Minggu, 29 Maret 2015

Drama Dibalik Pemberitaan Daulah Islam (IS) & Kritik Pedas Untuk ILC TV One

JAKARTA (Panjimas.com) – Assalamu’alaikum. Selamat pagi, tuips!

 survey: kultwit tentang kolaborasi pemerintah dan media atau kultwit tentang skenario drama ISIS?

 oke, sesuai dengan suara terbanyak, maka pagi ini kami akan kultwitkan tentang drama ISIS. mohon izin waktunya.


setelah menyaksikan @ilc_tvonenews semalam, sepertinya masyarakat bukannya makin gamblang tentang drama ISIS, tapi malah dibuat bingung.
pendapat narasumber satu dengan yang lain saling bertabrakan. dan uniknya, tidak ada yang memberi statement ttg mengapa ISIS bisa besar?


hampir semua pendapat narasumber isinya meraba-raba, siapa yang membuat ISIS. terjebak pada alur yang dibawa oleh @karniilyas.
pagi ini akan kami kupas dari perspektif yang sama sekali tak mencuat di acara @ilc_tvonenews semalam.

 

pertama: mengapa ISIS bisa sedemikian besar dan kuat meski digempur oleh koalisi AS?
ISIS menjadi besar karena mereka menjadi yang pertama mendirikan negara Islam. realisasi mimpi besar yang selama ini hanya didengungkan.
sejak tahun 20-an, mimpi mendirikan negara Islam hanya terealisasi sebatas tandzim (organisasi), tidak pernah menjadi nyata.


hadirnya ISIS, seolah menjawab mimpi orang-orang yang selama ini berserak di banyak tandzim tsb. itu sebabnya banyak orang yang kesana.
kalau kita perhatikan dengan baik, skema pendirian negara Islam ini mirip pendirian negara Yahudi a.k.a Israel.
dulu, orang Yahudi hanya bisa bermimpi untuk bisa memiliki negara sendiri. mereka berserak di banyak negara.


setelah perjanjian Balfour, maka orang-orang Yahudi dari seluruh dunia, terutama Eropa, masuk ke Palestina. berdirilah Israel.
sama dengan ISIS. setelah sekian lama berdirinya negara Islam hanya menjadi mimpi, maka deklarasi negara ISIS ini menjadi magnet.
itu sebabnya arus masuk orang-orang dari segala penjuru dunia ke Syuriah utk bergabung dg ISIS tak pernah surut.
berbagai propaganda yang ditelurkan membombardir, spt pengakuan Hillary Clinton bahwa ISIS adl ciptaan AS, itu tak berpengaruh banyak.


orang-orang sdh paham permainan retorika AS. itu sebabnya upaya penggembosan melalui statement bahwa ISIS buatan AS itu layu dan sirna.
kita pakai logika saja. jika benar ISIS adalah ciptaan AS, ngapain AS repot-repot bikin koalisi hingga 42 negara utk memadamkan mereka?
itu analisa pertama mengenai mengapa ISIS begitu kuat dan terus membesar, bahkan tak mampu ditaklukkan meski telah diinvasi selama 4 thn
kedua: mengapa orang-orang Indonesia yang dijuluki ‘teroris’ banyak yang berangkat ke Syuriah untuk berbaiat pada ISIS?


telah kami sampaikan pada analisa pertama tadi, bahwa ISIS menjadi realisasi mimpi bagi sebagian orang yang ingin punya negara Islam.
maka secara otomatis, ISIS menjadi ‘ladang jihad’ bagi mereka. selama ini mereka mencari ‘ladang jihad’ di Indonesia spt Poso dan Ambon.
setelah ISIS terbentuk, maka ‘ladang jihad’ mereka pindah ke Syuriah dan Iraq. dlm pandangan mereka, Indonesia sudah tidak menarik lagi.


coba perhatikan kemelut di Poso dan Ambon. frekwensi kejadian ‘perang’ disana terus mengecil pasca berdirinya ISIS.
hal itu terjadi sebab fokus orang-orang yang dilabeli ‘teroris’ itu adalah berjihad di Syuriah, bergabung dg ISIS.
itu sebabnya kami sangat yakin jika ISIS tidak akan pernah ada di Indonesia. sudah kami sampaikan berkali-kali di kultwit sebelumnya.
di Indonesia, ISIS hanya menjadi komoditas untuk pengalihan isu-isu sentral. mereka diciptakan media untuk mengalihkan perhatian rakyat.
soal ISIS digunakan sebagai pengalihan isu ini akan kami kultwitkan pada kesempatan yang lain.


itu tadi analisa kedua kami, mengapa banyak WNI yang selama ini dilabeli ‘teroris’ bergabung ke ISIS?
ketiga: penerapan UU no 27 tahun 99 yang diskriminatif turut mengobarkan semangat perlawanan di arus bawah.
pasca dihapuskannya UU subversif, maka penggunaan UU no 27 tahun 99 tentang Keamanan Negara dioptimalkan.
semangat awal lahirnya UU ini adalah untuk mencegah gerakan Komunis pasca dihapusnya UU subversif.
sebenarnya tadi malam kami hendak berdiskusi dengan Prof @hamdanzoelva terkait UU no 27 thn 99 ini, tapi beliau sepertinya sibuk.


UU no 27 tahun 99, yang awalnya untuk menangkal tumbuh kembalinya Komunis, berbelok menjadi alat pukul gerakan radikalisme.
kata ‘radikalisme’ inipun telah melenceng maknanya dengan menganalogikannya sebagai segala gerakan yang berbau ‘Islam’.
kita lihat betapa offensifnya aparat dalam menyerang gerakan radikal, tapi mendadak impoten saat berhadapan dengan gerakan Komunis.
ini jelas melenceng dari semangat awal dari lahirnya UU no 27 tahun 99, yaitu untuk menangkal gerakan Komunis.


perlakuan diskriminatif menggunakan UU no 27 tahun 99 ini, ditambah dgn pasal-pasal dalam UU terorisme, makin menyuburkan radikalisme!
ini yang harusnya menjadi perhatian khusus bagi pembuat UU di parlemen. bukan malah mendorong menerbitkan PERPPU tentang ISIS.
lahirnya PERPPU tentang ISIS, bukan malah menyelesaikan masalah, justru akan memperbesar masalah. bukan disitu problem utamanya!
kami yakin, jika PERPPU tentang ISIS itu tetap dikeluarkan, akan makin banyak WNI yang bergabung dengan ISIS. silahkan catat ini.


yang dibutuhkan saat ini adalah penghapusan diskriminasi perlakuan terhadap terduga teroris.
jika terduga gerakan radikalisme yang lain diperlakukan dg baik, bahkan terkesan dibiarkan, mk perlakukan yang sama utk terduga teroris!
ingat, gerakan radikalisme di Indonesia bkn hanya ISIS atau Komunis. ada BANYAK organisasi yang bisa dikategorikan ekstraordinary crime!
sebut saja OPM. organisasi tersebut sudah memakan banyak korban. tapi apa mereka diperlakukan seoffensif memperlakukan terduga teroris??
padahal OPM jelas ingin mendirikan NEGARA sendiri yang lepas dari INDONESIA. sedang ISIS mustahil berdiri di INDONESIA.
kami jadi tanda tanya, siapa sebenarnya beking OPM? siapa pula dibalik kebangkitan Komunis? kenapa pemerintah loyo dihadapan mereka?
apa OPM ini organisasi yang dibiayai Amerika? sebab Amerika punya kepentingan besar disana. apa itu? FREEPORT!


itu tadi analisa ketiga kami, tentang perlakuan diskriminatif menggunakan UU no 27 tahun 99 tentang keamanan negara.
pertanyaan kami: kenapa @ilc_tvonenews tak menyelidik sedetail itu tadi malam? kenapa justru sibuk memikirkan pendiri ISIS? @karniilyas
jika acara @ilc_tvonenews dibuat untuk mencerdaskan rakyat, harusnya mampu mengupas secara mendalam. bukan pembodohan! @karniilyas
demikian silaturahmi singkat kami. semoga ada guna dan manfaat. mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. | YAKIN USAHA SAMPAI! sekian. [GA/@semesta_kicau]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar