ISLAM NUSANTARA DAN
BANTAHANNYA
oleh: M. Amin Djamaluddin
Di Indonesia muncul konsep Islam Nusantara yang di antaranya didukung oleh
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dengan mengatakan, NU akan terus
memperjuangkan dan mengawal model Islam Nusantara. Konon, konsep Islam
Nusantara adalah Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama,
dan yang penuh toleransi.
Konsep Islam Nusantara ini mendapatkan banyak penolakan dan bahkan dianggap
sesat dan menyesatkan, di antaranya ditolak oleh Imam Besar Front Pembela Islam
(FPI) Habib Riziq Sihab.
Dengan tegas beliau menyatakan bahwa JIN (Jemaat Islam Nusantara) merupakan
paham yang sesat dan menyesatkan, serta bukan dari ajaran Islam, sehingga wajib
ditolak dan dilawan serta diluruskan. Beliau memberikan 8 alasan kenapa beliau
menolak konsep Islam Nusantara, di antaranya :
- Bagi JIN bahwa Islam di Indonesia adalah “pendatang”
dari Arab yang “numpang”, bukan agama “asli” bangsa Indonesia.
- Islam sebagai pendatang dari Arab harus tunduk dan
patuh kepada Indonesia selaku pribumi, sehingga Islam harus siap
“dipribumisasikan” agar tunduk kepada budaya setempat.
- Islam yang ada di Indonesia selama ini adalah “Islam
Arab”, sehingga budaya Nusantara terancam dan tergerus oleh Arabisasi.
- Ambil Islam dan dan buang Arabnya.
- Ambil Islam dan buang jilbab.
- Ambil Islam dan buang ucapan salamnya.
- Ambil tilawah Al-Qur`an dan buang langgam Arabnya.
- Ambil Al-Qur`an dan buang bahasa Arabnya.
Konsep Islam Nusantara : Ambil Islam dan dan buang Arabnya.
Di dalam Harian Rakyat Merdeka,
dengan judul, NU & Warna Islam Nusantara, Jumat 31 Juli 2015 Budi
Rahman Hakim menulis sebuah catatan sebagai berikut, ”NU juga dihadapkan
mampu merawat wajah dan ekspresi Islam Indonesia yang berbeda dengan Timur
Tengah. Gagasan Islam Nusantara bukanlah di tingkat wacana namun sudah di level
realita. Sebuah gerakan yang melindungi campur aduknya Arab dan Islam. Islam
bukanlah Arab, sebaliknya. Islam yang rohmatan Lil ’alamien.”
Kalau kita menelaah Al-Qur`an,
terdapat banyak sekali dalil yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang
universal. Agama Islam bukan untuk bangsa Arab saja. Akan tetapi, agama Islam adalah
untuk semua umat manusia sedunia. Di dalam Al-Qur`an Allah SWT menegaskan,
ﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯﮰﮱ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat
manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS Saba [34]: 28)
Allah SWT juga berfirman,
ﮢﮣﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯ
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia!
Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, yaitu Allah yang memiliki
kerajaan langit dan bumi,” (QS
Al-A’raf [7]: 158)
Allah SWT juga berfirman,
ﮐﮑﮒﮓﮔﮕ
“Dan
Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam,” (QS Al-Anbiya [21]:
107)
Rasulullah SAW juga telah bersabda, bahwa beliau
itu walaupun berasal dari bangsa Arab, akan tetapi beliau diutus untuk semua
umat manusia. Jabir bin Abdullah RA mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
أُعْطِيتُ
خَمْساً لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِىٌّ قَبْلِى : كَانَ النَّبِىُّ يُبْعَثُ إِلَى
قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً…
“Aku diberi lima keutamaan yang tidak
diberikan kepada para nabi sebelumku, nabi terdahulu diutus untuk kaumnya saja,
sedangkan aku diutus untuk semua umat manusia…” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga mengatakan,
وَبُعِثْتُ إِلَى
كُلِّ أَحْمَرَ وَأَسْوَدَ…
“Aku diutus kepada semua yang
berkulit merah dan berkulit hitam…” (HR
Muslim dan Ahmad).
Jadi, Islam itu memang bukan untuk bangsa Arab, meskipun
berasal dari Arab. Akan tetapi, kita harus mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah orang Arab. Al-Qur`an, Allah SWT telah menurunkannya berbahasa Arab.
Hadits-hadits Rasulullah SAW juga disampaikan dalam bahasa Arab, dll.
Sebenarnya ungkapan ambil Islam dan buang Arabnya bukan
mempersoalkan tempat lahirnya Islam, akan tetapi ini lebih kepada persoalan
menggugat agama Islam. Arab dan Islam memang tidak bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan
ketika Allah SWT mengutus seorang nabi di sebuah tempat, pasti Allah SWT akan
menggunakan bahasa yang bisa difahami oleh umat yang hidup dengan utusan Allah
SWT tersebut. Sehingga tidak mungkin ketika Allah SWT mengutus seorag
utusan-Nya di jazirah Arab, kemudian Allah SWT menurunkan wahyu-Nya
dalam bahasa asing dengan tujuan supaya Allah SWT netral tidak memihak kepada
sebuah bahasa tertentu. Tentu hal ini terdengar sangat aneh. Allah SWT berfirman,
ﮖﮗﮘﮙﮚﮛﮜﮝﮞ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun,
melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada
mereka,” (QS Ibrahim [14]:
4).
Andai saja Islam diturunkan di Pulau Jawa, tentu Al-Qur`an
akan diturunkan berbahasa Jawa, dan Nabi-Nya pun berasal dari Jawa.
Saat ini, sebagian kaum muslimin di Indonesia
ingin membentuk sebuah agama baru yaitu agama Islam Nusantara yang berbeda
dengan Islam yang datangnya dari Arab. Kita pun bertanya, dari mana sumbernya Islam Nusantara
ini? Apakah mempunyai kitab suci sendiri dan nabi sendiri? Sedangkan sumber
hukum dalam Islam yang datangnya dari Arab adalah Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah
SAW; baik ucapan, perbuatan serta taqrir/persetujuannya Rasulullah SAW.
Islam memiliki ajaran yang sangat
mulia dan indah. Ketika dua orang muslim bertemu, maka setiap muslim diperintahkan
untuk saling mengucapkan salam, dengan ucapan ’assalaamu’alaikum wa
rohmatulloohi wa barokaatuh.’
Ketahuilah, sesungguhnya isi
dari kalimat salam tersebut adalah doa agar saudara kita diberi keselamatan,
rahmat dan berkah dari Allah SWT. Adakah
ajaran agama lain yang seindah ini?
Akan tetapi, apakah Islam Nusantara mengucapkan selamat
pagi, sore dan malam? Islam telah memberikan penjelasan bahwa jika ada seorang
muslim yang rajin mengucapkan salam kepada sesamanya, maka dia akan mendapatkan
pahala. Di antara keutamaannya sebagaimana disebutkan ‘Ammar bin Yasir,
ثَلاَثٌ
مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبَذْلُ
السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ.
“Tiga
perkara yang apabila seseorang memiliki ketiganya, maka akan sempurna imannya; bersikap
adil pada diri sendiri, mengucapkan salam kepada alam (setiap muslim),
dan berinfak ketika kondisi susah.” (HR. Al-Bukhari)
عنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ ، اِنْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ ، وَقِيْلَ :
قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ
لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ ، فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهٍ كَذَّابٍ ، فَكَانَ
أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا
السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا
بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ.
“Dari
‘Abdullah bin Salam, ia berkata, “Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah,
orang-orang segera pergi menuju beliau (karena ingin melihatnya). Ada yang
mengatakan, Rasulullah SAW telah datang, lalu aku mendatangi kerumunan manusia
untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasulullah SAW, maka aku mengetahui
bahwa wajahnya bukanlah wajah seorang pembohong. Maka yang pertama kali beliau
ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan,
sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur,
niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”
(HR
At-Tirmidzi).
Di
dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman,
ﯿﰀﰁﰂﰃﰄﰅﰆﰈﰉﰊﰋﰌﰍﰎﰏ
”Dan
apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang
sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu,” (QS Annisa [4]: 86).
Kita sudah mengetahui bahwa salamnya Islam yaitu,
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ.
“Semoga
keselamatan, rahmat dan keberkahan Allah senantiasa tercurah atas kalian.”
Jika salamnya Islam Nusantara
itu ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam, maka
orang-orang yang mengucapkannya tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Di dunia ini, tidak ada ucapan
salam sebagus ucapan salam yang
diajarkan oleh Islam, yang berisi mendoakan keselamatan, rahmat dan keberkahan
di antara sesama muslim jika saling bertemu.
Konsep Islam Nusantara : Ambil
Al-Qur`an dan buang bahasa Arabnya.
Menurut Islam Nusantara bahwa
membaca Al-Qur`an tidak mesti dengan bahasa Arabnya. Apakah kitab suci Al-Qur`an yang ditulis dengan
bahasa Indonesia , umat Islam
Indonesia
bisa langsung menyimak dan memahami makna dan arti ayat-ayat yang sedang dibacanya?
Konsep yang diusung oleh Islam
Nusantara ini sama persis dengan konsep para penjajah yang ingin melenyapkan
Al-Qur`an. Bedanya, para penjajah
ingin umat Islam supaya tidak memahami kandungan Al-Qur`an, maka mereka
melarang menerjemahkan Al-Qur`an. Sedangkan Islam Nusantara, mereka melarang
membaca Al-Qur`an dengan teks aslinya yaitu teks berbahasa Arab dan
memperbolehkan membaca terjemahnya saja dan tulisan ayat Al-Qur`an dengan
bahasa Indonesia .
Jadi jelas sudah, bahwa yang diserang oleh Islam Nusantara sebenarnya bukan Arab,
tapi Islam dan kitab sucinya yaitu Al-Qur`an.
Padahal, dengan sangat jelas bahwa Rasulullah SAW
menganjurkan untuk membaca Al-Qur`an dengan teks Arabnya, karena setiap huruf
memiliki satu pahala kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya.
Dari
Abdullah bin Mas’ud RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ، فَلَهُ حَسَنَةٌ وَ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا،
لَا أَقُوْلُ آلم حَرْفٌ وَ لَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لَامٌ حَرْفٌ وَ مِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa membaca satu
huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan
sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miin itu satu huruf,
tetapi Alif itu satu huruf, dan Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.” (HR. At Tirmidzi)
Banyak ayat, Allah SWT telah menegaskan bahwa
Al-Qur`an itu diturunkan dengan memakai bahasa Arab, bahasa terbaik di muka
bumi ini.
Allah SWT berfirman,
ﮩﮪﮫﮬﮭﮮﮯ
”Sesungguhnya Kami
menurunkannya berupa Qur'an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.” (QS Yusuf [12]: 2)
ﰃﰄﰅﰆﰇﰈﰉﰊﰋﰌﰍﰎﰏﰐﰑ
”Dan demikianlah Kami
menurunkan Al-Qur`an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menjelaskan
berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau
(agar) Al-Qur`an itu memberi pengajaran bagi mereka.” (QS Thaha [20]: 113)
ﯣﯤﯥﯦﯧﯨﯩﯪ
”(Yaitu) Al-Qur`an dalam
bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) agar mereka bertakwa.” (QS Az-Zumar [39]:
28)
ﭘﭙﭚﭛﭜﭝﭞﭟ
”Kitab yang ayat-ayatnya
dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.” (QS Fushshilat [41]:
3)
ﮏﮐﮑﮒﮓﮔﮕﮖﮗﮘ
”Demikianlah Kami wahyukan
kepadamu Al-Qur`an dalam bahasa Arab agar engkau memberi peringatan kepada
penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya...” (QS Asy-Syura [42]:
7)
ﮅﮆﮇﮈﮉﮊﮋ
”Sesungguhnya Kami menjadikan
Al-Qur`an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti.” (QS Az-Zukhruf [43]: 3)
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT,
dan bukan makhluk. Kalam Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab. Tidak boleh dirubah oleh siapapun
dan dengan bahasa apapun selain bahasa Arab. Kalau tidak dengan bahasa Arab,
seperti waktu diturunkannya, maka itu bukan Al-Qur`an.
Islam Nusantara itu Sesat.
Satu-satunya agama yang benar,
diridhai dan diterima oleh Allah SWT adalah Islam. Adapun agama-agama lain,
selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah SWT. Karena semua agama di luar
Islam, ajarannya telah disimpangkan dan dicampuri oleh tangan-tangan kotor
manusia.
Allah SWT berfirman:
ﭸﭹﭺﭻﭼ
“Sesungguhnya agama di sisi
Allah ialah Islam.” (QS Ali Imran
[3]: 19)
ﭯﭰﭱﭲﭳﭴﭵﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼ
”Dan barangsiapa mencari agama
selain Islam, dia tidak akan diterima, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.” (QS Ali Imran [3]: 85)
ﭻﭼﭽﭾﭿﮀﮁﮂﮃﮄﮅ
“Pada hari ini telah
Kusempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan ni`mat-Ku bagimu, dan
telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS Al-Maidah [5]: 3)
ﭲﭳﭴﭵﭶﭷﭸﭹﭺﭻﭼﭾﭿﮀﮁﮂﮃ
“Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak
kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.” (QS Ash-Shaf [61]: 7)
Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad SAW,
ﮐﮑﮒﮓ ﮔﮕ
”Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam,” (QS Al-Anbiya [21]: 107)
Nabi Muhammad SAW datang
dengan membawa Islam dan ajaran-ajaran Islam yang terkandung di dalam Al-Qur`an
dan As-Sunnah Rasulullah SAW. Jadi antara Islam dan Al-Qur’an itu tidak bisa
dipisahkan. Islam dan Al-Qur`an itu utuh untuk seluruh alam, tidak ada Islam
Nusantara, Islam Amerika, Islam Afrika, Islam Pakistan, Islam Arab dan
lain-lainnya. Jadi, Islam itu merupakan rahmat bagi seluruh alam.
Hanya orang-orang yang
sesatlah yang berani mengatakan ada Islam Nusantara, Islam Pakistan, Islam Afghanistan,
Islam Arab Saudi, Islam Timur Tengah dan lain-lainnya.
Jadi, salah besar dan divonis sesat
jika ada seorang muslim yang mengikuti ajaran Islam Nusantara yang di antara
ajarannya adalah ambil Al-Qur`annya dan buang bahasa Arabnya, ambil Islamnya
dan buang Arabnya, ambil Islam dan buang jilbabnya, ambil tilawah Al-Qur`an dan
buang langgam Arabnya.
Said Aqil Siradj mengatakan
bahwa Islam Indonesia itu bukan Islam Arab. Kalau begitu, mau pergi haji dan
umrah ke mana? Jangan seperti ada salah satu organisasi Islam yang cukup besar
juga di Indonesia, mereka tidak pergi haji ke Mekkah. Tetapi pergi hajinya ke
gunung Kerinci. Tetapi akhirnya setelah dipanggil dan dinasehati oleh MUI Pusat
dan sering datang berdiskusi di kantor LPPI, akhirnya mereka bertaubat dan
kembali kepada Islam yang benar yang bersumber dari Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah
SAW.
Jakarta 27 Juni 2018 M/12 Syawwal 1439 H
Penulis,
M. Amin Djamaluddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar