Oleh: ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat
Syi’ah, merupakan salah satu sekte dalam Islam. Sekte yang memiliki banyak
hal-hal aneh, sehingga sebagian ulama menghukumi mereka ini telah keluar dari
Islam.
Di antara aqidah Syi’ah yang sangat penting dan menjadi kaidah tertinggi
mereka ialah pengkafiran kepada seluruh Sahabat kecuali beberapa orang, seperti
‘Ali, Fathimah, Hasan dan Husain dan beberapa sahabat lainnya. Dan yang sedikit
ini pun, mereka tikam dengan kebohongan-kebohongan besar yang sukar dicari
tandingannya. Yang pada hakikatnya, mereka pun telah mengkafirkan Ali
Radhiyallahu ‘anhu dan ahli bait Radhiyallahu ‘anhum dengan cara yang berbeda
ketika mereka mengkafirkan seluruh Sahabat. Siapakah yang lebih mereka
kafirkan, Sahabatkah yang mereka tuduh telah menzhalimi ahlul bait, ataukah
‘Ali yang menurut mereka telah mengatakan bahwa dirinyalah yang telah
menghidupkan dan mematikan?
Inilah kaidah orang-orang Zindiq, yaitu: “Merendahkan sebagian, kemudian
meninggikan sebagian yang lain dalam waktu yang bersamaan”. Mereka telah merendahkan para sahabat dengan
caci-maki dan laknat. Mereka melawan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
banyak memuja para sahabat, di antaranya keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
kepada mereka “Radhiallahu ‘anhum”. Kemudian dalam waktu yang bersamaan, mereka
kafirkan juga ‘Ali dan ahlulbait dengan cara meninggikan mereka sampai kepada
derajat ketuhanan!
Itulah cara-cara kaum zindiq!
Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Syaikhul-Islâm Ibnu Taimiyyah
rahimahullah, bahwa Syi’ah itu buatan kaum zindiq munafik, yang pada masa ‘Ali
hidup, beliau telah membakar sebagian dari mereka dan sebagian lagi melarikan
diri dari pedang beliau.[Minhâjus Sunnah 1/11].
Di bawah ini, sedikit saya terangkan perkataan mereka terhadap para
sahabat, yang dinukilkan dari kitab-kitab mereka sendiri.
1. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat telah murtad sepeninggal Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga orang, yaitu: Miqdâd bin Aswad, Abu
Dzar, dan Salmân al-Fârisi. [Raudhatun Minal Kâfi 8/245-246 oleh ulama mereka
yang bernama Al Kulini].
2. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat adalah orang-orang kuffar, sesat,
dan terlaknat karena memerangi ‘Ali dan mereka kekal di neraka. [Awâ-ilul
Maqâlât hal. 45 oleh Mufîd].
3. Ni’matullah al-Jazâ-iri al-Mâjûsi mengatakan dalam kitabnya, al-Anwâru
Nu’mâniyyah (2/244), “Imamiyyah mengatakan dengan nash yang terang atas
imamahnya ‘Ali dan mereka telah mengkafirkan para sahabat.”
4. Muhammad Bâqir al Majlîsi mengatakan: “Aqidah kita tentang berlepas diri
(al-barâ`) ialah: bahwa sesungguhnya kita berlepas diri dari empat orang
berhala, yaitu: Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsmân, dan Mu’âwiyah. Dan dari empat orang
perempuan, yaitu: ‘Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul-Hakam. Dan dari semua
pendukung dan pengikut-pengikut mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek
makhluk Allah di permukaan bumi; dan sesungguhnya tidak sempurna iman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan (iman) kepada para imam, kecuali sesudah berlepas diri
dari musuh-musuh mereka”. [Haqqul-Yakîin, hal. 519 dalam bahasa Parsi].
5. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmân diadzab di neraka
dengan sekeras-keras
azab.
6. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr dan ‘Umar adalah orang pertama yang
masuk neraka bersama Iblis.
7. Bahkan mereka mengatakan, bahwa ‘Umar diadzab di neraka lebih keras dari
iblis. [Al-Anwârun- Nu’mâniyyah, 1/81-82].
8. Penyusun kitab al-Anwârun-Nu’mâniyyah (1/81-82) berkata : “Telah datang
riwayat-riwayat yang khusus-yakni dari Syi’ah karena ahlus Sunnah menurut
mereka adalah orang-orang awam-, “Sesungguhnya setan dirantai dengan tujuh
puluh rantai dari besi Jahannam, dan ia dibawa ke mahsyar (tempat berkumpul).
Maka, setan melihat ada seorang laki-laki di depannya yang dibawa oleh Malaikat
Adzab, dalam keadaan di lehernya ada seratus dua puluh rantai dari rantairantai
Jahannam. Lalu, setan mendekat kepadanya dan ia bertanya (kepada orang itu):
‘Apakah gerangan yang telah diperbuat oleh orang celaka ini sehingga dia
diadzab lebih dariku, padahal akulah yang menyesatkan makhluk dan membawa
mereka kepada kebinasaan?’ Maka, ‘Umar menjawab pertanyaan setan itu: “Tidak
ada sesuatu pun yang aku kerjakan selain sesungguhnya aku telah merampas
khilâfah ‘Ali bin Abi Thâlib’.”
Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri ini memberi
komentar: “Zhahirnya bahwa dia -yakni Umar- manganggap kecil apa yang
menyebabkan dirinya menjadi celaka dan bertambah adzabnya, padahal dia tidak
tahu, bahwa setiap yang terjadi di dunia ini sampai hari Kiamat berupa
kekufuran dan kemunafikan dan berkuasanya orang-orang yang durhaka dan zhalim,
tidak lain melainkan disebabkan oleh perbuatannya ini.” (Saya nukil dari kitab
Mas-alatut Taqrîb [1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
Lihatlah apa yang telah dikatakan si Majusi ini terhadap khalifah yang
mulia ‘Umar bin Khaththâb Radhiallahu ‘anhu. Yang menurut keyakinan Syi’ah,
bahwa ‘Umar diazab lebih pedih dan lebih besar dari Iblis!? Demikian juga bahwa
perbuatan ‘Umar lebih menyesatkan daripada perbuatan Iblis!?
9. Telah berkata seorang Majusi lainnya, asy-Syirâzi, yang mereka namakan
tanpa haq dengan “Ayatollah”(!?): “Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan
dengan setiap ketegasan, sesungguhnya Abu Bakr dan ‘Umar, keduanya tidak pernah
beriman kepada Allah meskipun sekejap mata saja. Biarkanlah mereka (yakni
Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Aisyah seorang
Khawârij, sedangkan Khawârij adalah kafir. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah)
menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Utsman laknatullah dari Bani
Umayyah, dan mereka adalah pohon yang terlaknat di dalam Al-Qur’ân.”
Si Majusi ini sampai hari ini masih hidup sebagai salah seorang ulama
mereka (baca: Syi’ah Râfidhah).
(Saya nukil dengan ringkas dari kitab Zhâhiratut-Takfîr fi Madzhab Syi’ah
(hal. 9) oleh Syaikh ‘Abdurrahmân Muhammad Sa’îd ad-Dimasyqiyyah).
10.Al Kulini di kitabnya, al-Kâfi, di bagian kitab “Raudhah” mengatakan:
“Bahwa dua orang Syaikh (yang dimaksud oleh mereka adalah Abu Bakar dan ‘Umar)
telah terpisah dari dunia ini (yakni mati) (dalam keadaan) tidak bertaubat dan
tidak mengingat apa yang keduanya telah perbuat terhadap Amirul-Mukminin (yakni
‘Ali bin Abi Thâlib), maka atas keduanya laknat Allah dan malaikat dan manusia
semuanya.” [Saya nukil dari kitab Mas-alatut-Taqrîb Baina Ahlis-Sunnah
wasy-Syî’ah (1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
11.Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri di kitab
al-Anwârun Nu’mâniyyah (2/111) mengatakan: “Telah dinukil di dalam
riwayat-riwayat pertama –yakni riwayat Syi’ah- bahwa khalifah yang pertama
–yakni Abu Bakr- bersama dengan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan
berhala yang biasa dia sembah pada zaman Jahiliyyah tergantung di lehernya
tertutup oleh bajunya. Dan dia pun sujud –yakni di dalam shalat- sedangkan yang
dia maksudkan adalah sujud kepada berhalanya itu sampai Nabi Sallallahu ‘alaihi
wa sallam mati, maka barulah mereka (yakni para sahabat di bawah pimpinan Abu
Bakr) menyatakan (secara terang-terangan) apa yang ada di dalam hati-hati
mereka.”
Demikianlah, beberapa tuduhan keji sekte aneh ini terhadap para sahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mendapatkan sanjungan dari
Allah Azza wa Jalla. Semoga kian menyadarkan kaum muslimin akan tipu-daya dan
kebusukan mereka. Wallahul-Hâdi
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar