Selasa, 07 Juli 2015

Turki menempatkan rudal di perbatasan Suriah

TURKI (Arrahmah.com) – Sejumlah besar konvoi militer yang membawa sekering rudal dan artileri keluar dari Ankara telah mencapai provinsi perbatasan Suriah Kilis. Pasukan Khusus Komandan Mayor Jenderal Intelijen Aksakallı menerima informasi itu pada Ahad (5/7/2015), sebagaimana dilansir WB.

Sejumlah besar artileri dan rudal serta amunisi telah dikirim ke wilayah Elbeyli Kilis serta Polisi Perbatasan Oncupinar. Artileri dan rudal serta konvoi militer itu tiba di Kilis pada Ahad.

“Pasukan khusus” yang ditempatkan selama operasi Suleyman Shah juga diharapkan menjadi bagian dari operasi itu.

Skuadron yang merupakan bagian dari Brigade Komando Gunung Kayseri juga diharapkan akan dikerahkan untuk patroli polisi perbatasan di perbatasan Turki-Suriah.

(banan/arrahmah.com)

Kamis, 02 Juli 2015

SIAPAKAH YANG TELAH MERACUN AL-HASAN BIN ALI?

Oleh ust Dudung Ramdani, Lc (dari berbagai sumber)

Sejarah mencatat bahwa Al-Hasan meninggal karena diracun. Menurut sebuah riwayat bahwa Hasan bin Ali semoga Allah meridhai mereka, meninggal karena diracun oleh istrinya Ja’dah binti Al-Asy’ats. Riwayat lain mengatakan bahwa Mu'awiyah lah yang telah menyuruh Ja’dah untuk meracun Hasan bin Ali. Hal ini dilakukan karena Mu’awiyah suka terhadap Ja’dah dan berjanji dia akan menikahi Ja’dah sepeninggal Hasan. Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Yazid bin Muawiyah lah yang telah menyuruh seluruh pembantu Hasan untuk menaruh racun di makanan dan minuman Hasan.

Sebenarnya, Hasan tidak tahu, siapa yang telah meracuni dirinya. Begitu pula dengan Husein. Husein tidak tahu, siapa yang telah meracuni saudaranya itu. Karena pada saat Hasan sedang sakaratul maut, datanglah Husein dan bertanya kepadanya, “Wahai saudaraku, siapakah yang telah meracunmu?” Hasan, “Untuk apa engkau menanyakan hal ini? Apakah untuk menuntut balas/qisas?” Husein, “Iya!” Hasan, “Biarkan saja nanti di hadapan Allah SWT, saya dan dia akan beradu argumentasi. Biarlah Allah SWT yang menghukumnya!” Dari sini sudah bisa disimpulkan, jika Hasan sendiri tidak mengetahui secara pasti, siapa yang telah meracunnya. Demikian juga dengan Husein. Andai saja Husein tahu dengan pasti orang yang telah meracun Hasan, tentu Husein akan menuntut balas. 

Pertanyaan kepada Ahlu Syiah

Orang-orang Syiah selalu memperingati tanggal 10 Muharram dengan ritual cambuk-menyambuk atau pukul memukul tubuh dan kepala dengan benda tajam sampai bercucuran. Mereka melakukan hal ini adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Yaitu dengan cara memperingati hari wafatnya Imam mereka, yaitu Imam Husein di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H. Dari generasi ke generasi, “ibadah” ini telah diwariskan turun temurun. Sampai-sampai anak yang masih kecil pun, harus ikut andil dalam perayaan ini.

Dari kami selaku Ahlu Sunnah hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan :
Apakah Rasulullah SAW mengajarkan “ibadah” ini?
Bagaimana pengamalan makna takziyah di dalam Islam?
Bolehkan kita meratapi mayit selama berabad-abad dengan cara melukai tubuh kita sendiri? Di manakah posisi kita terhadap ayat yang berbunyi, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji‘uun” (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah [02]: 156-157).
Jika memang benar orang-orang Syiah merasa sedih dengan wafatnya Husein, bukankah ada yang patut lebih disedihi lagi, yaitu dengan wafatnya Rasulullah SAW sebagai kakek dari Husein itu sendiri?
Mengapa orang-orang Syiah hanya menghormati Ahlul Bait dari garis keturunan Ali yang berjumlah 11 orang? Bagaimana dengan anak-anak Ali yang lainnya? Apakah orang-orang Syiah bersikap baik terhadap keturunan Ali yang lainnya? 

Andai saja ada orang-orang Syiah atau perwakilannya yang bisa menjawab semua ini.



Salam, 

LPPI

IMAM HASAN AL-ASKARI TERNYATA MANDUL MENURUT KITAB-KITAB SYIAH

Oleh LPPI Jakarta

Jika diasumsikan bahwa Imam ke-12 ini benar adanya, maka para ulama Syiah telah menyatakan di dalam kitab-kitab mereka bahwa seorang anak kecil tidak bisa disebut sebagai seorang imam. Hal ini dikarenakan usianya yang masih muda dan di belum memenuhi syarat-syarat menjadi seorang imam yang telah disebutkan oleh para ulama Syiah. Di antaranya : Telah aqil baligh, adil, bisa memimpin, dan menguasi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hukum Islam. (Lihat kitab Al-Hukuumah Al-Islaamiyyah karya Imam Khumaini, hal. 45-46).

Kitab-kitab Syiah telah menyatakan secara tegas bahwa Imam Hassan Al-Askari -Imam yang ke-11) itu tidak mempunyai anak, baik dari istrinya maupun selir-selirnya. Pada saat beliau wafat pada tahun 260 H., datanglah seluruh kerabatnya dan menemui seluruh isteri Imam Hasan. Ternyata mereka tidak menemukan dari mereka itu ada yang hamil, walaupun hanya seorang. Akhirnya seluruh kerabat Imam ini membagikan warisannya di antara ibunya dan seluruh saudara-saudaranya, yaitu Ja’far. (Lihat kitab Al-Kaafiyull Hujjah, jilid 1/505, kitab Al-Irsyaad Lil Mufiid, hal. 339, kitab Kasyful Ghummah, hal. 408, kitab Al-Fushuul Al-Muhimmah hal. 289, kitab Jalaa-ul Uyuun jilid 2/762 dan kitab A’laamul Wara karya Ath-Thabarsi hal. 377).

Rabu, 01 Juli 2015

Pengalaman Berbuka Puasa Bersama Komunitas Syiah

Pengalaman Berbuka Puasa Bersama Komunitas Syiah
By: Syiah Indonesia on 11.19 / comment : 0 

Illustrasi

Syiahindonesia.com - Biasanya pada umumnya kita saat berbuka puasa akan segera makan/minum begitu mendengar adzan magrib sudah berkumamndang. Sehingga tidak ada acara yang paling menarik yang ditunggu-tunggu selain Adzan maghrib di bulan puasa. Karena itu Adzan Maghrib sama artinya dengan buka puasa. Apalagi dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan melarang untuk mengundurkan. Maka segera kita akan melihat di kereta-kereta orang segera ribut membuka minuman dan makanan bekal untuk berbuka.

Tetapi hal itu tidak akan terjadi pada saat buka puasa dengan komunitas kaum Syiah. Di komunitas Syiah, buka puasa tidak sama artinya dengan adzan Maghrib, sebagaimana sebagaimana orang Suni. Seperti acara buka puasa bersama yang diadakan di Komplek Yayasan Islamic Cultural Centre ( ICC ) Al-Huda di Warung Buncit tidak jauh dari Republika, persis di samping Halte Busway Pejaten Phillips.

Ketika suara Adzan Maghrib terdengar berkumandang dari Masjid yang tidak jauh dari Yayasan, para jamaah masih terduduk mendengarkan ceramah. Bahkan Ustad yang memberikan ceramah belum menunjukkan tanda-tanda ceramah akan selesai. Baru setelah suara adzan tidak terdengar lagi penceramah selesai memberikan ceramah. Segera berbuka ? tidak ! pak Ustad memberikan waktu bagi para jamaah untuk mengajukan pertanyaan.

Konsep NABI Menurut Kristen (Nabi Ya’kub AS)

[114] Konsep NABI Menurut Kristen (Nabi Ya’kub AS)
Tuesday, 12 November 2013 23:37 

Masih melanjutkan pembahasan yang lalu, kini kita akan membahas tentang Nabi Ya’kub AS Kita akan lihat, bagaimana Bibel sebagai kitab ‘suci’ umat Kristen membahas tentang mereka.

Nabi Ya’kub AS menurut Bibel

Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." ....  Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."

Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya! ....  Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.

Asma Allah Hanya Untuk Umat Islam

[115] Asma Allah Hanya Untuk Umat Islam
Tuesday, 12 November 2013 23:38 

Beberapa waktu lalu, saudara seakidah kita di Malaysia bersyukur atas keputusan Pengadilan Tingkat Banding Malaysia yang menerima gugatan pemerintah terkait dengan larangan penggunaan kata Allah untuk kalangan Kristen. Salah satu pihak Kristen yang menyayangkan keputusan tersebut adalah media Katholik, The Herald, dan berencana untuk menempuh jalur hukum. Kita pun lantas menjadi bertanya-tanya, tepatkah penggunaan kata “Allah” sebagai nama tuhan di kalangan non-Islam, utamanya Kristen?

Penyebutan Nama Tuhan di Berbagai Wilayah di Dunia

Penyebutan nama tuhan oleh kaum Zulu di Afrika Selatan barangkali cukup mengagetkan kita. Tuhan Yang Maha Kuasa mereka sebut dengan istilah “Umvelingangi”, yang apabila dilafalkan secara tepat akan terdengar seperti “Walla-hu-gani” atau “Dan Allah Maha Kaya”. Di Hindi, kata untuk menyebut Tuhan Yang Maha Kuasa adalah “Pramatma”. Dalam bahasa Sanskrit, “Atma” berarti jiwa, dan “Pram-atma” bermakna Jiwa Besar dan Suci, atau Jiwa Suci. Sementara itu, konsep Barat (Anglo-Saxon dan Teuton) mendefinisikan tuhan dengan sebutan GOD (Inggris), GOT (Afrikaans), GOLT (Jerman), GUDD (Danish, Swedia, Norwegia).  Bangsa Latin menyebut nama tuhan dengan sebutan “Deus”, dan bangsa Israel menyebut nama tuhannya dengan sebutan “EL” atau Adonai. Bangsa Yahudi juga dikenal menyebut tuhannya dengan istilah “Yahweh” (YHWH).

Yesus Tidak Pernah Mengajarkan Penebusan Dosa

[116] Yesus Tidak Pernah Mengajarkan Penebusan Dosa
Tuesday, 14 January 2014 11:59 

Tulisan sebelumnya mengungkapkan bahwa hampir semua nabi yang disebut dalam Bibel digambarkan sebagai sosok yang melakukan dosa-dosa besar, seperti penipuan, perzinaan,  inses,  pengkhianatan,  menyembah berhala dan penghujatan.

Jika semua nabi dalam Bibel dikatakan sebagai manusia yang bermaksiat, tidak bermoral, dsb, lalu bagaimana dengan Nabi Isa as? Nabi Isa as yang disebut sebagai Yesus dalam Bibel ternyata digambarkan sebagai sosok mulia, santun, baik hati, ramah dan rela mengorbankan nyawanya sebagai penebus dosa untuk menyelamatkan seluruh umat Kristen.

Tapi pembuktian di bawah ini menunjukkan tidak pernah Yesus menjanjikan penebusan dosa kepada murid-muridnya. Bahkan semua nabi-nabi sebelum Yesus pun tidak pernah ada yang memperkenalkan konsep penebusan dosa! Lalu konsep ini dari mana?

Dalam Perjanjian Baru

Bagi umat Kristen, meyakini Yesus sebagai korban penebusan dosa adalah sertifikat bagi keselamatan manusia keturunan Adam  agar terhindar dari kebinasaan kekal di dalam neraka kelak. Yesus dianggap sebagai juru selamat bagi mereka.

Ibadah Hari Minggu, Adakah Perintahnya?

[117] Ibadah Hari Minggu, Adakah Perintahnya?
Wednesday, 19 February 2014 07:21 

Mungkin kesannya pertanyaan ini remeh. Tapi mari kita kupas. Masalah ibadah adalah masalah penting yang harusnya memiliki dasar/dalil yang cukup kuat. Karena melakukan ritual ibadah wajib secara terus menerus tanpa dalil atau perintah dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia.

Umat Kristen melakukan ibadah di hari Minggu secara terus menerus dan kontinyu. Bahkan kita mengenal hari Minggu/Sunday adalah hari ibadah umat Kristen. Apakah yang mereka lakukan selama ini benar-benar punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita, ataukah itu hanya berasal dari perintah manusia biasa atau pendapat para pemimpin agamanya, kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk melakukannya.

Kalau hal seperti itu yang terjadi, kemudian diikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang mereka ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah.

Sebenarnya jika benar-benar mengikuti Bibel, maka hari peribadatan itu ialah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu! Hari inilah (Sabat) yang ada dalilnya dalam Bibel, bahkan perintah untuk memelihara, menjaga dan mengkuduskannya, jelas sekali ada tertulis di dalam Bibel itu sendiri.

Arius Penentang Penuhanan Yesus

[123] Arius Penentang Penuhanan Yesus
Friday, 04 April 2014 23:43 

Di tulisan yang lalu saya menceritakan tentang Sejarah Konsili Nicea. Sedikit mengingat apa yang telah saya sampaikan, Konsili Nicea adalah konsili yang mengundang 1800 utusan dari gereja-gereja Barat dan Timur. Mereka yang hadir terdiri atas, 1000 orang yang berasal dari Gereja Timur dan 800 dari Gereja Barat.

Namun mayoritas undangan mempunyai pandangan yang sama dengan Arius, yakni meyakini Yesus (Isa as) adalah seorang nabi, manusia biasa. Akhirnya Konstantin mengusir keluar 1482 uskup dan tersisa 318 uskup yang boleh mengikuti persidangan. Dan dari 318 uskup tersebut hanya 2 orang pengikut Arius.

Siapakah Arius?

Arius (250-336 M) adalah salah seorang murid utama Lucian berbangsa Libya yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran tauhid kepada Allah. Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis agama/gereja) di gereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan terpenting di kota itu pada tahun 318 M.

Yesus Bukan Kristen

[124] Yesus Bukan Kristen
Saturday, 19 April 2014 23:54 

Judul ini pasti membuat rasa penasaran bagi umat Islam, ‘kalau bukan Kristen, lalu apa?’. Atau jika yang membaca umat Kristen, pasti menuai sikap kontroversi. Walaupun demikian, siapa yang membaca semoga membuka wawasan, menuntun pada kebenaran.

Semua pengikut Yesus pasti mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara mereka bisa memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Bibel bahwa Yesus beragama Kristen?


Akan sangat mengejutkan bahwa ternyata dalam Bibel, sama sekali tidak akan kita jumpai pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen. Jika Yesus bukan beragama Kristen, lalu apa agama Yesus? Dan jika Yesus bukan beragama Kristen, mengapa orang-orang yang mengaku pengikut Yesus beragama yang bukan agama Yesus?

Nabi Ibrahim Dan Keturunannya Melaksanakan Khitan

[125] Nabi Ibrahim Dan Keturunannya Melaksanakan Khitan
Tuesday, 13 May 2014 01:37 

Abu Deedat

Nabi Ibrahim atau Abraham dalam agama Kristen  dikenal sebagai bapak  orang yang beriman. Sedangkan di dalam agama Islam, Ibrahim dikenal sebagai  bapak para nabi.  Juga Ibrahim merupakan nenek moyang  dari Bani Ismail yang dikenal sebagai bangsa Arab dan nenek moyang Bani Israel/bangsa Israel.

Akhir-akhir ini  para Misionaris  Kristen, dan kaum liberalis, pluralis menyatakan bahwa Ibrahim membawa  tiga  agama; yaitu  Yahudi, Nasrani dan Islam. Pandangan seperti ini dibantah oleh Alquran  ( QS. 3 : 67  dan 2 : 132 ), yaitu  Ibrahim bukanlah Yahudi dan bukan pula Nasrani melainkan yang lurus dan seorang Muslim juga tidak termasuk orang musyrik.  Nabi Ibrahim dan begitu juga Ya’kub mewasiatkan kepada anak-anaknya peganglah agama ini dan jangan kamu mati kecuali dalam memeluk Islam.

Mana di antara dua agama, Kristen atau Islam yang mengikuti millah Ibrahim, dan  siapakah  yang konsisten mengikuti syariat nabi Ibrahim, antara lain tentang  ajaran khitan? Yang  masih menjalankan syariat Ibrahim  adalah umat Islam, bukanlah kaum Kristen.  Mari kita kaji tentang perintah untuk melaksanakan khitan di bawah ini.

Emansipasi Wanita Dalam Bibel

[126] Emansipasi Wanita Dalam Bibel
Monday, 19 May 2014 23:33 

Kembali lagi kita berjumpa di bulan April, bulan yang yang dijadikan kaum Feminis untuk mengampanyekan opini-opini emansipasi wanita. Apa itu emansipasi? Emansipasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat di bidang sosial. Dan umumnya istilah ini dipakai dalam konteks antara wanita dan laki-laki.

Lalu bagaimana sejarah munculnya emansipasi wanita? Gerakan emansipasi wanita muncul dari Barat. Dalam sebuah Ensiklopedia, kutipan sebuah hasil rapat dua konferensi kegerejaan mengenai wanita yang dilaksanakan di Roma tahun 582 M mengeluarkan komunike:

”Wanita adalah mahluk yang tidak mempunyai jiwa dan oleh sebab itu selamanya tidak akan menikmati taman Firdaus dan tidak masuk kerajaan langit. Wanita adalah kekejian perbuatan setan, tidak ada hak bicara dan tertawa dan tidak boleh memakan daging, bahkan setinggi-tingginya hak dia adalah menghabiskan semua kesempatan untuk melayani laki-laki tuannya, atau menyembah Tuhan Allah”. (Encyclopedie La Rousse, kata Femme).

Strategi Ampuh Kristenisasi Lewat Pacarisasi

[127] Strategi Ampuh Kristenisasi Lewat Pacarisasi
Thursday, 22 May 2014 13:39 

Abu Deedat Syihab, MH

Wakil Ketua KDK-MUI Pusat


Kaum misionaris dan zending Kristen tidak pernah lelah dalam misi memurtadkan umat Islam dengan alasan melaksanakan amanat agung Yesus di dalam Matius  pasal 28 ayat 19: “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Dengan alasan ayat tersebut,  ke mana  saja pergi  misionaris harus membaptis orang.  Dan ini pula yang dipakai untuk menjerat seorang Muslimah dengan memacarinya lalu dihamilinya sebagaimana pengakuan seorang Muslimah yang tertipu oleh kelicikan seorang misionaris Katolik yang mengacu kepada perintah ilahi di dalam Injil Matius 10: 16  sebagai berikut :

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”

Lebih Jahat dari Pajak!

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

Hizbut Tahrir Indonesia merupakan salah satu elemen bangsa ini yang secara konsisten menolak Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) dan Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) sejak masih dalam bentuk rancangan undang-undang (RUU). 

Timbul pertanyaan dari sebagian publik, mengapa regulasi yang menjamin kesejahteraan nasional kok ditolak? Lantas konsep apa yang ditawarkan HTI untuk menyejahterakan seluruh komponen bangsa? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim. Berikut petikannya.

UU yang dibuat untuk terwujudnya sistem jaminan sosial nasional kok ditolak?

Karena hanya namanya saja yang bagus tapi ternyata isinya asuransi nasional, yaitu  mewajibkan setiap rakyat  membayar premi untuk mendapatkan fasilitas jaminan sosial. Jadi ini adalah pemalakan kepada semua rakyat dengan dalih jaminan sosial.

Rakyat “Dipalak” Lagi, Belanja di Atas 250 Ribu Akan Kena Bea Materai

Eramuslim.com – Pemerintah akan menambah daftar objek pajak baru dalam pengenaan bea materai, yaitu setiap transaksi ritel. Artinya setiap kali masyarakat yang berbelanja barang atau jasa akan terkena biaya tambahan.

Bila dengan tarif yang berlaku sekarang, maka nantinya untuk setiap transaksi bernilai antara Rp 250 ribu-Rp 1 juta akan dikenakan bea materai Rp 3.000. Sementara transaksi di atas Rp 1 juta, dikenakan Rp 6.000. Namun dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang sedang diajukan ke DPR, tarif bea materai akan disatukan menjadi Rp 10.000.

“Contohnya kalau punya kartu kredit, di dalam tagihan kartu kredit ada Bea Materai sekian. Jadi kalau isi tagihan kartu kreditnya Rp 300.000 kenanya Rp 3.000, kalau di atas Rp 1 juta kenanya Rp 6.000,” terang Direktur P2 Humas Ditjen Pajak Mekar Satria Utama seperti dilansir detikFinance (1/7)

Jaminan Kesehatan Nasional atau Pemalakan Kesehatan Nasional?

Oleh: Rahmi Rahmawati, ibu rumah tangga, Muslimah HTI

(Arrahmah.com) – Belum sebulan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang digembar gemborkan oleh pemerintah, namun sejumlah kejanggalan sudah cukup banyak dirasakan masyarakat dan para tenaga kesehatan. Mulai dari banyak sekali masyarakat yang keberatan dipungut secara paksa untuk iuran JKN, rumah sakit yang sudah dapat diprediksi kerugiannya, hingga para dokter termasuk dokter spesialis yang jasanya ditarif sangat murah sekali. Miris. Selain pemerintah, hanya sedikit dari sebagian masyarakat Indonesia yang antusias terhadap asuransi sosial yang lebih seperti pemalakan ini.

Masyarakat Indonesia yang kebanyakan Muslim barang tentu paling merasakan kejanggalan JKN ini. Tidak harus menunggu sampai lima tahun ke depan, sebaiknya dari sekarang kita sebagai muslim meninjau sejauh mana kebaikan atau bahkan kemudharatan dari program JKN yang dijalankan oleh BPJS dan pemerintah ini.

Pekan Kedua Ramadhan, Omzet Penjualan Busana Muslim Anjlok 70% Dibanding Tahun Lalu

Eramuslim.com – Omzet penjualan busana Muslim di sejumlah pusat perbelanjaan Jakarta Pusat, seperti Thamrin City dan Tanah Abang menurun. Tercatat menurun hingga 70 persen dari tahun lalu memasuki dua minggu menjelang Lebaran Idul Fitri.

“Dibandingkan tahun lalu, penjualan tahun ini jauh merosot. Sehari bisa dapat omzet sekitar Rp50-70 juta tahun lalu, sedangkan tahun ini paling banyak hanya Rp15-20 juta kalau pembelinya ramai,” jelas penjual baju koko di Thamrin City Edi Putra di Jakarta, Rabu (01/07/2015).

Edi, yang sudah berjualan di Thamrin City sekitar 10 tahun tersebut mengatakan, biasanya masyarakat sudah ramai berdesakan memenuhi tokonya mulai satu bulan sebelum Ramadhan. Tahun lalu, ia pun bisa mengumpulkan omzet satu bulan lebih dari Rp2 miliar, sedangkan tahun ini diperkirakan hanya bisa mencapai Rp500-600 juta.