Selasa, 17 November 2015

Lebay dan Memboroskan Uang Rakyat; Pasca Kasus Paris Jokowi akan Dikawal Ribuan Personel TNI

Eramuslim.com – Pasca serangan teror di Paris, Perancis (13/11), kunjungan Presiden Joko Widodo di daerah bakal dijaga ribuan aparat keamanan, dari TNI, Polri, hingga intelijen.
Terkait kunjungan Presiden Jokowi ke sejumlah wilayah di Kalimantan Timur (19/11), telah disiapkan hampir lima ribu personel pengamanan.

Menurut Kepala Penerangan Kodam Mulawarman Kolonel Andi Gunawan, pengamanan Presiden Jokowi ditingkatkan menyusul aksi teror Paris, Prancis. Pengamanan terdiri dari berbagai unsur seperti TNI, Polri hingga intelijen yang disebar di lapangan. Total keseluruhan pengamanan, kata Andi, terdapat 4.300 personel. Para personel ini adalah pengamanan ring 2, di luar personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Semua ini tentunya dibiayai oleh uang rakyat yang diambil secara paksa atas nama pajak.

Pemerhati kontra terorisme Harits Abu Ulya menyentil pengamanan Presiden Jokowi pasca teror Paris tersebut. “Wkwkwkwkwkwk…..yang bisikin siluman gunung kendil keleess….,” tulis Harits di akun Twitter @HaritsAbuUlya. Kicauan @HaritsAbuUlya itu mengomentari berita bertajuk “Cegah Teror Paris, Jokowi Bakal Dijaga Ribuan Personel di Kaltim”.

Berdasarkan analisis sebelumnya, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini menilai, Indonesia relatif aman dari teror seperti yang terjadi di Paris, dimana kuat dugaan pelaku teror adalah kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Prediksi saya Indonesia relatif aman dari gangguan teror sejenis teror Paris,” ungkap Harits seperti dikutip Okezone (15/11).

Alasannya, kata Harits, kelompok ISIS di Indonesia lebih berhasrat untuk pindah ke Suriah daripada tetap berada di Indonesia. Aparat keamanan juga beberapa kali menahan WNI saat hendak ke Suriah. Meski begitu, aksi teror di Paris ini menurutnya tak relevan jika dihubungkan dengan kelompok Santoso di Poso karena sudah beroperasi jauh sebelum munculnya ISIS.

Harits meminta agar pemerintah punya pandangan yang komprehensif dalam melihat aksi terorisme. “Karena kesalahan langkah penanganan justru akan menjadi sumber spiral kekerasan dan teror tiada berujung,” tegas Harits.(ts/pm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar