
ﰇ ﰈ ﰉ ﰊ ﰋ
ﰌ ﰍﰎ ﰏ
ﰐ ﰑ ﰒ ﰓ
“Hai orang
yang beriman taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kamu kepada Rasul dan
kepada pemangku kekuasaan di antara kamu, maka jika kamu berselisih dengan
sesuatu, kembalikanlah kepada Allah dan Rasulnya jika kamu benar beriman
terhadap Allah dan hari kemudian, itulah yang lebih baik dan lebih bagus
kesudahannya.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 10)
Dalam buku yang sama, sebelum ayat tersebut, terlebih dahulu
dijelaskan :
“Lalu apa dan siapa itu orang Musyrik yaitu orang
yang telah mencabut syahadatnya/melanggar syahadatnya. Yaitu pada waktu yang
lalu ialah orang yang mengucapkan: “Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah” dan yang sekarang: “Asyhadu an laa ilaaha illallaah
wa asyhadu anna al-Masihal Mau’uda Rasulullaah” dan kemudian dicabut atau
dilanggar, dalam arti melanggar perintah RasulNya.”
“Jadi dengar apa itu perintah dari RasulNya saat
ini, jangan membeda bedakan antara Rasul yang satu dengan yang lain. Jangan
mengatakan Muhammad nabi besar.”
5. Surat
Al-Jumu’ah [62] ayat 2:
ﭞ ﭟ
ﭠ ﭡ ﭢ
ﭣ ﭤ ﭥ
ﭦ ﭧ ﭨ
ﭩ ﭪ ﭫ
ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ
ﭰ ﭱ ﭲ
ﭳ
“Dialah yang membangkitkan di antara bangsa yang
ummi seorang Rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya,
dan mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya adalah dalam kesesatan yang nyata.” (BINAYAH
RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 21 dan 24)
CATATAN : Semua ayat
Al-Qur`an yang terdapat dalam buku BINAYAH RO’IN ditulis dengan huruf latin.
BERSAMBUNG...
[1] Al-Qiyadah Al-Islamiyyah didirikan oleh
Ahmad Moshaddeq pada tanggal 23 Juli 2006 di Kampung Gunung Sari Desa Gunung
Bundar, Bogor Jawa Barat. Ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini berisi kesesatan.
Di antaranya dia mengaku menerima wahyu berbahasa Indonesia . Ahmad Moshaddeq berkata,
ﮖ ﮗ
ﮘ ﮙ ﮚ
ﮛ ﮜ ﮝ
ﮞﮟ ﮠ ﮡ
ﮢ ﮣ ﮤ
ﮥ ﮦﮧ ﮨ
ﮩ ﮪ ﮫ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan
dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan siapa
yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia
Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana,” (QS Ibrahim [14]: 04).
Ahmad Moshaddeq tidak mewajibkan shalat lima waktu, puasa, haji dll karena
saat ini masih dalam periode Mekkah. Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai bagian
dari pelaku sejarah yang banyak jasanya dan Al-Qur`an sekarang ini sudah hilang
ruhnya. Shalat yang wajib dilakukan pada saat ini menurut ajaran Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah adalah shalat malam, baik satu, tiga, lima, atau sebelas rakaat.
Jika tidak melaksanakan shalat malam, maka para pengikut Al-Qiyadah
Al-Islamiyyah wajib membayar denda yang diserahkan kepada “nabi” Ahmad
Moshaddeq.
Di dalam perkembangan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah
ini, Ahmad Moshaddeq mengaku sebagai Rasulullah (utusan Allah) dan Al-Masih Al-Maw'ud, yaitu pengganti
Rasulullah Muhammad SAW yang sudah berakhir masa tugasnya. Dia diangkat menjadi
“Rasul Al-Masih Al-Maw'ud pada tanggal
23 Juli 2006 setelah dia bertahanuts (bertapa) di Gunung Bunder Bogor
selama 40 hari 40 malam. Dia mengaku diangkat menjadi “Rasul" pas di hari
yang keempatpuluh dari pertapaannya itu. (Lihat buku RUHUL QUDUS Yang Turun
Kepada Al-Masih Al-Maw’ud, hal. 182).
[2] Di antara buku
pegangan Komunitas Millah Abraham adalah Al-Masih Al-Maw’ud dan Ruhul Qudus
Dalam Perspektif Taurat, Injil dan Al-Qur`an, karya Ahmad Moshaddeq;
Al-Kitab Menubuatkan Islam Hanif Akan Masuk Surga karya anonim; Teologi
Abraham Membangun Kesatuan Iman Yahudi, Kristen dan Islam, karya Mahful M
Hawary.
[4] Ajaran Yahudi dan
Kristen sekarang ini telah tercemar. Yahudi dan Nashrani sudah tercemar dengan
ajaran syirik. Allah SWT menjelaskan tentang Yahudi dan Kristen,
ﮛ ﮜ
ﮝ ﮞ ﮟ
ﮠ ﮡ ﮢ
ﮣ ﮤﮥ ﮦ ﮧ ﮨﮩ
ﮪ ﮫ ﮬ
ﮭ ﮮ ﮯﮰ
ﮱ ﯓﯔ ﯕ
ﯖ ﯗ
”Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan
orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar
dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah
melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS At-Taubah [09]:
30).
Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg di berikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.
BalasHapusKLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***
Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW
trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.
KLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***