Apa Itu Kitab Tadzkirah Ahmadiyah?
Oleh: Dudung Ramdani, Lc
Allah SWT menyebutkan banyak ciri dan tanda orang-orang yang zhalim. Di antaranya adalah orang yang mengaku menerima wahyu, padahal dia itu tidak menerima wahyu dari Allah SWT sama sekali. Atau dengan kata lain, Allah SWT tidak menurunkan wahyu sedikit pun kepada dirinya. Akan tetapi, ada sebagian manusia yang mengaku menerima wahyu dan bahkan wahyu-wahyu tersebut dia tulis dan di kemudian hari dicetak menjadi sebuah kitab, yaitu seperti yang telah dilakukan oleh Mirza Ghulam Ahmad.
Mirza Ghulam Ahmad telah mengaku menerima wahyu dari Allah SWT di Qadian. Wahyu-wahyu yang dia terima dicetak oleh para pengikutnya dan diberi nama Tadzkirah. Di dalam Tadzkirah ini, konon katanya Allah SWT telah mewahyukan banyak hal kepada Mirza Ghulam Ahmad.
Umat Islam yang beraqidah lurus dan benar pasti akan menolak klaim sepihak dari Mirza Ghulam Ahmad ini. Karena di dalam Al-Qur`an sudah jelas bahwa setelah Nabi Muhammad SAW diutus dan Al-Qur`an telah sempurna, maka tidak akan ada nabi lagi dan tidak akan ada seorang manusia pun yang akan menerima wahyu.
Allah SWT telah berfirman, “Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya…”
(QS Al-An’am [6]: 93).
Para ulama banyak yang telah mengkaji kitab Tadzkirah dan disimpulkan bahwa kitab Tadzkirah adalah kitab sesat karena di dalamnya terdapat ayat-ayat Al-Qur`an yang dipotong-potong dan kemudian dirangkaikan menjadi sebuah rangkaian yang kemudian diakui sebagai wahyu yang turun di India kepada Mirza Ghulam Ahmad.
Konon kata Mirza Ghulam Ahmad bahwa Allah SWT telah berfirman kepada dirinya,
يا أحمد بارك الله فيك، ما رميت إذ رميت و لكن الله رمى، الرحمن علم القرآن،
لتنذر قوما ما أنذر آباءهم و لتستبين سبيل المجرمين…
“Hai Ahmad, semoga Allah memberkahimu, bukanlah kamu yang melempar tatkala melempar, tapi Allah lah yang melempar, Ar-Rahman lah yang telah mengajarkan Al-Qur`an, agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa…”
(Tadzkirah cetakan tahun 1956, hal. 43)
Akan tetapi, bagaimana jawaban yang disampaikan oleh para pengikut nabi palsu dari India itu, ternyata mereka berkata, “Saya kira, yang sudah yakin bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu memang orang yang tulus dan memang dipilih oleh Allah SWT sebagai mujaddid, maka wahyu dalam bentuk apa pun tergantung Allah SWT. Apakah wahyunya merupakan potongan-potongan Al-Qur`an atau bukan potongan Al-Qur`an, bukan urusan Mirza Ghulam Ahmad, tetapi urusan Allah SWT.” (Benarkah Ahmadiyah Sesat? Penerbit: PB GAI Yogyakarta, hal. 13).
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua dan diselamatkan di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Rabb.
Mantaaap
BalasHapusMantaaap
BalasHapusSaya ingin bertanya.
BalasHapusSaat ini saya sedang menjalin hubungan dengan serorang wanita dari LDII, saya niat ingin menikahkan dia tetapi orangtua dan keluarganya menentang dan tidak merestui hubungan kami.
Sikap seperti apah yg harus saya ambil.
Mohon nasihatnya