Selasa, 12 April 2022

MGA Mati Terhinakan

 HARTONO Ahmad Jaiz pernah bertanya kepada Dr. Hasan bin Mahmud Audah, mantan orang kepercayaan Khalifah Ahmadiyah ke-4 Thahir Ahmad, yang sudah kembali pada Islam. “Apakah benar, nabinya orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad Al-Kadzab yang lahir di India 15 Februari 1835 dan mati pada 26 Mei 1906, itu matinya di kakus (WC)?”

Kemudian Dr. Hasan bin Mahmud Audah pun menjawab, “Ha…, ha…, haa… itu tidak benar. Mirza Ghulam Ahmad Al-Kadzab tidak bisa ke WC. Dia meninggal di tempat tidur. Tetapi berminggu-minggu sebelum matinya dia berak dan kencing di situ. Jadi tempat tidurnya sangat kotor seperti WC. Karena sakitnya itu, sampai-sampai dalam sehari dia kencing seratus kali. Makanya, tanyakanlah kepada orang Ahmadiyah, maukah kamu mati seperti nabimu?”

Indonesia akan Dijadikan Pusat Ahmadiyah di Dunia (Berita 2008)

Jakarta - Sebagian umat Islam meminta Ahmadiyah dilarang bukan hanya karena ajarannya yang dinilai sesat. Namun, karena pemimpin Ahmadiyah hendak menjadikan Indonesia sebagai pusat aliran itu.

"Indonesia akan dijadikan sebagai pusat Ahmadiyah di dunia, sehingga umat Islam bangkit," ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amin Djamaludin.

Hal itu disampaikan dia di Kejagung, Jl Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2008).

Amin dan rombongannya yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) menyampaikan surat kepada Jaksa Agung Hendarman Supandji yang meminta agar Ahmadiyah dilarang. FUI memiliki sekitar 54 anggota yang terdiri dari ormas Islam dan partai politik seperti PPP, PBB, PKS, dan PBR.

Amin mengungkapkan, rencana Ahmadiyah itu diketahuinya dari tulisan di majalah resmi mereka di Inggris bernama Al Fadhl International. Tulisan tersebut dimuat secara bersambung pada majalah edisi 13, 14, dan 20 tahun 2000.

Khalifah ke-4 Ahmadiyah, yakni Tahir Ahmad, pernah datang ke Indonesia pada tahun 2001. Ia sempat bertemu dengan mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

LPPI: Jamaah Ahmadiyah Dilarang Berhaji

Berita Lama (Selasa 08 Sep 2009)

Diberitakan oleh Republika bahwa pada tahun 2009, jamaah Ahmadiyah diperbolehkan untuk beribadah haji ke Tanah Suci oleh Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). hal ini kemudian menuai reaksi keras dari umat Islam. Di antaranya, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) H. M. Amin Jamaluddin mengatakan bahwa jamaah Ahmadiyah tidak diperbolehkan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah, Arab Saudi.

"Mereka (jamaah Ahmadiyah) bukan umat Islam," kata Amin kepada Republika, Senin pada 7/9/2009. Selian itu, menurut Amin, larangan beribadah haji ke Tanah Suci Makkah adalah peraturan Pemerintah Arab Saudi, bahwa semua jamaah Ahmadiyah dari berbagai negara tidak diperbolehkan untuk menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima itu.

Amin meminta kepada Kanwil Depag NTB untuk satu suara dengan Majelis Ulama Indonesia dan pemerintah, bahwa jamaah Ahmadiyah tidak diperbolehkan berhaji. "Pemerintah dari pusat sampai daerah harus satu sikap, yakni melarang jamaah Ahmadiyah untuk menunaikan ibadah haji," tegasnya.

Dia mengaku, pemerintah sampai saat ini belum memiliki aturan pencegahan jamaah Ahmadiyah untuk beribadah haji. "Namun, jika orang itu sudah jelas termasuk jamaah Ahmadiyah, maka orang itu tidak boleh diberangkatkan," ujarnya.

Amin mencontohkan, saat musim haji tahun 2009, ada dua orang calon jemaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi yang diketahui sebagai jemaat Ahmadiyah. Setelah mengetahui kedua orang tersebut, Amin melaporkan keduanya ke Kedutaan Arab Saudi yang berada di Jakarta. Lantas, keduanya pun kemudian tidak jadi berangkat karena dilarang oleh Pemerintah Arab Saudi melalui Kedutaan besarnya di Jakarta.

Kamis, 07 April 2022

Siswi SMP/SMA Korban Mut'ah di Iran

Pada Februari 2011, Syi'ah Bahrain atas instruksi pimpinan tertinggi mereka di Iran, menjalankan aksi demonstrasi untuk menggulingkan pemerintahan sah Bahrain. Bermuka dua adalah sikap utama Syi'ah, saudara lihat Syi'ah Iran mendukung semua revolusi, dan demonstrasi, bahkan terkadang ikut mendukungnya, terkecuali revolusi rakyat Suria.


Makar yang tertata rapi, dan bertujuan menjadikan Bahrain Irak kedua, putus di tengah jalan setelah Dir' al-Jazirah (Tentara gabungan Arab Teluk) yang dipromotori Saudi masuk ke Bahrain guna mempertahankan pemerintah dari rongrongan Syi'ah. Apalagi hubungan Saudi-Bahrain bukan sekedar negara tetangga, tetapi lebih erat lagi setelah pangeran Bahrain menikahi putri Sahab binti Abdullah Alu Saud.

Demonstrasi 'damai' menurut klaim Syi'ah ini, ternyata adalah demonstrasi brutal dan binal. Untuk bukti kebrutalan mereka saudara bisa browsing di internet. Tapi kali ini kami akan mengangkat 'demonstrasi binal dan amoral' Syi'ah Bahrain.

Fatwa Syi'ah; Melakukan Pengundian Untuk Menentukan Bapak Dari Anak Hasil Mut'ah!!!

Bukan Syi'ah bila tidak doyan Mut'ah. Zina berkedok agama tersebut memiliki kedudukan yang sangat agung dan merupakan amalan yang amat mulia dalam agama Syi'ah. Bahkan hingga dikatakan secara dusta oleh mereka untuk membuat semangat para pengikutnya bahwa barangsiapa yang melakukannya hingga 4 kali, maka derajatnya sama seperti derajat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam. Na'udzubillah! 

Juga sebagaimana telah kita ketahui, terdapat pada ajaran mereka bahwa diperbolehkannya bermut'ah hingga seribu wanita. Kini ulama Syi'ah telah memberikan solusi baru kepada para pengikutnya, terutama bagi kaum wanitanya yang sudah seringkali berlomba-lomba menggapai pahala dengan 'ibadah mut'ah hingga sulit diketahui berapa jumlah laki-laki Syi'ah yang telah memut'ahnya, dan sulit pula diketahui siapa bapak sebenarnya dari anak yang lahir dari hasil mut'ahnya. 

Kasus yang amat memalukan demikian pernah ditanyakan kepada dedengkot Al-Khui seperti berikut, dan dia memberikan solusi dengan fatwanya yaitu dengan cara DIUNDI untuk pemilihan bapak bagi sang anak :

Selasa, 05 April 2022

Teror Syiah kepada Muslimah yang Menolak Mut'ah

 


Ulama Syi’ah kembali menteror kaum wanitanya untuk dijadikan budak nafsu mereka. Mereka mengancam dengan neraka bagi siapa pun dari para wanita Syi’ah yang menolak tatkala diajak beribadah mut’ah/kawin kontrak (baca: zina) oleh sayyid dari kalangan mereka.

Adalah Muhsin Alu ‘Ashfur, salah satu dedengkot Syi’ah yang di dalam twitternya menteror para wanita Syi’ah seperti di atas. Saksikanlah, si busuk ini berkata:
قال السيد فاضل المدرسي نقلاً عن الإمام الصدوق (ع) : (كل إمرأة طلبها سيد في متعة ورفضت فقد أوجبت على نفسها النار وحرمت عن نفسها الجنة والأجر)

“Telah berkata As-Sayyid Fadhil Al-Madrisiy menukil dari Al-Imam Ash-Shaduq: “Setiap wanita yang dimintai oleh sayyid untuk ber-mut’ah lalu dia (si wanita) menolak, maka sungguh neraka wajib atas dirinya dan diharamkan dari dirinya akan Surga juga pahala.” [Twitter Muhsin Alu ‘Ashfur: https://twitter.com/ShMohsnAlAsfor/status/349582741517508608]
Sumber: http://jaser-1eonheart.blogspot.com/2013/08/neraka-bagi-para-wanita-syiah-yang.html