Rabu, 11 Februari 2015

Al Qiyadah Al Islamiyyah Sekarang Gafatar


 AL QIYADAH  AL ISLAMIYAH
Oleh : M. Amin Djamaluddin




I.      Pendiri: AHMAD MOSHADDEQ

Jabatan : Rasulullah Al Masih Al Mau’ud, sebagai pengganti Rasulullah Muhammad SAW yang sudah berakhir masanya.
Dia diangkat menjadi “rasul Al Masih Al Mau’ud” pada tanggal 23 Juli 2006 setelah dia bertapa di Gunung Bunder - Bogor selama 40 hari 40 malam. Dia mengaku diangkat menjadi “rasul“ pas di hari yang keempat puluh dari hari pertapaannya itu.
Dalam bukunya yang berjudul “Ruhul Qudus Yang Turun Kepada Al Masih Al Maw’ud”, halaman 178-191 dijelaskan sbb.:

10. Mimpi Al Masih Al Mau’ud

Tugas Saksi-Saksi Allah dan Rosul Nya.

  1. Aku Al Masih Al Maw’ud menjadi syahid Alloh bagi kalian, orang-orang yang mengimaniku. Dan aku telah menjelaskan kepada kalian tentang sunnah Nya dan rencana-rencana Nya di dalam hidup dan kehidupan ini. Sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana Nya itu, kalian dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan Nya.
  2. Selanjutnya bagi kaum mu’min yang mengimaniku, agar menjadi syahid tentang kerosulanku kepada seluruh ummat manusia di bumi Alloh ini. Seperti halnya murid-murid Yesus, tatkala Yesus berbicara kepada murid-muridnya itu segera melaksanakn perintahnya. Mengetuk pintu semua rumah, menjadi saksi tentang kerosulannya. Karena memang demikianlah metode Alloh seperti yang tertulis di dalam kitab Nya; “Supaya Rosul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia”.
  3. Namun sebelum semua itu terjadi, ada satu fase yang harus dilalui oleh Al Masih Al Maw’ud tentang kerosulannya. Seperti halnya Musa, dia dipanggil oleh Alloh ke gunung Horeb. Yesus Kristus, dibaptis dan dicobai di padang gurun. Demikian pula dengan Muhammad, dia bertahanuts di Goa Hiro.

Tanda Dari Alloh.
4.      Tatkala Musa berada di Gunung Horeb, datang malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Tatkala Yesus Kristus dibaptis di padang gurun, pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Ruh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya. Tatkala Muhammad bertahanuts di Gua Hiro, datang malaikat Jibril yang mengajarkan kepadanya –ismun robik-. Lantas apa yang terjadi dengan Al Masih Al Mauw’ud?.
5.      Aku menyadari akan hal itu, kepastian akan diberikannya –tanda dari Alloh seperti yang demikian, memang ada sunnahnya. Hal inilah yang aku kejar sehingga aku bertahanuts selama empat puluh hari empat puluh malam di Gunung Bunder. Walau bagaimanapun bukannya aku ragu dengan diriku, tetapi aku ingin kepastian, seperti halnya Ibrohim ketika dia berkata: “Ya Robku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”. Alloh berfirman: “Belum yakinkah kamu?. Ibrohim menawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar qolbuku tetap mantap.

Kapal Rusak Yang Terdampar.
6.      Ada suatu peristiwa yang menurut aku inilah suatu tanda dari Alloh. Tatkala pada malam ketiga aku bertahanuts, sekitar pukul dua belas malam, secara kasyaf antara tidur dan jaga aku dibawa oleh seseorang ke suatu tempat di pinggiran pantai. Di pinggiran pantai itu terdampar sebuah kapal yang sangat besar, terendam air laut setinggi pinggang, tetapi keadaannya sudah sangat rusak layaknya barang rongsokan yang sudah dibuang orang.
7.      Orang itu mengajak aku masuk ke dalam kapal itu. Di dalam kapal besar itu aku menyaksikan banyak sekali orang berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu arah. Ketika melihat serombongan orang yang berjalan di dekatku, maka aku berinisiatif mengikutinya dari belakang, sambil bertanya-tanya dalam diriku sendiri: “Mau kemanakah mereka?’.
8.      Setelah sekian lama mengikuti perjalanan mereka, tiba-tiba mereka terhenti karena menemukan jalan buntu, dan merekapun kembali ke arah semula. Kemudian aku mengikuti rombongan yang lain dari mereka. Akan tetapi kejadian pada rombongan yang pertama terulang kembali, ternyata mereka hanya bolak-balik saja di dalam kapal itu, dan tidak menemukan jalan keluar. Demikian berulang kali aku ikuti rombongan yang lain, tetapi kejadiannya selalu sama, sampai akhirnya aku terjaga. Aku merenungi mimpi itu, karena mimpi itu begitu jelas dan sangat berkesan bagiku.
9.      Pada malam berikutnya, sebelum tidur aku berdoa  kepada Alloh, jika memang mimpi ini adalah –tanda- dari Nya maka aku minta agar mimpi itu diulang kembali. Begitu aku tertidur, mimpi itu ternyata berulang kembali sama seperti apa yang aku lihat di malam sebelumnya. Berlatar belakang kapal besar yang sudah rusak berisikan ribuan orang, dari mulai rakyat miskin yang berpakaian seadanya sampai dengan orang-orang kaya yang berpakaian jas dan berdasi, orang-orang tua dan anak muda. Mereka berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu arah mencari jalan keluar. Di malam berikutnya mimpi itu juga terulang kembali, sama seperti malam-malam sebelumnya. Jadi aku bermimpi tentang kapal rusak itu tiga malam berturut-turut.

Madinah, Kota Yang Teratur
10.   Pada malam ke tiga belas atau sepuluh hari setelah mimpi yang pertama, aku bermimpi lagi. Akan tetapi mimpiku kali ini sangat berlawanan dengan mimpiku yang pertama. Mimpiku kali ini dibawa  oleh seseorang ke sebuah kota yang sangat besar. Kota itu sungguh luar biasa dengan segala keindahan dan keteraturannya. Tempat orang-orang berkumpul, pertokoan, tempat tinggal, semua ditata dengan sangat rapi. Belum pernah aku melihat kota seindah itu. Kota itu tidak ada kesamaannya dengan koto-kota yang pernah aku kunjungi.
11.   Aku berjalan bersama qorinah melihat blok demi  blok kota tersebut. Berbagai macam fasilitas kota dengan petugas-petugasnya semua ada disitu, tetapi penduduk kota tersebut masih sangat sedikit. Kami terus dan terus berjalan, sampai pada akhirnya aku katakan kepada qorinah: “Kita jangan teruskan kesana, aku merasa kalau kita teruskan berjalan kesana kita tidak akan bisa kembali, mari kita balik pulang”. Maka aku mencari tempat dimana tadi kami memasukinya, karena meninggalkan tanda masuk di tempat itu. Kemudian aku ambil tanda masuk itu agar bisa keluar, sampai akhirnya aku terjaga.
12.   Aku renungkan kembali mimpiku itu, dan aku berdoa agar Alloh mengulangi kembali mimpiku itu. Ternyata pada dua malam berikutnya mimpi itu kembali terulang, jadi aku bermimpi tentang kota itu tiga malam berturut-turut. Sama halnya seperti mimpiku yang pertama.

Makna Kedua Mimpi.
13.   Dua mimpi yang aku alami tersebut tentu menambah keyakinanku. Dari kedua mimpi itu dapat disimpulkan bahwa kapal rusak adalah analogi dari Darul Bawar suatu bentuk kehidupan jahanam, dimana di dalamnya terdapat golongan-golongan atau aliran-aliran agama yang sesat, yang tidak dapat menemukan jalan keluar dari kehidupan jahanam itu. Sedangkan Madinah atau kota yang teratur adalah analogi dari Yerusalem atau Darussalam, suatu bentuk kehidupan –jannah- yang tertata dengan baik berdasarkan hukum Alloh. Kota itulah yang menjadi masa depan kita, dan ke arah itulah kita menuju, dengan syarat kita harus sanggup meninggalkan kapal rusak yang tidak ada jalan keluarnya itu.
14.   Itulah tanda yang Alloh tampakkan kepada aku Al Masih Al Maw’ud, yang akan meneruskan tongkat estafet kerosulan, yang pernah dibawa oleh nabi dan rosul dari Bani Israil dan Bani Ismail. Tongkat itu sekarang berada di tanganku. Dan tentu saja sebagai pemegang tongkat estafet yang baru, aku harus mengetahui cara masuk yang benar, dan menemukan jalan keluar yang benar pula. Dan tentu saja hal itu tidak akan berhasil tanpa pertolongan Alloh. Seperti yang tertulis di dalam Al Kitab: “Ya Rohku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

Mimpi Al Masih Al Maw’ud.
15.   Mulai dari sinilah aku menurunkan apa yang aku dapatkan selama aku bertahanuts di Gunung Bunder itu. Aku panggil katib untuk menuliskan apa yang aku dapatkan itu ke dalam sebuah kitab (seperti apa yang kalian baca sekarang ini). Dan aku juga memerintahkan kepada katib agar mempersiapkan sebuah acara di ummul quro bagi para sahabat untuk menjadi syahid bagi kerosulan Al Masih Al Maw’ud. Tetapi katib mengusulkan agar acaranya diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya.
16.   Di malam yang ketiga puluh tujuh, tiga hari menjelang empat puluh hari aku bertahanuts, kembali aku bermimpi. Di dalam mimpi itu aku sedang dilantik atau diangkat menjadi rosul Alloh disaksikan oleh para sahabat. Apa yang aku alami di dalam mimpi itu adalah acara yang kami telah rencanakan sebelumnya.

Al Masih Al Maw’ud Dilantik Menjadi Rasul
17.   Dan ketika acara itu direalisasikan pada malam keempat puluh atau pada tanggal 23 Juli 2006, maka acara itupun berjalan seperti apa yang aku lihat di dalam mimpiku tiga hari sebelumnya
Aku keluar dari Gua Hira dan para sahabat sudah menungguku di atas, semuanya sudah disiapkan tempat, aku membuat suatu atmosfir yang sesuai dengan apa yang aku lihat didalam mimpiku, dan itu sudah terjadi, pelantikanku sebagai Rosul Alloh dan aku umumkan pada mereka : “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada ilah selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan”.
  1. Itulah saudara-saudara “oleh-oleh” yang aku peroleh selama empat puluh hari bertahanust digunung Bunder. Aku ceritakan kepada kalian para mu’min mubaligh, agae qolbu kalian mantap, sebab inilah landasan  iman kita kepada Alloh dan rasul Nya. Ini adalah peristiwa yang sangat penting, dan hanya terjadi satu kali di dalam hidup kita. Peristiwa ini akan tercatat dalam sejarah dunia dikemudian hari, karena ini bukan persoalan kecil, ini persoalan kebangkitan peradaban syari’at Alloh.-
              
11. JADILAH SYAHID AL MASIH AL MAW’UD ROSUL ALLOH

Al Masih Al Maw’ud Mendapat Curahan Ruhul Qudus.
  1. Selama bertahanust di Gunung Bunder, banyak sudah wahyu yang Alloh turunkan kepadaku, kemudioan selanjut wahyu itu aku turunkan kepada kalian. Tentu saja dari semua yang kalian terima itu mesti diikat dalam satu kesimpulan, agar kalian dapat menyikapi wahyu yang telah turun itu, dan bersaksi bahwa semua itu adalah kebenaran yang datang dari Alloh melalui rosul Nya.
  2. Karena setiap kali rosul diutus oleh Alloh untuk menyampaikan kebenaran ayat-ayat Nya, maka orang yang telah disampaikan itu harus menentukan sikapnya. Kalau apa yang disampaikan itu benar, lalu kebenaran itu keluar dari bibir siapa? Kalau keluar dari bibir seseorang, maka orang yang telah disampaikan itu harus membenarkan orang yang menyampaikan itu. Dan orang yang telah disampaikan itu harus bersaksi atau bersyahadah bahwa orang yang menyampaikan itu adalah benar sebagai rosul Alloh. Kalau seorang rosul berbicara tentang kebenaran, maka orang yang diajaknya berbicara itu harus menentukan sikapnya, maka dikatakan harus bersaksi, atau menjadi saksi.


Saksi-Saksi Alloh dan Rosul Nya.
  1. Rosul bersaksi tentang Alloh, tidakada orang yang lebih tahu tentang Alloh selain rosul, maka rosul menjadi saksi atau bersaksi tentang Alloh. Karena dia yang paling tahu dan paling kenal Alloh, maka dia berbicara tentang Alloh, dalam arti Alloh sebagai Robbul ‘alamin dengan segala sifat dan rencana Nya, maka dikatakan rosul itu sebagai syahid Alloh.
  2. Lalu siapa yang menyaksikan bahwa Musa atau Isa itu rosul Alloh? Atau manusia yang berani bertanggung jawab untuk mengatakan kepada manusia bahwa Muhammad itu rosul Alloh? Tentu saja mesti ada, yaitu orang yang pernah bertemu dan belajar firman Alloh kepada Muhammad, maka orang itu harus menjadi saksi terhadap manusia tentang Muhammad sebagai rosul Alloh. Jadi Muhammad bersaksi tentang Alloh kepada mu’min, dan mu’min harus bersaksi menjadi saksi tentang Muhammad kepada manusia tentang kerosulannya.
  3. Karena rosul datang kepada mu’min dan mengajarkan tentang sifat-sifat Alloh. Maka dikatakan rosul sebagai saksi Alloh. Artinya orang yang paling tahu betul tentang Alloh. Dalam bahasa hikmah dikatakan “tiada yang paling kenal tentang Bapak selain anak” artinya tiada yang paling tahu tentang Alloh selain rosul, karena rosul mendapat wahyu dari Alloh. Dia mengenal Alloh segala-galanya seperti seorang anak mengenal bapaknya. Atau seperti seorang hamba mengenal tuannya. Dia mengenal betul tentang senang dan benci tuannya, dia tahu betul tentang ridho dan ghodhob (murka) tuannya, karena dia mengenal betul tentang sifat-sifat tuannya. Jadi kalau ingin mengenal Alloh, maka dia harus bertanya kepada hamba Nya, yaitu rosul.
  4. Jadi rosul menjadi syahid Alloh di muka bumi atas mu’min, dan mu’min menjadi syahid Alloh dan rosul Nya atas manusia. Mu’min datang kepada manusia menceritakan tentang firman Alloh dan rosul Nya. Mu’min menjadi saksi, seperti saksi di pengadilan, dimana kesaksiannya dipakai oleh hakim untuk mengambil keputusan.
  5. Mu’min menjadi syahid bagi Alloh dan rosul Nya kepada manusia, karena manusia tidak mengenal Alloh dan rosul Nya tanpa melalui mu’min. Manusia yang tidak pernah bertemu dengan rosul, maka dia mengenal Alloh dan rosul Nya melalui mu’min yang mengenalkannya. Oleh sebab itu, mu’min menjadi syahid bagi sekalian manusia tentang Alloh dan rosul Nya. Mu’min menjadi syahid bagi Alloh sebagai Robbul ‘alamin dan menjadi syahid bahwa benar Musa, Isa dan Muhammad itu sebagai rosul Alloh pada masanya.

Jadilah Saksi-saksi Al Masih Al Maw’ud
  1. Sekarang sama saja dengan rosul yang baru, yaitu Al Masih Al Maw’ud. Al Masih Al Maw’ud menjadi saksi bagi mu’min tentang Alloh, karena mu’min mengenal Alloh dari rosul Al Masih Al Maw’ud berdasarkan apa yang didapatnya dari Alloh di Gunung Bunder selama 40 hari bertahanuts, itulah yang harus dijadikan ruh oelh orang-orang yang mengimaninya.
  2. Lalu bagaimana prosedur mengimani Al Masih Al Maw’ud sebagai rosul Alloh? Tentu saja sama seperti kepada rosul-rosul sebelumnya, bahwa setiap orang yang mengimani Al Masih Al Maw’ud harus bersyahadah atau membuat pernyataan sebagai komitment bahwa orang itu benar mengimani Al Masih Al Maw’ud sebagai rosul Alloh. Seperti Abu Bakar mengimani Muhammad, seperti Matius mengimani Yesus, seperti Yosua mengimani Musa, tentu saja dengan segala konsekuensi iman.
  3. Untuk menjadi saksi bahwa Al Masih Al Maw’ud sebagai rosul Alloh, maka mu’min harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa dia sebagai saksi tentang kedudukan Al Masih Al Maw’ud sebagai rosul Alloh di abad ini, seperti yang dinubuwahkan oleh Al Quran dan hadits Muhammad tentang Al Masih yang akan datang setelah periode Muhammad Rosululloh.

Tugas Al Masih Al Maw’ud dan Saksi-Saksinya.
  1. Program Al Masih Al Maw’ud dan kaum mu’min ke depan adalah mengaktualisasilam kembali firman Alloh di tengah-tengah kehidupan ummat manusia di abad ini. Dimana seluruh ayat-ayat Al Quran dijadikan sebagai manhaj dakwah dan jihad, yang tidak boleh bergeser seujung rambutpun.
  2. Iman kepada Al Masih Al Maw’ud sebagai rosul Alloh adalah kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan jalan yang akan ditempuh oleh Al Masih Al Maw’ud yang berpedoman kepada ayat-ayat Al Quran sebagai –shirothol mustaqim- yang diminta oleh semua orang, baik oleh Bani Isroil maupun Bani Ismalil, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran. Jadi Al Masih Al Maw’ud akan menggunakan Al Quran sebagai shiroth dan semua orang yang beriman harus mengikuti Al Masih Al Maw’ud, karena Al Masih Al Maw’ud adalah orang yang diberikan ilmu tentang Al Quran (wahyu) oleh Alloh. Dia akan memimpin manusia dengan tuntunan Al Quran yang difahaminya secara konsekuen dan konsisten.
  3. Kalau hari ini ada orang yang beriman kepada Alloh nya Ibrohim, Alloh nya Musa, Alloh nya Isa, Alloh nya Muhammad tetapi tidak mau diajak untuk berjalan di atas prinsip-prinsip Al Quran sebagai shirothol mustaqim, maka mereka itu adalah orang-orang yang mengkafiri Alloh, mengkafiri malaikat-malaikat Alloh, mengkafiri kitab-kitab Alloh, mengkafiri rosul-rosul Alloh, mengkafiri yaumil akhir, mengkafiri qodho dan qodar Alloh.
  4. Sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang menjadikan Al Quran sebagai shirothol mustaqim, yaitu konsep jalan yang benar untuk mengenal dan mengimani Alloh, mengimani malaikat-malaikat Alloh, mengimani undang-undang Alloh, mengimani rosul-rosul Alloh, mengimani tujuan akhir dari kehidupan ini, mengimani qodho dan qodar Alloh.
  5. Tatkala orang tidak mau diajak berjalan di atas prinsip-prinsip Al Quran sebagai shirothol mustaqim, siapapun dia, maka dia dikatakan berjalan pada shirothol maghdub. Berarti orang-orang yang tidak mau berjalan pada prinsip Al Quran, yang menyatakan bahwa Al Quran itu sudah tidak relevan lagi, yang menganggap bahwa Al Quran ini sudah selesai, dan tidak bisa lagi orang berbuat seperti Muhammad yang berjalan di bawah bimbingan Al Quran. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak menjadikan Al Quran sebagai shirothol mustaqim. Tentu saja orang  yang tidak mau berjalan di dalam garis Al Quran sebagai shirothol mustaqim, maka dia pasti berjalan di shirothol maghdub, yaitu jalan yang dimurkai Alloh, dan pastilah itu jalan yang sesat.
  6. Beriman kepada Al Quran hari ini adalah dengan menjadikan Al Quran sebagai shirothol mustaqim. Yang dijadikan hudan oleh Al Masih Al Maw’ud beserta orang-orang yang mengimaninya, di dalam dia melaksanakan tugas kerosulan dan kemu’minannya, mengabdi kepada Alloh untuk menzhohirkan Dien Alloh di muka bumi. Atau menegakkan hukum Alloh di atas segala hukum bangsa-bangsa, agar hukum Alloh itu ditaati oleh manusia sehingga tercipta kedamaian dan keselamatan serta kesejahteraan.
  7. Tatkala Yerusalem pertama hancur, maka diutuslah Yesus mengembalikan Yerusalem sebagai Kota Keadilan Allah, atau tempat berlakunya hukum Alloh. Demikian pula pada periode Muhammad, dia diutus oleh Alloh dengan petunjuk Al Quran, agar dia berjuang dengan bimbingan Al Quran itu untuk menzhohirkan hukum Alloh, sehingga hukum Alloh berada di atas segala hukum bangsa-bangsa. Demikian juga dengan tugas Al Masih Al Maw’ud hari ini, mengajak orang-orang yang mau kembali kepada Alloh, kepada Dien Tauhid, kembali kepada fitrah dirinya, untuk bersama sama dengan Al Masih Al Maw’ud yang diyakininya sebagai utusan Alloh untuk berjuang mengembalikan Darussalam yang dahulu pernah dibangun oleh Muhammad Rosululloh.
  8. Jadi jelas bagi kita semua kemana arah tujuan hidup kita ini. Kita akan dijadikan sebagai objek oleh Alloh, kita akan dijadikan kekuatan oleh Alloh, akan dijadikan shulthon oleh Alloh, akan dijadikan malaikat-malaikat Alloh, akan dijadikan mursalin atau rosul-rosul Alloh. Pada dasarnya semua mu’min karena dia hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh rosul, maka setiap mu’min tatkala dia membawa risalah Alloh, maka kedudukan diapun sebagai mursalin atau rosul juga. Jadi rosul tidak sendirian, Karena semua mu’min yang membawa firman Alloh menyebar ke seluruh dunia ini disebut juga mursalat atau rosul-rosul Alloh.
  9. Sebagai rosul-rosul Alloh tugasnya jelas untuk memenangkan atau menzhohirkan hukum Alloh, agar hukum Alloh itu menjadi eksponen atau hukum inti yang ditaati di dalam kehidupan antara manusia, walaupun di luar sana masih ada hukum bangsa-bangsa, karena di dalam kehidupan ini tidak hanya berlaku hukum Alloh saja. Memang di dalam Darusalam berlaku hukum Alloh, oleh karena itu Darusalam harus terus diperluas. Inilah yang menjadi tugas mu’min, yaitu memperluas atau memperbesar daerah kekuasaan Alloh di muka bumi. Inilah yang dimaksud dengan mengakbarkan Alloh.
  10. Alloh tidak akan pernah berbuat zholim kepada hamba Nya, karena sebelum perjalanan itu dilalui, kita telah diberitahukan dan telah dijelaskan terlebih dahulu oleh Nya, tentang segala resiko dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Seperti yang telah kita fahami bersama bahwa kita akan melalui enam etape penegakan Dien. Inilah jalan yang terang dan jelas karena sudah diberitahukan program ke depannya. Maka apapun halangan atau ujian yang Alloh berikan di depan harus bisa kita atasi dengan sikap shobar.
  11. Semua perjalanan kita ke depan sangat tergantung kepada iman atau aqidah, dan aqidah sangat tergantung kepada pemahaman. Kalau kita mengikuti tanpa memahami kemana tujuan dan resiko perjalanan ini, maka kita nanti akan banyak mengalami kesulitan. Apabila kita berjalan tanpa dasar iman, maka yang terjadi nanti adalah kemunafikan. Tidak mudah untuk menjadi orang yang beriman, tidak mudah mengatakan bahwa saya beriman. Iman itu ibarat emas, dia baru ketahuan kalau sudah mendapat ujian.
  12. Orang-orang yang menyatakan imannya pada periode awal sampai Makkiyah itu akan diuji oleh Alloh, diuji sampai tuntas, sampai betul-betul kelihatan mana emas dan mana loyang. Mana iman yang hanya di bibir dan mana iman yang sampai ke akar qolbu. Maka berbahagialah orang yang mendapat ujian iman itu. Sebab ujian yang diberikan itu adalah untuk memurnikan imannya dari kemusyrikan. Dan tentu saja Alloh yang paling mengetahui persoalan manusia, Dia akan menguji manusia melalui apa yang paling dicintainya. Alloh yang paling mengetahui manusia akan memberikan –ibtila- atau –fitrah- dari apa yang paling dicintai oleh orang itu. Sebelum sampai kepada titik itu, Alloh tidak akan merihoinya. Maka ada tertulis di dalam Al Kitab, bahwa kamu belum bisa disebut mu’min sejati sebelum kamu memberikan kepada Alloh memalui rosul Nya apa-apa yang paling kamu cintai.
  13. Secara garis besar apa yang dicintai manusia itu adalah isteri atau suami, anak-anak, segala harta yang kita miliki, dinar-dinar yang kita simpan, perak-perak yang kita jadikan perhiasan di dalam rumah kita, segala kendaraan yang bagus, segala hobby kita terhadap binatang, sgala harta kita berupa sawah lading, atau perniagaan kita. Inilah unsure-unsur yang nantinya Alloh akan masuki untuk menguji kita semua selama mengikuti perjalanan bersama Al Masih Al Maw’ud Rosululloh.
  14. Semoga Alloh senantiasa memberikan bimbingan kepada kita di dalam memenuhi azam (program kita) ke depan, dan untuk itulah semua kita bertawakal kepada Alloh.

12. Saksi-Saksi Al Masih Al Maw’ud

Berdasarkan Sifat Alloh Yang Rahman dan Rahim
Setelah mendapat Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al Masih Al Maw’ud kepada kami, dengan ini dipermaklumatkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa, suku, ras, dan segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah orang-orang yang telah bersaksi bahwasanya Al Masih Al Maw’ud adalah rosul Alloh sebagaimana yang dinubuahkan oleh Al Quran di dalam surat Al Jumu’ah ayat 2 dan 3, sebagai berikut:
“Dialah yang membangkitkan dari bangsa Ummi seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 62/2-3)
Selanjutnya kami masing-masing menyatakan persaksian sebagai berikut: “Aku Bersaksi Bahwa Tiada Yang Haq Untuk Diibadahi Kecuali Alloh, dan Aku Bersaksi Bahwa Anda Al Masih Al Maw’ud Adalah Utusan Alloh”.



II.   POKOK-POKOK AJARANNYA

2.1.          Rasulullah Muhammad SAW telah berakhir masa tugasnya sampai saat (1400 H).
2.2.          Allah SWT telah mengutus rasul baru yaitu Ahmad Mushaddeq yang menamakan dirinya “Rasul Al Masih Al Mau’ud “.
2.3.          Dua kalimat shahadat: ASYHADU ALLA ILAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADDARRASULLULAH diganti dengan syahadat baru yang berbunyi: ASYHADU ALA ILAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANA MASIHAL MAW'UDAR RASUL ALLAH  (lihat buku Binayah Roin , oleh Siraj I Al QIYADAH AL ISLAMIYAH, 21 Nop. 2006, hal. 10)
2.4.          Kitab sucinya masih Al Qur’an, tetapi mereka berkeyakinan bahwa Al Qur’an sekarang tinggal tulisan (bacaannya) yang tertinggal sedangkan jiwa (ruhnya) sudah hilang sejak 1300 (seribu tiga ratus) tahun yang lalu.
2.5.          Rasul Al Masih Al Mau’ud (Ahmad Mushaddeq) diutus oleh Allah SWT untuk mengembalikan jiwa ( ruh) Al Qur’an yang telah hilang tersebut dalam dada setiap muslim, agar hidup jiwanya.   Cara kerja Al Masih Al Mau’ud sama persis dengan Muhammad, karena petunjuk dan pedomannya juga sama yaitu Al Qur’an.
2.6.          Bila seseorang melakukan ibadah tanpa mengikuti rasul setelah Muhammad, yaitu Al Masih Al Mau’ud maka tidak akan diterima ibadat (Al Masih Al Mau’ud, hal. 175)
2.7.          Rasul Al Masih Al Mau’ud mewajibkan setiap pengikutnya untuk MITSAQ (bai’at) sebagai bukti telah mengikuti rasul baru Al Masih Al Mau’ud.
2.8.          Untuk menjadi saksi bahwa Al Masih Al Mau’ud sebagai rasul Allah, maka mukmin harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa dia sebagai saksi tentang kedududukan Al Masih Al Mau’ud sebagai rasul Allah diabad ini, seperti yang dinubuwatkan oleh Al Qur’an dan hadist uhammad tentang Al Masih yang akan datang setelah periode Muhammad Rasulullah. (Idem hal. 186)
2.9.          Iman kepada Al Masih Al Mau’ud sebagai rasul Allah adalah kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan arah jalan yang akan ditempuh oleh Al Masih Al Mau’ud yang berpedoman kepada ayat Al Qur’an sebagai shirothol mustaqiem- yang diminta oleh semua orang, baik bani Israil maupun bani Ismail, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran.  Jadi Al Masih Al Mau’ud akan menggunakan Al Qur’an sebagai shiroth, dan semua orang beriman harus mengikuti Al Masih Al Mau’ud, karena Al Masih Al Mau’ud adalah orang yang diberikan ilmu tentang Al Qur’an (wahyu) oleh Allah.  Dialah menuntun manusia dengan tuntunan Al Qur’an yang difahaminya secara konsekwen dan kontisten. (Idem hal.187)
2.10.       Setelah mendapatkan Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al Masih Al Mau’ud kepada kami, dengan ini dipermaklumkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa, suku, ras dan segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah orang yang telah bersaksi bahwa sanya Al Masih Al Mau’ud adalah rasul Allah, sebagaimana yang telah dinubuwahkan oleh Al Qur’an didalam surat Al Juma’ah ayat 2 dan 3  sebagai berikut :
      “Dialah yang membangkitkan dari bangsa yang Ummi seorang rosul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka  kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa  yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Qs. 62/2-3)
      Selanjutnya kami masing menyatakan persaksian sebagai berikut : “Aku bersaksi bahwa Tiada Yang Haq  untuk Diibadati kecuali Alloh, dan Aku Bersaksi bahwa Anda Al Masih Al Mau’ud adalah utusan  Alloh”.
2.11.       Shalat lima waktu tidak wajib karena saat sekarang  sudah kembali menjadi periode Makkah karena tidak berlakunya hukum Islam (Al Qur’an dan Hadist).
2.12.       Yang wajib adalah qiyamul lail (shalat malam) dan shalat waktu terbit mata hari dan waktu terbenamnya mata hari seperti yang dilakukan oleh Rasul Muhammad SAW. Sewaktu priode Makkah.
2.13.       Orang Islam diluar kelompok mereka dianggap kafir/jahiliiyah.
2.14.       Anggota mereka yang  lalai memgerjakan shalat malam dikenakan  bayar kafarat (tebus dosa) dan besar kafarat tersebut tergantung dari ketetapan atas mereka. (Formulir kafarat terlampir)
2.15.       Wanita muslimah boleh menikah dengan laki-laki Nasrani.
2.16.       Bertasbih : Sibuk berjuang melaksanakan intruksi Allah sebersih-bersihnya.
2.17.       Kalau ingin berbicara khusus dengan “rasulullah” maka harus mengeluarkan shodaqah sebelum pembicaraan itu.
    
III. Untuk mengembalikan jiwa (ruh) Al Qur’an yang telah  hilang 1300 tahun yang lalu tersebut, maka kelompok Qiyadah Islamiyah mengartikan ayat-ayat Al Qur’an dengan sangat menyimpang sesuai dengan pola pikir kelompok mereka  seperti :

3.1        AL FULK ( perahu, kapal ) diartikan  Al Qiyadah Al Islamiyah yang merupakan komunitas orang-orang beriman (Jama’ah Muslim). Yang  mau  naik di atas perahu (kapal) yang dibuat oleh mereka, (masuk dalam Qiyadah Islamiyah) selamat masuk surga dan tidak mau masuk dalam Qiyadah Islamiyah selamat masuk neraka.-
3.2        Kapal nabi Nuh yang berlayar di lautan : Al Qiyadah Islamiyah yang sedang berjalan (berkembang) di tengah-tengah lautan orang kafir yang ada di Indonesia untuk menyelamatkan manusia.-
3.3        Yaumul Qiyamah diartikan hari berdirinya agama atau hari tegak hukum agama.-
3.4        Yaumid Dien diartikan hari menangnya hukum agama dan hancurnya musuh-musuh Islam.
3.5        Ayat Al Qur’an yang artinya : Maka tatkala dibunyikan trompet itulah tanda-tanda datangnya hari yang sulit : Dibunyikan trompet dimaksud tanda-tanda akan datangnya azab yang dijanjikan itu. Tanda-tanda itu berupa hancurnya sistim ekonomi negara yang akibatnya menimpa rakyat jelata. Akibatnya kejahatan terjadi dimana-mana, perampokan, penjarahan, pencurian, penggelapan, kuropsi, terror, sabutase, kebakaran, yang disengaja, banjir besar, wabah penyakit, pembunuhan sadis, bentrokan massa, bentrokan golongan, antara suku, antara keluarga dan lain-lain sebagainya.
3.6        Surat Al Baqarah ayat  259 artinya : Dikumpulkan tulang belulang dan membalutnya dengan daging : Dikumpulkan para mujahid, sebagai tentara negara Islam dalam satu struktur yang ahsanu taqwin, bunyanum marshus (64 :4).
3.7        Ayat tentang shalat dan akat (surat Al Muzammil ayat 20) diartikan sebagai berikut :
         Tegakkanlah aktifitas pengabdian kepada Allah dan tunaikan prinsip kemurnian qalbu”.
3.8        Surat Al Qiyamah ayat 31 diartikan sebagai berikut :
         “Maka dia tidak mau membenarkan (misi Rasul, Al Masih Al Mau’ud) dan tidak beraktifitas”. (75 :31)
            Khusu’ diartikan serius dan istiqamah.
            Sabar diartikan ulet pantang menyerah dan maju terus.

IV.  Mereka berjuang ingin mendirikan negara Islam versi mereka dengan menggunakan 6 (enam) tahap yaitu:
4.1        SIRRIN = Gerakkan rahasia, berdakwah secara rahasia, mengaji secara rahasia, merekrut anggota secara rahasia.
4.2        JAHRUN = Berdakwah secara terang-terangan, mengaji secara terang-terangan, merekrut anggota secara terang-terangan, kalau menurut perhitungan mereka sudah kuat untuk melawan kekuatan kafir.
4.3        HIJRAH = Pindah dari Makkah ke Madinah (Indonesia ini Makkah harus hijrah ke Madinah) untuk berdirinya ibu Kota Negara yang mereka selalu sebut UMMUL QURA’.
4.4        QITAL = Perang terbuka dengan orang kafir demi kemenangan negara Islam.
4.5        FUTUH = Menang dari dari peperangan melawan orang kafir .
4.6        KHILAFAH = Bentuk pemerintahan Negara Islam versi mereka. Setelah pemerintah negara Islam terbentuk khalifah, barulah berlakunya hukum Islam versi mereka.


V.    KESIMPULAN

Berdasarkan data-data yang dikemukakan di atas, maka kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah ini jelas-jelas sudah murtad karena mereka telah mengganti syahadah mereka dari ASYHADU ALLA ILAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADDARRASULLULAH diganti dengan syahadat baru yang berbunyi: ASYHADU ALA ILAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANA MASIHAL MAW'UDAR RASUL ALLAH.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar