Selasa, 03 Maret 2015

Mantan LDII Bicara


            Berita dari Jamaah LDII yang Telah Keluar dan Bertobat
            10/01/2001
            Atas taufik dan hidayah Allah SWT, banyak anggota jamaah LDII yang keluar, kemudian insaf setelah melihat dan merasakan dengan jelas kejanggalan-kejanggalan yang ada di dalam alirannya itu. Itu pun mereka ketahui setelah lama berkecimpung di dalam gerakan aliran ini. Berikut ini kisah-kisah meraka.  Mantan Anggota LDII/LEMKARI/ISLAM JAMAAH yang Keluar, Sekarang mereka berbicara tentang LDII yang Sesungguhnya di dalam kisah-kisah nyata ini, mantan anggota jamaah LDII banyak mengungkapkan kata-kata yang bernada keras dan kasar terhadap bekas          alirannya ini. Hal ini wajar, mengingat mereka merasa ditipu dengan tipuan yang sungguh luar biasa mujarab. Simaklah kisah-kisah mereka berikut ini!


            A. Kisah Nyata Rumah Tangga yang Pernah Bergabung dengan Jamaah LDII
           
            Bandung, 5 April 1999
            Kepada Yth.:
            Ketua Lembaga Peneliteian dan Pengkajian Islam (LPPI)
            Di Jakarta


            Assalaamu'alaikum wr. wb.
            Dengan hormat,
            Saya ucapkan selamat atas diterbitkannya buku "BAHAYA ISLAM JAMAAH
            LEMKARI LDII" dan kami sudah membaca buku tersebut dari salah satu
            teman pengajian karena saya mencari di beberapa toko buku sudah
            habis, di mana saya harus mendapatkan lagi?
            Nama saya Mochamad Djumhaeri, alamat: Jln. Nursijan 24, Bandung 40261            adalah salah satu korban dari rezim LDII, sehingga rumah tangga saya             berantakan.
            Sebelum ini saya tinggal di ibu kota Jakarta beserta istri dan anak.
            Saya bekerja di perusahaan swasta PT AR (sebelum perusahaan tersebut
            bangkrut karena krisis moneter). Sedangkan istri saya bekerja di
            perusahaan penerbangan Charter berkantor di Jakarta Selatan sebagai
            sekretaris direksi. Karena saya sering bertugas keluar kota atau ke
            cabang-cabang PT AR di seluruh Indonesia, sehingga saya meninggalkan
            istri dan anak karena tugas kantor. Sebelum rumah tangga pecah,
            istri dibai'at di Kebon Jeruk di saat saya ditugaskan di Yogyakarta
            selama 2,5 bulan. Saya pulang, istri langsung memohon cerai. Karena saya   dikatakan haram dan najis melebihi babi yang berlumpur, jelas saya
            kaget, padahal selama ini saya biarkan ia mengaji bersama
            teman-temannya di kantor istri, ia melakukan pengajian setiap hari
            dari jam 07.30 s.d. 09.00 WIB. Pulangnya ia sambung ngaji di sekitar
            rumah dari jam 19.00 s.d. 21.00 WIB. Sedangkan anak yang masih bayi
            diserahkan baby sister untuk mengurusnya. Ini terjadi setelah pindah
            kontrakan ke jalan Gamprit III Jatiwaringin Pondok Gede Jakarta Timur, ternyata rumah tersebut milik warga LDII dan mesjidnya berjarak 100 m dari rumah serta teman kerjanya menjadi tetangga saya. Seminggu sekali ia ngaji di masjid Pondok Gede.
            Permohonan cerai/talak dari istri, saya pertahankan dengan alasan
            orang tua/bapak mertua lagi sakit kangker dan anak masih bayi.
            Walaupun saya dikatakan kafir/tidak beragama/jahiliyah, tetapi hanya
            Allah yang tahu ibadahku, shalatku, puasaku semuanya demi Allah.
            Saya dan istri sama-sama Islam hanya beda organisasi, Islam jadi
            pecah. Setiap kali pulang ke Bandung ia selalu minta diantar ke
            masjid LDII Jln. Sekejati, Kiara Condong, Bandung. Gaji kami
            dipotong 10% untuk imamnya di LDII. Dan istri saya menjual rumah
            yang di Bogor dipotong 10 % untuk imamnya.
            Puncak keributan kami, muncul setelah ada pihak ke-3 mencampuri
            urusan rumah tangga bernama Bpk. Halim sebagai imam kelompok kantor
            istri, ia satu pekerjaan dengan Dian (istri) kemudian saya didatangi
            ustadznya dari LDII tetapi alhamdulillah saya tidak terpengaruh,
            tetap pada akidah yang dianut sejak kecil sampai sekarang.
            Karena saya teguh pada prinsip akidah, akhirnya saya ditelepon oleh
            Pak Halim, tidak ada petir dan hujan di siang bolong, ia marah-marah,  sayang sekali ia via telepon.
            Setelah saya pertahankan kira-kira 1 (satu) tahun lebih, akhirnya
            jatuh talak 1 (satu) kepada Dian, sebab saya tidak mau lalim pada
            diri sendiri, dan kami sepakat bahwa saya tidak ambil harta tetapi
            saya ambil anak untuk diselamatkan, anak saya no.2 baru usia 1,9
            tahun dan Dian setuju asal dikabulkan permohonannya. Sejak itu
            sampai sekarang saya tidak boleh datang ke rumahnya yang di
            Jatiwaringin, padahal walau pisah kami masih saudara, karena adiknya
            nikah dengan kakak saya.
            Dian pulang ke Bandung 1 (satu) bulan sekali untuk nengok anak.
            Sebelum masuk LDII Dian orangnya baik, suka hidup bermasyarakat,
            tetapi ia sekarang sombong, angkuh, pemarah dan suka tertutup, sebab
            calon masuk sorga menurut Islam Jamaah.
            Saya berharap dalam doa mudah-mudahan mendapat hidayah dari Allah
            SWT. Supaya Dian sadar dan dapat berkumpul kembali dengan kami,
            untuk membentuk keluarga sakinah, amin.
            Harapan saya kepada ulama dan umara untuk bisa menyelesaikan Islam
            Jamaah dengan tuntas sampai ke akarnya.
            Dan mudah-mudahan pihak pemerintah bersama MUI dapat membubarkan
            kemunafikan dan kesesatan ajaran Lemkari/LDII yang sangat meresahkan
            ini. Semoga Allah melindungi korban-korban dari kekufuran LDII dan
            memberikan kekuatan kepada pihak-pihak terkait untuk memberantas
            kebathilan LDII, amin.
            Wassalam
            Hamba Allah
            MOCHAMAD DJUHAERI
            Tembusan disampaikan kepada Yth.
            Ketua MUI Pusat

            B. Mereka yang Insaf dan Keluar dari LDII (Kami Contohkan Lima Orang)

             1.  K.H. Achmad Subroto
              Ia seorang pengasuh pesantren kecil, yaitu Al-Fatah dengan santri
              20 orang, di Desa Banjarmasin, Kec. Buduran, 5 km dari kota
              Sidoarjo, Jawa Timur. Belajar Alquran dan hadis pertama kali lewat
              Nurhasan al-Ubaidah, dan dalam tempo 6 bulan sudah menjadi kader.
              Suatu ketika ia menanyakan masalah kepada Nurhasan Al-Ubaidah,
              "Mengapa Nurhasan yang sudah amir kok malah memberi contoh
              tindakan yang berlawanan dengan syariat, yaitu bercanda dan
              berbicara cabul dengan wanita?"
Nurhasan jadi berang, maka  kemudian: "Saya disuruh tobat 50 hari 50 malam, dan dilarang  mengikuti pengajiannya selama itu dan diharuskan bai'at lagi."
   Tak lama setelah peristiwa itu, Subroto keluar dan sadar.
      
           2. Rina Wien Kusdiani
              Ia terlibat Islam Jamaah/LDII pada tahun 1977 ketika seorang
              temannya datang memperkenalkan pengajian kepadanya. "Saya saat itu
              sangat ingin mempelajari agama. Kok datang temen saya, dan
              pengajarannya bagus," kata Rina.
              Akan tetapi, setelah lama kemudian ia merasa seperti yang
              dikatakannya, "Ada yang tidak beres dalam ajaran yang saya peluk
              ini," tutur Rina yang berkaca mata itu. Misalnya, soal keamiran
              yang menurut dia mirip kepausan (Katolik), juga pemaksaan pajak
              10% dan pengafiran kepada orang lain yang tidak sealiran.
Rina   mengaku pernah dua kali menghadap Imam Nurhasan yang dikiranya
              bisu itu, di kompleks Islam Jamaah/LDII di Karawang. Adapun
              kebisuan Nurhasan itu terjadi setelah peristiwa Malang: ia (Nurhasan)  dipermak di sana, dengan ilmu gaib segala, akibat melarikan gadis
              cantik kemenakan CPM ke Garut (Tempo, 15 September 1979).
 Rina  berkomentar, "Saya lihat orangnya kelihatan agak sok." Rina juga
              mengaku pernah diintimidasi setelah keluar dari aliran sesat ini.
              "Tetapi, saya tidak takut. Kita kini harus terbuka, dan dalam
              mencari kebenaran harus melalui proses yang wajar."
     
              3. Bambang Permono
              Pada tahun 1977 ia masuk Islam Jamaah/LDII dan tahun itu pula
              dibai'at. Ia keluar dari aliran sesat ini karena beberapa
              peraturan yang dibuat amir tidak mungkin lagi diterimanya: Pada
              waktu itu tidak boleh mendengarkan radio, nonton tv, baca koran,
              majalah, dan lain-lain. Mungkin sekarang ini peraturannya sudah
              berganti dengan lunak. Tahun 1979 ia sudah mau keluar setelah ada
              peristiwa ramai-ramai Islam Jamaah. Ketika itu ia pimpinan masjid
              di Cempaka, ia berada tak jauh dari masjid dekat rumah Benyamin S di Kemayoran yang digerebek rakyat (Majalah Tempo, 15 September 1979). Nah,
              Bambang saat itu ingin bertemu amir untuk minta pendapat:
              Bagaimana jalan keluarnya kalau aksi masa merembet ke Cempaka.
              "Kok imamnya pada ngumpet. Batang hidung mereka tidak kelihatan.
              Padahal, itu belum lagi masalah besar. Lalu, bagaimana kalau yang
              lebih gawat terjadi?"
Bambang mengambil kesimpulan: Pengurus tidak  bertanggung jawab. "Di dunia sudah tidak berani menjamin apalagi   di akhirat."
             
              4. Debby Nasution
              Selebritis, pencinta lagu dan yang tergabung dalam group Achmad
              Albar, God Bless ini, termasuk tenaga militan Islam Jamaah/LDII.
              Sebagian besar aktivitasnya, mulai dari ia masuk Islam Jamaah
              sejak umur 18 tahun, diperuntukkan mengaji. Boleh dibilang Debby
              anak emas Ubaidah dan ini diakuinya.
              Toh dia memberontak. Masalah pokok yang dia bahas kemudian
              ditentangkan pada amirnya adalah soal keamiran dan bai'at dalam
              Islam. Tetapi, mengapa tidak sejak dulu?
               "Dulu itu darah muda," katanya.
 Kemudian Debby mengaji kepada ustad-ustad lain dan  akhirnya menemukan kepalsuan-kepalsuan hadis yang dijejalkannya   selama ini. Beringas memang ciri Islam Jamaah. Memaki kepada yang  bukan Islam Jamaah dengan sebutan babi, anjing, adalah lumrah.
              Menurut Debby, "Apa begitu moral Rasulullah?" Dan, kata-kata itu
              diucapkan di masjid!
            
             5. Bambang Irawan bin Hafiludin
              Ia adalah orang kedua setelah Nurhasan Ubaidah Lubis, bahkan
              pernah menjadi menantunya. Ayah lima anak (setelah tahun 2002, anaknya lebih dari sepuluh red) kelahiran Pamekasan  Madura itu mengaku, sejak usia 20 tahun sudah bersimpati kepada  aliran ini, yang waktu itu masih bernama Darul Hadis.
   Memang demikian kuatnya pengaruh Nurhasan Ubaidah, menurut Bambang,
              sampai-sampai orang bersedia menelan ludahnya Nurhasan Ubaidah.
"Alhamdulillah,  saya tidak sampai berbuat begitu," ujarnya.
 Caranya, orang itu mangap, kemudian Ubaidah meludahi mulutnya. Konon agar mudah mencari ilmu.
              Proses kesadaran timbul setelah pergi ke Mekah 1974. Di Mekah ia
              dan rombongan tidak hanya naik haji, tetapi juga belajar
              memperdalam Al-Quran dan Hadis kepada beberapa ulama. Di Saudi
              memang usaha Darul Hadis mendapat pujian. Tetapi, setelah
              diceritakan bagaimana praktiknya, ulama Syekh Abdul Aziz malah
              berang.
   "Ini namanya pekerjaan dajjal," ujar sang ulama Saudi itu.
              Bambang menyatakan resmi keluar dari aliran sesat ini awal
              Desember 1982. Bambang mengatakan bahwa tenaga teras aliran sesat
              ini umumnya hebat, semangatnya tinggi, bisa membaca kitab.
              Sayangnya mereka masih dalam biusan Dajjal Madigol.


            C. Ada Contoh Serombongan Keluarga/Famili yang Insaf dan Keluar dari
            LDII

            Cimahi, Oktober 1999
            Kepada


              Dewan Pimpinan Pusat LDII Dr. Ir. K.H. Abdullah Syam, M.Sc.
              Jln. Tawakal 9 No. 18, telp. 5605851/5682232 Jakbar.

              Imam Amirul Mukminin Pusat Kerajaan/Dinasti Mafia Islam Jamaah
              Abdul Dhahir bin Madigol
              Pondok Pesantren Burengan, Banjaran, Kediri, Jawa Timur.

              Pimpinan Cabang LDII Kec. Cimahi Tengah, Drs. Agus Suganda, Pasar
              Atas Cimahi

              Imam Amirul Mukminin Desa Padalarang/Ciburuy/Kerajaan/Dinasti
              Mafia Islam Jamaah, Widjanarko (Guru SMK Sangkuriang, Cimahi),
              Komplek Pemda No. 206 RT 03/RW XIV, Kelurahan Padasuka Cimahi,
              Telp. 641313

              Pimpinan Anak Cabang LDII Selamet SM, Perum PJKA, Kelurahan
              Padasuka, RT 04/RW 14, No. 34, Cimahi.

              Imam Amirul Mukminin Kelompok Padasika Kerajaan/Dinasti Mafia
              Islam Jamaah Ir. Sutikna, Perum Bukit Permata, Desa Tani Mulya,
              Kec. Ngamprah, Padalarang.

            Di tempat
           
Dengan ini yang bertanda tangan di bawah ini, bahwa saya:
            R. Didi Garnadi
            Perumahan Permata Cimahi, Jln. Zamrud III No. 402/12, Cimahi
            Telp. (022)6648784
            Sejak tahun 1979 sampai dengan tanggal 29 Mei 1999, kami berada
            dalam kerajaan/dinasti mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII yang
            di bawah keamiran/keimaman Amirul Mukminin NUR HASAN UBAIDAH/MADIGOL
            (Alm. Tahun 1982 kecelakaan di jalan Raya Tegal-Cirebon tabrakan
            dengan truk Fuso) sekarang diteruskan anaknya kerajaan tersebut
            yaitu ABDUL DHOHIR BIN MADIGOL sebagai Amirul Mukminin di dunia.
            Selama ini banyak sekali yang kami temui kejanggalan-kejanggalan
            yang tidak ada penyelesaiannya bagi kami di antaranya sebagai
            berikut:



              Diharuskan berbai'at kepada amirul mukminin;

              Sistem ilmu manqul, musnad muttasil/sistem belenggu otak/dijadikan
              robot;

              Selalu sombong, licik, ujub, takabbur, selalu merasa benar
              sendiri, dan selalu mengukur kebenaran dengan dirinya dan
              kelompoknya sendiri;

              Tidak boleh baca buku-buku agama, kecuali buku-buku agama yang
              dikeluarkan amirul mukminin dari kerajaan/dinasti mafia Islam
              Jamaah, LEMKARI, LDII;

              Tidak boleh mendengarkan/mengikuti ceramah dari televisi baik
              media massa maupun lainnya;

              Perintah amirul mukminin wajib bersepak bola dan pencak silatan
              dalam masjid untuk persiapan perang melawan orang kafir dengan
              istilah "Bola Pendem" (sewaktu-waktu bisa digerakkan/bala tentara
              siap tempur berani mati/jihad);

              Amirul mukminin kerajaan/dinasti mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII
              bahwa Nur Hasan Ubaidah lebih tinggi derajatnya dan lebih tinggi
              bobotnya daripada manusia sedunia, maka hukumnya wajib para jamaah
              bersyukur kepada amirul mukminin/imam kerajaan mafia Islam Jamaah,
              LEMKARI, LDII, sebab dengan adanya beliau maka jamaah pasti masuk
              surga!

              Penentuan wajibnya menyetorkan infak maksimum 10% kepada amirul
              mukminin/imam kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII tiap
              satu-satunya jamaah;

              Pernikahan yang sah/halal ialah yang dilaksanakan akad nikah dalam
              amirul mukminin/imam kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII,
              sehingga ada istilah "Nikah Dalam". Adapun pelaksanaan pernikahan
              melalui pemerintah yang sah Republik Indonesia/Kantor Urusan Agama
              dan penghulu/lebe, itu hanya sebagai budi luhur saja (tidak wajib)
              dengan istilah "Nikah Luar";

              Dilarang menikah dengan orang luar kerajaan mafia Islam Jamaah,
              LEMKARI, LDII karena dihukumi najis dan dalam kepahaman kerajaan
              mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII bahwa mereka itu binatang;

              Membayar zakat fitrah diwajibkan setor pada amirul mukminin
              kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII, adapun membayar zakat
              fitrah dan lainnya ke pemerintah yang sah Republik Indonesia itu
              hanya merupakan budi luhur saja dan dihukumi tidak wajib;

              Tentang pelanggaran dilakukan oleh amirul mukminin kerajaan Islam
              Jamaah, LEMKARI, LDII, Desa Padalarang/Ciburuy, WIDJANARKO R.M.
              (Guru SMK Sangkuriang, Cimahi) terhadap saya (Didi Garnadi)
              sebagai jamaahnya yang sampai dengan saat ini tidak ada
              penyelesaian di dalam keamiran/amirul mukminin kerajaan mafia
              Jamaah, LEMKARI, LDII Desa Padalarang/Ciburuy (WIDJANARKO R.M.)
              begitu pula dalam keamiran/kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII
              daerah Bandung Barat (Dermawan Akbar merangkap paranormal dalam
              kerajaan Islam Jamaah, LEMKARI, LDII) dan dalam keorganisasian
              LDII DPD Tingkat I Jabar yang telah sampai masalah tersebut di
              atas kepada sekretari LDII, yaitu Ir. Dody RW dan Humas LDII DPD
              Tingkat I Jawa Barat, yaitu H. Hidayat;

              Doktrin Amirul Mukminin tentang wajibnya/dilembagakan
              taqiyah/bohong dalam kerajaan mafia Islam Jamaah, LEMKARI, LDII,
              seperti orang Syi'ah dengan menggunakan taqiyahnya
              (dusta/berbohong atas nama agama).
              Dengan kejanggalan-kejanggalan di atas, selama ini kami merasa
              tidak ada masalah ternyata setelah memiliki buku Bahaya Islam
              Jamaah, Lemkari, LDII yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan
              Pengkajian Islam di Jakarta yang mana sangat banyak sekali secara
              kepahaman membantu kami dari kejanggalan-kejanggalan tersebut di
              atas sehingga kami yakin bahwa kami sekeluarga beserta famili kena
              sihirnya gerakan pengacau keagamaan (GPK) kerajaan mafia Islam
              Jamaah, LEMKARI, LDII/dinasti Abdul Dhohir bin Madigol (mendirikan
              pemerintahan di dalam pemerintahan yang sudah ada yaitu Pemerintah
              Republik Indonesia).

            Akhirnya kami sekeluarga beserta famili bermusyawarah dan
            menghasilkan kemufakatan untuk menyatakan sadar, insaf, tobat, dan
            mencabut bai'at kami sekeluarga besera famili sejalan dengan
            keputusan fawa Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia yang
            ditandatangani oleh Prof. K.H. Ali Yafie sebagai ketua umum serta
            sejalan pula dengan keputusan jaksa agung RI No. 089/DA/10/1971, dan
            sejalan dengan buku Bahaya Islam Jamaah, Lemkari, LDII yang
            diterbitkan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta.
            Kami sekeluarga beserta famili yang menyatakan sadar, insaf, tobat,
            dan mencabut bai'at sebagai berikut:



              R. Didi Garnadi (Perum Permata Cimahi) ttd …..

              Yoyoh Kartini (idem) ttd …..

              Guna Purnama (idem) ttd …..

              Abdul Gani Nurrohman (idem) ttd …..

              Gina Permata (idem) ttd …..

              Gita Ynita (idem) ttd …..

              Siti Maemunah (Sangkuriang) ttd …..

              Esih Sukaesih (idem) ttd …..

              Tini Suhartini (idem) ttd …..

              Saeful Hidayat (idem) ttd …..

              Lela (idem) ttd …..

              Eda (idem) ttd …..

              Yaya Sudarya (Subang) ttd …..

              Sumiyati ttd …..

              Refka (idem) ttd …..

              Tedi Abdurochman (Ciparay) ttd …..

              Tita (idem) ttd …..

              Yayah Karliah (Sangkuriang) ttd …..

              Aam (idem) ttd …..

              Uyan (idem) ttd …..

              Wawan Gunawan (Padasuka) ttd …..



            Tembisan disampaikan kepada Yth.:



              Bapak Presiden Republik Indonesia

              Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia

              Bapak Jaksa Agung Republik indonesia

              Bapak Ketua MUI Pusat di Jakarta

              Bapak Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) di
              Jakarta

              Bapak Bambang Irawan Hafiluddin (mantan gembong kerajaan mafia
              Islam Jamaah, LEMKARI, LDII)

              Bapak Ketua MUI Kab. Bandung

              Bapak Ketua MUI Kodya Bandung

              Bapak Wali Kotatif Cimahi

              Bapak DANRAMIL Cimahi

              Bapak Camat Kec. Cimahi Tengah

              Bapak Camat Kec. Ngamprah

              Bapak Lurah Kel. Padasuka

              Bapak Kep. Des. Tani Mulya

              Bapak Ketua Persatuan Islam (PERSIS) di Bandung

              Bapak Ketua Muhamadiyah di Bandung

              Bapak Ketua Nahdlatul Ulama (NU) di Bandung

              Media massa

              Ormas Islam lainnya

              Pertinggal.

            Sumber: Diadaptasi dari Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII, Lembaga
            Peneliteian dan Pengkajian Islam (LPPI)
            (Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar