Setelah Jusuf Kalla Dikerangkeng, Jokowi Dikelilingi Tokoh-Tokoh Kristen
- Dengan dikelilingi tokoh-tokoh non Muslim, bisa diduga kebijakan Jokowi ke depan makin tidak menguntungkan umat Islam. Tidak pedulinya Jokowi terhadap umat Islam terlihat ketika dia menempatkan di Solo dan Jakarta, pemimpin-pemimpin non Muslim.
- Kongres Umat Islam Indonesia yang rencananya akan dilaksanakan 9-11 Februari 2015 di Yogyakarta, mestilah melihat fenomena yang terjadi di Istana Presiden saat ini.
Yang menyetir Jokowi, kini bukan
lagi Megawati atau Surya Paloh. Luhut Panjaitan dan Andi Wijajanto
adalah dua tokoh yang kini tiap hari mendampingi Jokowi. Sedangkan
Pratikno, mantan Rektor UGM, hanyalah akademisi yang kurang
berpengalaman dalam dunia politik. Banyak tokoh Islam yang kini frustasi
kepada Jokowi.
Syafii Maarif mantan Ketua Umum
Muhammadiyah sudah malas memberikan masukan kepada Jokowi, karena Jokowi
lambat dalam mengambil keputusan. Jokowi ternyata hanya menjadikan Tim
Independen yang jumlahnya sembilan orang itu, sebagai pemberi masukan
belaka. Selain mengundang Tim 9, Jokowi juga mengundang pejabat-pejabat
polisi dan militer serta Koalisi Indonesia Hebat untuk membahas masalah
KPK-Polri.
Mantan pengusaha mebel ini takut dan
bingung mengambil keputusan, sehingga mengundang berbagai pihak untuk
mencari selamat. Saking pusingnya dan takut mengambil keputusan,
akhirnya Jokowi ‘melarikan diri ke luar negeri’ mengunjungi
negara-negara Asean selama lima hari (5-9 Februari 2015). Siapa yang
mengendalikan Istana bila Jokowi keluar negeri? Tidak lain adalah Luhut
Panjaitan Kepala Staf Kepresidenan dan Andi Widjajanto Menteri
Sekretaris Kabinet. Dua orang non Islam ini dikenal matang dalam dunia
politik dan militer di tanah air.
Mereka berdualah kini yag menggodok
masalah-masalah kementerian di Istana, dan kemudian menyodorkan ‘solusi
hampir matang’ kepada Jokowi. Bila dulu Jokowi menjadi wayang Megawati,
kini Jokowi menjadi Wayang Luhut dan Andi.
Pengangkatan Luhut di istana Jokowi
ini menjadikan banyak umat Islam khawatir. Sebab track record jejak
Luhut yang tidak bagus untuk umat Islam. Di antaranya adalah surat yang
ditulis Rosiana Borupaung tentang Luhut, yang tersebar di internet Juli
2014 lalu.
Surat itu membeberkan tentang pertemuan
tokoh-tokoh Batak dengan Luhut pada kampanye pilpres tahun lalu. Dalam
pertemuan itu Luhut banyak menyampaikan mengenai konstelasi politik saat
ini. Kata Rosiana: “Dengan bersemangatnya Bang Luhut menyampaikan
kedekatannya dengan Joko Widodo, bahkan kedekatan itu dimulai sejak
Jokowi masih di Solo.
Saking dekatnya, Bang Luhut punya
kerjasama bisnis dengan anak Jokowi. “Saya dan Jokowi kawan lama, sejak
dari Solo, kami berbisnis Furniture, bersama anaknya Rakabuming Dengan
perusahaan RAKABU” Jelas Bang Luhut dengan suara yang begitu lantang.
Selain itu, dalam kesempatan
tersebut bang Luhut juga menyatakan bahwa Jokowi adalah masa yang tepat
bagi orang Kristen Batak untuk berkuasa kembali. “Jika Jokowi menang
akan ada dua sampai tiga menteri orang Kristen Batak,” kata Bang Luhut
memberi garansi betapa pentingnya kemenangan Jokowi di pilpres ini,”
tulis Rosiana.
Rosiana melanjutkan: “Kita harus
membangun ketakutan di kalangan etnis tionghoa, menyebarkan informasi
jika Prabowo didukung oleh Islam garis keras, sehingga minoritas bisa
bersatu, Kristen Batak, di Jawa, di Timur Indonesia, Tionghoa,” jelas
Bang Luhut saat itu.
Bahkan bang Luhut menegaskan rencana
tersebut sudah mendapat persetujuan dari Ephorus HKBP. “Semua
pendeta-pendeta kita akan bergerak ke arah itu, Aktivis Kristen di PDIP
Juga sudah kita gerakkan, ada Maruar Sirait, Adian Napitupulu dan
Masinton Pasaribu,” terang Bang Luhut.
Bahkan bang Luhut menegaskan rencana
tersebut sudah mendapat persetujuan dari Ephorus HKBP. “Semua
pendeta-pendeta kita akan bergerak ke arah itu, Aktivis Kristen di PDIP
Juga sudah kita gerakkan, ada Maruar Sirait, Adian Napitupulu dan
Masinton Pasaribu,” terang Bang Luhut. Selain itu, Bang Luhut juga
menyebut ada nama Sekjen PGI, Gomar, Tokoh-tokoh Batak seperti TB
Silalahi. Ruhut Sitompol sudah bersepakat untuk itu.
Dan tak kalah penting Bang Luhut
dari kalangan Kharismatik (Kristen) sudah ada James Riady dan dari Tokoh
Katolik ada Mantan Direktur CSIS Harry Tjan Silalahi, Mantan Direktur
CSIS. Andi Widjajanto juga tidak beda dengan Luhut. Anak dari Mayjen
(punr) Theo Syafei ini dikenal sinis terhadap Islam militan.
Andi Widjajanto Menteri Sekretaris Kabinet
Sebelum menjadi Menteri Sekretaris Kabinet, Andi dikenal sebagai pengamat militer dan teroris. Dan dalam analisa-analisanya Andi seringkali memojokkan umat Islam yang
pernah berjihad di Ambon. Padahal perang Ambon (1999) yang memulai
adalah orang-orang Kristen. Merekalah yang memulai penyerangan,
pengusiran dan pembunuhan terhadap orang-orang Islam saat mereka sedang
Sholat Idul Fitri.
Alhamdulillah lewat seruan jihad
nasional, akhirnya laskar-laskar mujahid dari seluruh tanah air bisa
mempertahankan Maluku dari usaha pemisahan diri dari Republik Indonesia.
Dengan dikelilingi tokoh-tokoh non Muslim, bisa diduga kebijakan Jokowi
ke depan makin tidak menguntungkan umat Islam. Tidak pedulinya Jokowi
terhadap umat Islam terlihat ketika dia menempatkan di Solo dan Jakarta,
pemimpin-pemimpin non Muslim.
Tokoh-tokoh dan umat Islam di tanah air mesti bersatu menghadapi Istana yang semakin kacau. Kongres Umat Islam Indonesia yang
rencananya akan dilaksanakan 9-11 Februari di Yogyakarta, mestilah
melihat fenomena yang terjadi di Istana Presiden saat ini. Apapun yang
terjadi di istana, kita mesti optimis. Al Qur’an mengingatkan: “Mereka
membuat rekayasa. Dan Allah pun membuat rekayasa. Dan Allah lah
sebaik-baik pembuat rekayasa.”
Wallahu azizun hakim.
[Izzadina/sharia/azzam]/voaislam.com, Rabu, 17 Rabiul Akhir 1436 H / 4 Februari 2015 17:00 wib
(nahimunkar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar