Rabu, 07 Desember 2016

Naqsyabandi Haqqani

Mengenal Tarekat Naqsybandi Haqqani
T
arekat dalam bahasa arab disebut dengan thoriiqoh yang maknanya adalah menjadikan jalan, cara atau metode. Yaitu sebuah cara atau jalan yang digunakan seseorang untuk memahami agama melalui metode pengenalan terhadap Tuhannya. Tarekat sudah ada sejak lama dan dalam prosesnya berkaitan erat dengan tasawuf (sufisme).
Istilah Naqsybandi diambil dari nama seseorang yang dianggap sebagai wali Allah (waliyullah) bernama Maulana Syaikh Syah Bahauddin Naqsyband. Tarekat ini tersebar di berbagai pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Perkembangannya memiliki corak yang berbeda-beda di berbagai negara, tergantung dari siapa yang menjadi tokoh dalam menyebarkan ajarannya.
Di Indonesia, Tarekat Naqsybandiyah pernah diajarkan oleh Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin, M.Sc. sekitar tahun 1950. Dia berguru kepada Syaikh Syahbudin dan Syaikh Muhammad Hasyim Buayan. Dia adalah seorang ahli di bidang fisika, kimia, dan filsafat. Akan tetapi, kemudian dia mengklaim bahwa ajaran metafisika yang dianutnya merupakan ajaran Rasulullah SAW yang diwariskan kepadanya dan berasal dari jabal (gunung) Qubais di Mekkah. Kadirun Yahya selalu tampil gagah, menonjolkan keilmuannya sehingga jamaahnya mengultuskannya.
Adapun Tarekat Naqsybandi Haqqani muncul di Daghestan. Ada 3 (tiga) orang tokoh penting dalam tarekat ini yang disebut dengan istilah Syaikh dan Grandsyaikh. Ketiga orang itu adalah Abdullah al-Faiz ad-Daghestany, Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani, dan Muhammad Hisam Kabbani.
Syaikh Samir al Qadly, dosen Aqidah dan Fiqh Islam di Global University, Lebanon, dalam bukunya Kasf Dlallat Nazhim al-Qubrushshi yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul, “Mengungkap Kesesatan Nazhim Al Haqqany,”mengungkap secara tuntas siapa sebenarnya sosok ‘Nazhim Haqqani dan Hisam Kabbani.
Nazhim yang sering menyebut dirinya ‘al-Haqqani’ adalah seorang yang berkebangsaan Cyprus. Dia dideportasi dari Lebanon atas perintah Mufti Lebanon, Syaikh Hasan Khalid, karena menyebarkan ajaran sesat. Adapun Hisam Kabbani adalah seorang imigran Lebanon yang sekarang berdomisili di California, USA.


Untuk memperkuat keyakinan di kalangan mereka, maka diciptakanlah sebuah istilah yang disebut “Mata Rantai Naqsybandi Haqqani.” Mata rantai ini dimulai dari nama Rasulullah Muhammad SAW yang menempati sumber mata rantainya. Kemudian mata rantai tersebut terus berurutan sampai kepada nama Abdullah al-Faiz ad-Daghestani yang menempati mata rantai ke-39. Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani mengklaim sebagai musrsyid ke-40 Thariqah Naqsyabandiyyah al Haqqaniyyah dan Muhammad Hisam Kabbani dinobatkan sebagai Khalifah Naqsybandi Haqqani untuk benua Amerika, bahkan untuk seluruh dunia.
Tarekat Naqsybandi Haqqani masuk ke Indonesia sudah sejak lama. Dari kunjungan Muhammad Hisam Kabbani ke Indonesia mulai tahun 1997 sampai pada beberapa tahun terakhir ini sering menggelar acara di beberapa kota di Indonesia, penyebaran Tarekat ini semakin meluas saja. Dengan kegiatan yang dilaksanakan secara intens tersebut, aliran ini tercatat telah memiliki ribuan murid dari kalangan umat Islam Indonesia yang tersebar di berbagai kota di antaranya Jakarta, Sukabumi, Bandung, Pekalongan, Semarang, Tuban, Surabaya, Batam, Aceh, Padang, Bukittinggi, Bali, dan kota-kota lainnya. Semuanya bernaung di bawah sebuah wadah yaitu Keluarga Besar Jemaah Tarekat Naqsybandi al-Haqqaniyah, yang dalam keorganisasiannya dikelola oleh Yayasan Haqqani Indonesia.
Sebagian umat Islam di Indonesia sangat antusias menerima kehadiran Tarekat ini. Hal itu lebih dikarenakan klaim para tokoh Tarekat Naqsybandi Haqqani sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Maka untuk mengetahui siapa sosok ketiga orang tersebut, kami paparkan riwayat hidup mereka secara singkat.
Tokoh - tokoh Penyebar Tarekat Naqsybandi Haqqani
·     Abdullah al-Faiz ad-Daghestany
A
bdullah al-Faiz, lahir di Daghestan pada tahun 1309 H/1891 M sehingga diberi julukan ad-Daghestani. Dia dibesarkan dan dididik secara khusus oleh pamannya yang bernama Syarafuddin ad- Daghestani.
Syarafuddin terkenal sebagai imam Tarekat Naqsybandi di Daghestan.
Pada 1980-an, Daghestan berada di bawah penjajahan Rusia. Lalu, paman dan ayahnya memutuskan untuk pindah ke Turki. Di Turki inilah, Syarafuddin merawat dan melatih keponakannya, Abdullah, dengan disiplin spiritual secara intensif.
Singkat cerita Abdullah menikah, akan tetapi enam bulan setelah pernikahannya, dia diperintahkan untuk ber-khalwat (menyendiri untuk fokus beribadah) selama 5 (lima) tahun. Pada masa khalwat inilah dia mengklaim hal-hal yang menyesatkan, di antaranya :
-      Mengklaim menerima penglihatan ketika Nabi saw berkhalwat di gua Hira. Selama 40 hari dia duduk di belakang Nabi SAW dan tidak pernah tidur.
-      Mengklaim berzikir di Hadirat Ilahi.
-      Mengklaim mendengar sebuah bisikan dari Hadirat Ilahi; telah mencapai rahasia kesadaran dan wukuf abadi; telah berhasil meraih kunci maqam itu, dan disuruh memasuki Hadirat-Nya dalam tingkatan seseorang yang mampu berbicara pada Tuhannya, tingkatan Musa as ketika dia berbicara dengan Allah SWT.
Kemudian, ketika Turki berada di bawah kekuasaan Ottoman, dia mengabdi dalam kemiliterannya. Dalam pengabdiannya ini pun dia mengklaim berbagai hal yang menyesatkan, di antaranya:
-      Ketika tertembak dan sedang sekarat, dia mengklaim melihat Nabi SAW menghampirinya dan berkata, “Oh anakku, engkau ditakdirkan untuk meninggal di sini, namun kami masih memerlukanmu di bumi ini, baik secara spiritual maupun fisik. …”
-      Mengklaim menemani Nabi SAW dalam sebuah penglihatan akan ketujuh surga. Melihat apa yang ada di dalam tujuh surga-surga dan melihat siksaan-siksaan neraka seperti yang Nabi SAW pernah sebutkan dalam hadits-hadits beliau.
-      Mengklaim menerima tugas kembali ke dunia setelah rohnya diangkat ke Hadirat Ilahi.
Setelah semua itu berlalu, dia melanjutkan kehidupannya di bawah pengawasan pamannya, Syarafuddin. Dan hal yang paling menyesatkan adalah klaimnya bahwa apa yang datang kepadanya berarti berasal dari Nabi Muhammad SAW, karena hatinya terhubung dengan beliau, dan itu bersumber pada Tuhan.
Karena pengakuan sesatnya ini, Mufti Negara Daghestan, Sayyid Ahmad ibn Sulaiman Darwisy Hajiyu menyatakan dalam Surat yang dikeluarkan oleh al-Idarah ad-Diniyah li Muslimi Daghestan, bahwa apa yang disebut Mata Rantai Tarekat oleh Abdullah ad-Daghestani tidaklah marfu’ (bersambung) kepada Nabi Muhammad SAW, akan tetapi maqthu’ (terputus), serta Tarekat yang diajarkannya adalah sesat.
Abdullah ad-Daghestani meninggal pada tanggal 3 September 1973, dan mewariskan kesesatan-kesesatannya kepada muridnya, Nazhin al-Haqqani. 
·     Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
N
ama lengkapnya adalah Muhammad Nazhim Adil ibn al-Sayyid Ahmad ibn Hasan Yashil Bash. Dia menyebut dirinya dengan al - Haqqani, yang kemudian sebutan ini dinisbatkan kepada Tarekat Naqsybandi versi dia sendiri. Para pengikut setianya pun menambah sebutannya dengan al-Qubrusi al-Salihi al-Hanafi, dan memanggilnya dengan nama panggilannya (kun-yah) yaitu Abu Muhammad, yang diambil dari nama anak laki-laki tertuanya. Dia memiliki tiga orang anak yang bernama Muhammad Bahauddin, Naziha, dan Ruqayya.
Dia dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Cyprus (Qubrus) dari sebuah keluarga Arab dengan akar budaya Tartar. Menurut pengakuannya, dia adalah keturunan dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Menurut pengakuannya pula, ibunya adalah keturunan dari Mawlana Jalaluddin ar-Ruumi. Dengan demikian, dia mengklaim sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad Saw dari pihak ayahnya, dan keturunan dari Shahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, dari pihak ibunya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cyprus, dia melanjutkan ke perguruan tinggi di Istanbul dan lulus sebagai sarjana Teknik Kimia. Di sana, dia juga belajar bahasa Arab dan Fiqh, di bawah bimbingan Syaikh Jamal al-Din al-Alsuni (wafat 1375 H/1955 M) dan menerima ijazah dari beliau. Di samping tu, dia juga belajar tasawwuf dan Thariqat Naqsybandi dari Syaikh Sulayman Arzarumi (wafat 1368 H/1948 M). Sulayman Arzarumi lah yang akhirnya mengirim dia ke Syam (Syria).
Kemudian dia melanjutkan studi Syariah ke Halab (Aleppo) Hama, terutama di Homs. Beliau belajar di zawiyyah dan madrasah masjid shahabat Khalid ibn Al-Walid di Hims/Homs, di bawah bimbingan ulama besarnya. Dia memperoleh ijazah di bidang Fiqh Hanafi dari Syaikh Muhammad Ali Uyun al-Sud dan Syaikh Abd al-Jalil Murad. Dia juga mendapat ijazah di bidang ilmu hadits dari seorang muhaddits yang bernama Syaikh Abd al-Aziz bin Muhammad Ali Uyun al-Sud al-Hanafi.
Nazhim Haqqani juga belajar di bawah bimbingan Syaikh Said al-Sibai yang kemudian mengirimnya ke Damaskus. Menurut pengakuannya, hal itu dilakukan setelah menerima suatu pertanda berkaitan dengan kedatangan Mawlana Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani ke Syria. Setelah kedatangan awal beliau ke Syria dari Daghestan di akhir tahun 30-an, Mawlana Syaikh Abdullah tinggal di Damaskus, tetapi sering pula mengunjungi Aleppo dan Homs. Di kota yang terakhir inilah, dia mengenal Syaikh Said al-Sibai yang merupakan pimpinan dari Madrasah Khalid bin Walid.
Nazhim al-Haqqani yang berasal dari Cyprus, dan Abdullah ad-Daghestani yang berasal dari Daghestan, keduanya menjadi penduduk Damaskus Syamiyyun dan tinggal di sebuah distrik yang disebut Salihiyya. Kemudian dia bermukim di Lebanon. Akan tetapi dia pernah dideportasi dari Lebanon atas perintah Mufti Lebanon pada waktu itu, Syeikh Hasan Khalid. Di samping itu, dikecam pula oleh Mufti Tripoli - Lebanon, Thaha ash-Shabunji, karena ajaran sesatnya.
Ketika di Lebanon, Nazhim al-Haqqani memiliki seorang murid bernama Muhammad Hisam Kabbani, murodnya inilah yang kemudian menjadi penerus Tarekat Naqsybandi Haqqani.
·     Muhammad Hisam Kabbani Ar-Rabbani
M
uhammad Hisam Kabbani adalah seorang tokoh dan syaikh sufi yang berasal dari Lebanon. Dia lulusan American University di Beirut dalam bidang kimia. Kemudian melanjutkan studi kedokteran di University of Louvain, Belgia dan meraih gelar di bidang Hukum Islam dari Universitas al-Azhar, Damaskus.
Sejak berusia 15 tahun, dia telah menemani Abdullah ad-Daghestani dan Nazhim al-Haqqani. Mereka bersama-sama telah melakukan perjalanan ke segala penjuru di Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh untuk menyebarkan ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani.
Pada tahun 1991, Hisam Kabbani menjadi imigran di Amerika dan menetap di California. Kemudian dia mendirikan sebuah Yayasan bagi Tarekat Naqsybandi di sana. Sejak saat itu, dia telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan Amerika Serikat. Di samping itu, dia mengajar di sejumlah universitas, seperti: The University of Chicago, Columbia University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia, dan Dawson College. Demikian pula dengan sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Di benua Amerika Hisam Kabbani pun memiliki misi pluralisme, yaitu “untuk menyebarkan ajaran sufi dalam konteks persaudaraan umat manusia dan kesatuan dalam kepercayaan kepada Tuhan yang terdapat dalam semua agama dan jalur spiritual. Usahanya diarahkan untuk membawa spektrum keagamaan dan jalur-jalur spiritual yang beragam ke dalam keharmonisan dan kerukunan, dalam rangka pengenalan akan kewajiban umat manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi ini.
Dengan memiliki gelar syaikh sufi, Hisam Kabbani diberi kewenangan untuk membimbing para pengikutnya menuju Cinta Ilahi dan menuju tingkatan spiritual yang telah digariskan Sang Pencipta. Latihan spiritual berat yang telah ditempuhnya selama 40 tahun di bawah pengawasan para syaikhnya telah membuatnya merasa memiliki kecakapan yang tinggi mencakup kebijaksanaan, cahaya ilahiah, intelektual yang diperlukan seorang guru sufi sejati.
Di Amerika, Hisam Kabbani dianggap telah jauh melampaui target dengan kontribusinya mendorong umat manusia untuk mencapai takdir tertinggi, yaitu kedekatan dengan Tuhannya. Usahanya untuk membawa kesatuan hati dalam gerakannya menuju Inti Ilahi diklaim sebagai warisan terbesarnya kepada dunia Barat.
Klaim lainnya adalah pengakuan Hisam Kabbani sebagai keturunan Rasulullah Saw, baik dari jalur ayah maupun ibunya (al-Hasani al-Husayni). Dari istrinya, Hj. Nazihe Adil yang merupakan putri Nazhim Haqqani, dia dikaruniai 3 orang putra dan 1 orang putri, serta beberapa cucu yang semuanya menetap di Fenton, Michigan.
Beberapa posisi yang beliau duduki di Amerika saat ini antara lain: Ketua Islamic Supreme Council of America (ISCA); Penasihat pada Unity One, yaitu sebuah organisasi yang ditujukan untuk perdamaian antar-gang di Amerika; Penasihat pada Human Rights Council; Penasihat pada American Islamic Association of Mental Health Providers; dan Penasihat pada Office of Religious Persecution, US Departement of State.
Beberapa tulisannya yang telah dipublikasikan secara internasional antara lain: Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition, Naqshbandi Sufi Way: the Story of Golden Chain, Angels Unveiled-Sufi Perspective (edisi Indonesia: Dialog dengan para Malaikat, diterbitkan Hikmah), Pearls and Coral, Encyclopedia of Islamic Doctrine (7 volume), The Permissibility of Mawlid, “Salafi” Movement Unveiled, dan The Approach of Armageddon? (edisi Indonesia: Kiamat Mendekat, Serambi). 
Penyimpangan Ajaran
Tarekat Naqsybandi Haqqani


S
ecara garis besar, penyimpangan ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani yang saat ini dipimpin oleh Hisam Kabbani adalah sebagai berikut:
1.        Menyebarkan Paham PLURALISME
2.        Meyakini adanya MANUNGGALING KAWULA GUSTI
3.        Mengharuskan KETA’ATAN TOTALITAS kepada SYAIKH HISAM KABBANI
4.        Menjadikan SYAIKH sebagai WASILAH (PENGHUBUNG) kepada ALLAH SWT
5.        Kedudukan SYAIKH SEDERAJAT dengan RASULULLAH SAW
6.        Klaim sebagai SATU-SATUNYA PEWARIS SPRITUAL dari RASULULLAH SAW
7.        Perilaku SYIRIK TIDAK DIANGGAP sebagai DOSA BESAR
8.        Menghina Shahabat ABU BAKAR SHIDDIQ dan  ABDUL QADIR JAELANI
9.        Klaim Mendapat CAHAYA RAHASIA langsung dari ALLAH SWT
10.     Menjadikan Kader SYAIKH sebagai IMAM MAHDI
11.     Larangan Berprasangka Buruk terhadap SYAIKH HISAM KABBANI dan SYAIKH Lainnya
12.     Mengajarkan SHOLAT versi LAIN
13.     Menghakimi bahwa DO’A AKAN DITOLAK apabila BELUM DIBAIAT SYAIKH
14.     MEMANIPULASI CERITA/DONGENG/HADIST PALSU Untuk Kepentingan Ajarannya
15.     MENOLAK ULAMA selain Kelompoknya Sendiri
16.     Mengajarkan IBADAH MEDITASI selama 1 JAM LEBIH BAIK dari SEMUA IBADAH
17.     Klaim Sebagai PEMBERI SYAFA’AT di PADANG MAHSYAR Kelak
Dalam buku Mengungkap Kesesatan Nazhim al-Haqqany, karya Syaikh Samir al-Qadly, secara garis besar dijelaskan beberapa kesesatan Nazhim al-Haqqani dan Hisam Kabbani. Di antaranya sebagai berikut:
1.       Seorang guru tidak boleh ditentang dan dibantah dalam masalah apapun walaupun menyalahi syari’at Islam yang suci;
2.       Nazhim Al-Qubrushi menganggap bahwa dirinya dan gurunya, yaitu Abdullah ad-Daghistani, sama dengan Allah;
3.       Nazhim menyamakan Ratu Inggris dengan Allah ‘azza wa jalla;
4.       Nazhim Al-Qubrushi meyakini bahwa para hamba ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) bersama Allah, tidak diciptakan dan bahwa mereka adalah bagian dari Allah, wal ‘Iyadzu billah;
5.       Nazhim Al-Qubrushshi menganggap dirinya, gurunya – Abdullah al-faiz ad-Daghistani – dan para pengikutnya lebih mulia dari pada para nabi Allah Ta’ala;
6.       Nazhim Ad-Daghistani dan al-Qubrushshi menyamakan antara orang mukmin dengan orang kafir; dan antara agama Islam dengan agama-agama lain;
7.       Nazhim al-Qubrushshi – semoga Allah membalasnya dengan balasan yang setimpal – mengingkari adanya siksa neraka bagi orang-orang kafir;
8.       Seruan Nazhim kepada Ibahiyyah (penghalalan segala sesuatu dan meyakini tidak ada sesuatu yang diharamkan oleh Allah);
9.       Nazhim mengingkari adanya siksa di akhirat;
10.    Nazhim mengingkari kewajiban sholat;
11.    Nazhim mengingkari disyari’atkannya puasa;
12.    Nazhim Al-Qubrushshi menghalalkan memakan daging haram;
13.    Nazhim al-Qubrushishi meremehkan nikmat akal.
Dan untuk lebih jelasnya, kami paparkan hasil penelitian terhadap 49 (empat puluh sembilan) buku ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Yayasan Haqqani di Indonesia, serta dijual secara umum kepada masyarakat luas, khususnya pada acara-acara yang mereka selenggarakan.
Pemaparan ini kami bagi dalam 4 (empat) poin penting yang berkaitan dengan:
(1)  Penghinaan terhadap Allah SWT dan Malaikat-Nya;
(2)  Penghinaan terhadap Nabi dan Rasul, khususnya Nabi Muhammad SAW, juga kepada para Shahabat dan Ulama;
(3)  Penodaan terhadap Ajaran Agama Islam; dan
(4)  Penyebaran Ajaran dan Doktrin Sesat dengan Mengatasnamakan Islam.



·     PENGHINAAN TERHADAP ALLAH SWT DAN MALAIKAT-NYA
Dalam buku berjudul Rahasia Tiga Cahaya – Rahasia Dibalik Bilangan Tiga, pada halaman 16 Muhammad Hisam Kabbani menulis:
Mawlana berkata, "Jika Allah mengutuk orang-orang kafir, Dia tidak akan menjadi Tuhan, karena semuanya diciptakan dari Cahaya Ilahi, dari cahaya Rasulullah saw, dan dari cahaya Adam as. Bagaimana mungkin dia mengutuk mereka? Tidak mungkin mengutuk mereka. Di lain pihak mengapa Dia berfirman, "Qalbul mu'min baytullah," "Hati orang-orang yang beriman adalah rumah Allah"? Jika Allah telah menetapkan bahwa hati orang-orang yang beriman adalah rumah-Nya, bagaimana mungkin pada saat yang bersamaan Dia mengutuk seorang manusia?
Tidak mungkin, tetapi Allah mengutuk umat manusia, yang tergolong orang-orang kafir, hanya di lidah Rasulullah saw dan pada level kita, sehingga kita bisa mengerti.
Dalam buku Hikmah Di Balik Penciptaan Setan hal. 81 dikatakan,
“Penyingkapan Rahasia Shah Naqsyaband Mengenai Syaikh Syarafuddin. Penerus beliau, Grandsyaikh kita, Syaikh Abdullah ad-Dagestani menceritakan hal berikut dalam ceramahnya: “Suatu ketika, dalam salah satu meditasiku, Syaikh Syarafuddin mendatangiku dan berkata mengenai kebesaran dan keistimewaan Shah Naqsyaband. Beliau memujinya dan mengatakan bagaimana Shah Naqsyaband akan memberikan perantaraan di Hari Pembalasan. Beliau berkata, ‘Jika seseorang melihat mata Shah Naqsyaband, dia akan melihat mata beliau berputar, bagian yang putih di hitam dan yang hitam di putih. Beliau bermaksud menyimpan kekuatan spiritualnya untuk Hari Pembalasan dan tidak menggunakannya di dunia ini.
Pada Hari Pembalasan beliau akan mengeluarkan cahaya dari mata kanannya, cahaya itu lalu mengelilingi banyak orang dalam perkumpulannya dan masuk kembali ke mata kirinya. Siapa pun yang berada dalam lingkaran itu akan masuk Surga dan terhindar dari Neraka. Beliau akan mengisi keempat Surga dengan perantaraannya itu.” 
Dalam buku, TAFAKKUR, Kedamaian di Dalam Rumah  hal. 74 dikatakan,
“Pernah ada seorang Syaikh yang mengirimkan muridnya untuk berkhalwat. Murid tersebut telah mencapai suatu maqam (stasiun spiritual) tinggi sedemikian rupa sehingga dia dapat melihat isi Lauh-ul Mahfuzh (Pelat Terpelihara), dan dia merasa gelisah ketika dia melihat nama Syaikh yang dicintainya ada dalam daftar orang-orang yang ditakdirkan untuk masuk Neraka. Dia pun melakukan sujud dan berdoa panjang dan memohon Allah SWT demi Rasulullah SAW agar menaruh nama Syaikhnya pada daftar orang-orang yang ditakdirkan masuk Surga. Doanya diterima dan nama Syaikhnya muncul dalam daftar ahli Surga...”
Dalam buku, Ahl Haq Koleksi 1 hal. 64 dikatakan,
“Apabila Allah SWT ingin memperagakan Diri-Nya, Dia memandang pada makhluk-Nya. Perhatian pertama-Nya kepada manusia karena mereka menyerupai-Nya. Mereka yang paling menyerupai-Nya di antara manusia itu adalah para Wali; maka Nabi SAW bersabda, ‘Mereka mengingatkan kalian akan Allah SWT.”
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 1 hal. 81 dikatakan,
“Allah SWT berfirman ‘Wahai hamba-Ku, Abdul Khaliq al-Ghujdawani, tugasmu adalah memberi nama para malaikat ini dengan nama yang berbeda dan tidak boleh ada pengulangan. Hitung pula berapa kali pujian-pujian mereka, kemudian bagikan pada seluruh pengikut Thariqat Naqsyabandi. Itulah  tanggung jawabmu.” Aku takjub akan beliau beserta tugas luar biasa yang diembannya.”
Adapun penghinaan lainnya terhadap Dzat Maha Kuasa yang ada dalam ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani ini adalah sebagai berikut:
“Bagi kita, ketika Mawlana berceramah, kita tidak sedang mendengarkan suara Syaikh Nazhim, kita sedang mendengarkan Allah SWT yang sedang Berbicara melalui Rumah-Nya (hati manusia) yang bernama Syaikh Nazhim.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 69)
“Allah SWT telah memberi Rasulullah SAW Samudera Kekuatan itu sehingga beliau bisa mengucapkan “Jadilah!” Maka jadilah dia tanpa perlu meminta izin kepada Allah SWT karena beliau telah berenang dalam Samudra Kekuatan itu.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 28)
“Allah SWT memberi kekuatan kepada Rasulullah SAW untuk mengucapkan “Jadilah!” kepada sesuatu maka jadilah dia, dan beliau menyimpan kekuatan itu untuk hari akhir, untuk membawa semua orang ke surga. Rasulullah SAW tidak akan meninggalkan satu orang pun. Beliau akan merangkul seluruh manusia dengan tangannya dan membawanya ke surga. Itulah Nabi kita.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 29)
“Apa yang kita bicarakan sekarang adalah persiapan untuk menyambut hari tersebut. Kalian semua akan mendapatkan diri kalian berada di Syam dengan kekuatan Syaikh kalian. Dengan mengucapkan “bismillaahirrahmaanirrahiim” kalian langsung berada di sana. Tidak perlu pesawat terbang, mobil atau kapal, tetapi cukup dengan kekuatan spiritual.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 48)
“Cendekiawan Muslim, Kristen, Yahudi cemburu terhadap surga. Mereka tidak ingin seluruh umat manusia memasukinya, hanya orang-orang dari golongan mereka saja yang berhak memasukinya. Allah SWT berkata, tidak ada diskriminasi, seluruh umat manusia adalah hamba-Nya dan dengan demikian sama derajatnya, Muslim, Hindu, Yahudi, Kristen dan semua orang. Kita sebagai pengikut Rasulullah SAW setuju dengan sabdanya, bahwa seluruh umat manusia adalah sama. Untuk mengilustrasikannya, berikut ini ada sebuah kisah yang berasal dari Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Dagestani dan Syaikh Nazhim al-Haqqani. Cerita ini termasuk salah satu rahasia yang tersembunyi, yang akan dibuka pada saat datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa AS, insya Allah.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 61)
“Fatimah RA melanjutkan, “Sejak aku melihatmu –wahai ayahku- sangat menderita untuk umatmu, dan karena cinta kepada umatmu juga tumbuh dalam hatiku, aku menginginkan umatmu sebagai mas kawinku. Jika engkau menerimanya, akau akan menikahi Ali RA. Dia meminta seluruh umat Rasulullah SAW –Yahudi, Kristen, Muslim, Buddha, Hindu, semua orang tanpa diskriminasi. “Aku menginginkan mereka sebagai mas kawinku agar Aku dapat menerimanya saat aku berada di Hari Pembalasan nanti, dan menerima mas kawin itu dari Allah SWT, sehingga Aku bisa memasukkan mereka ke dalam surgaku. Jika engkau tidak menerimanya, Aku tidak akan menikahi Ali RA.
Apa yang akan dikatakan oleh Rasulullah SAW? Beliau tidak bisa memberikan mas kawin semacam itu, karena itu tidak berada di tangannya. Beliau menunggu kedatangan Jibril AS, tetapi Malaikat Jibril AS tidak datang dengan segera. Dia membiarkan Rasulullah SAW menungu beberapa saat, lalu datang dan mengatakan, “Allah SWT menyampaikan Salam-Nya kepadamu dan menerima permintaan Fatimah RA dan memberikan seluruh umat manusia sebagai mas akwin untuk menikahi Ali RA.” Dengan segera Rasulullah SAW bangkit dan shalat syukur 2 rakaat untuk berterima kasih kepada Allah SWT.
Fatimah RA tidak berkata, “Aku menginginkan uang atau perhiasan,” sebagaimana wanita sekarang, pria berusaha untuk menikahi gadis yang kaya dan sebaliknya. Dia hanya melihat umat Rasulullah SAW. Tidak ada satu pun yang akan berada di luar mas kawinnya, karena jika Allah SWT mengeluarkan satu orang saja, itu akan berarti dia telah berzina dengan Ali. Oleh sebab itu, dia akan mengambil seluruh umat manusia di bawah sayapnya dan mereka akan masuk surga bersamanya.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 71)
·     PENGHINAAN TERHADAP NABI DAN RASUL, KHUSUSNYA NABI MUHAMMAD SAW, JUGA KEPADA PARA SHAHABAT DAN ULAMA
Masih dalam buku Rahasia Tiga Cahaya – Rahasia Dibalik Bilangan Tiga, pada halaman 82 dengan subjudul "Tiga Karakter Awliya", Muhammad Hisam Kabbani menulis:
Bismillah hirRohmaanir Rohim
Gransyeh Abdullah qs menggambarkan bagaimana seorang darwis bisa diterima sebagai hamba Allah yang Maha Kuasa, yaitu pertama dengan cara:
"Dia harus memiliki satu sifat dari masing-masing tiga jenis hewan," ujar beliau. "Dari keledai, dia harus mampu membawa beban dengan kesabaran dan tanpa rasa keberatan. Kecuali dia mampu melakukan hal ini, dia tidak akan berhasil, karena tanpa kesabaran, seseorang tidak bias membawa tanggung jawab hidup.
"Dari anjing, dia harus belajar kesetiaan kepada tuannya. Bila tuannya memerintahkan anjing itu untuk diam di suatu tempat sampai tuannya kembali, anjing tersebut akan melakukannya, bahkan sampai mati. Bila majikannya memukul dan mengejarnya, anjing itu tetap akan kembali, dengan menggoyangkan ekornya, ketika tuannya memanggil.
"Yang terakhir, ketika seseorang melihat seekor babi dia harus tahu bahwa nafsunya lebih kotor dan lebih busuk dari babi itu. Kotoran babi berasal dari luar, sementara nafsu sudah kotor di dalam. Kotoran nafsu datang dari perlawanan terhadap Tuhannya. Kotoran babi berasal dari makanan yang kotor, bukan perlawanan. Orang yang sempurna harus memiliki sifat yang demikian hingga ia mau menerima kotoran apapun yang dilempar kepadanya, baik lewat ucapan maupun tindakan, dengan mengetahui bahwa nafsunya lebih kotor.
Tiga sifat hewan-hewan ini milik para Nabi dan Aulia. Bila seorang manusia tidak memliki sifat-sifat ini, dia bukanlah seorang nabi yang membawa semua beban dunia, menerima semua bentuk penyiksaan, dan masih menjaga utuh keyakinan akan Tuhannya dan kesabaran bagi semua. Inilah jejak-jejak yang mana harus kita teladani. Sifat-sifat ini memberikan ketenangan dan kepuasan dalam hatinya. Hanya dengan begini dia mampu meraih kebahagiaan dalam hidup ini. Kalau tidak, ia tidak akan bahagia selalu.
Wa min Allah at Tawfiq
Hal ini merupakan sebuah penghinaan yang jelas-jelas nyata kepada pada Nabi khususnya Nabi Muhammad SAW sebagai insan mulia yang mendapat bimbingan langsung dari Allah (ma'shum), apabila kita menganggap bahwa seorang Nabi memiliki 3 (sifat) dari 3 (tiga) hewan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an:
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (QS. Al-Jumu'ah [62]: 5)
"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir." (QS. Al-A'raaf [7]: 176)
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah [2]: 173)
Dalam Ahl Haq Koleksi 1 hal. 10 dikatakan,
“Kita mempunyai ratusan ulama, namun yang mereka miliki adalah pengetahuan tanpa hikmah. Mungkin mereka gusar bila saya katakan hal itu. Firman Allah SWT mengatakan bahwa hikmah itu tidak akan diberikan pada setiap orang. Hikmah tidak datang dari luar; sumber hikmah adalah melalui hati. Apakah kalian mendapat hikmah dari membaca buku-buku? Tidak! Tetapi sesuatu yang diberikan lewat hati kalian.”
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 1 hal. 66,
“Silsilah dari suatu mata rantai yang pada saat itu tentu saja tidak dikenal dengan nama Naqsyabandi, tetapi para pengikutnya dikenal dengan sebutan “anak-anak Abu Bakar as-Siddiq” dan di kalangan awliya Abu Bakar disebut sebagai “Ayah” dari garis silsilah tersebut. Allah Ta’ala memberi wewenang kepada Nabi Muhammad SAW untuk memerintahkan Abu Bakar agar memanggil seluruh masyaikh dari silsilah Rangkaian Emas penerus Abu Bakar. Selanjutnya para masyaikh tersebut dikenal dengan nama Guru Mursyid dari pemegang puncak silsilah Rangkaian Emas di zamannya masing-masing. Seluruh dari mereka, sejak masa Abu Bakar sampai dengan masa Mahdi AS hadir di tempat itu dengan format ruh (spiritual) dari alam arwah. Kemudian Abu Bakar diperintahkan untuk memanggil para wali Allah dalam mata rantai naqsyabandi yang berjumlah 7007. Demikian juga Nabi Muhammad SAW mengundang keseluruhan Anbiya yang berjumlah 124.000.”
Adapun penghinaan lainnya terhadap para Nabi dan Rasul khususnya Nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan para Ulama yang ada dalam ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani ini adalah sebagai berikut:
“Ketika Syaikh Mazhar berusia 9 tahun, beliau melihat Nabi Ibrahim AS yang kemudian memberikan kekuatan spiritual melalui transmisi spiritual. Pada usia ini bila seseorang menyebut Abu Bakar ash-Shiddiq RA di hadapannya, dia akan melihat dengan mata fisiknya bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq RA hadir di hadapannya. Beliau juga bisa melihat Rasulullah SAW dan para sahabat, begitu pula dengan Syaikh-syaikh Naqsyabandi, terutama Syaikh Ahmad al-Faruqi.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 20)
“Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW berada di dalam dirimu,” karena jika bukan karena Cahaya Ilahi yang berada dalam diri setiap orang, kita tidak akan bisa hidup. Maksud dari ‘kekuatan yang disandangkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW’ adalah bahwa Rasulullah SAW berada dalam diri setiap orang di antara kita.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 40)
“Mawlana Syaikh Nazhim berkata bahwa Rasulullah SAW tidak mengalami Mi’raj (kenaikan) menuju ke hadirat Ilahi pada tanggal 27 rajab saja, tetapi sejak beliau lahir dan sejak jam pertamanya, beliau telah diambil oleh para Malaikat untuk dihiasi dengan Samudra 99 Nama oleh Allah SWT, setiap Nama adalah satu Samudra.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 41)
“Pengetahuan dari Tarekat Naqsyabandi adalah pengetahuan tertinggi yang bisa kalian bayangkan. Pengetahuan ini berasal dari hati Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Rasulullah SAW bersabda bahwa beliau meletakkan segala yang diberikan oleh Allah SWT ke dalam hatinya kepada hati Abu Bakar, dan seluruh wali tarekat Naqsyabandi mengambil pengetahuan ini dari hati Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005
“Oleh sebab itu Rasulullah SAW memerintahkan seluruh wali di seluruh dunia selama 24 jam untuk membantu menolongnya dalam membersihkan dan menyeimbangkan kebaikan dan keburukan dalam diri setiap orang.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 60)
“Sayyidina Uwais RA berkata kepada Sayyidina Umar RA, “Wahai Umar, sebelum Rasulullah SAW lahir, beliau sudah menyebut umatku, umatku dalam rahim ibunya, ketika beliau lahir juga disebutkan umatku, umatku dan demikian pula ketika beliau meninggal.” Rasulullah SAW memohon kepada Allah SWT, “Aku ingin menjadi perantara bagi umatku, aku ingin menolong umat manusia, aku ingin menjaga cahaya yang Engkau berikan kepada umat manusia tetap bersih dan murni. Aku membutuhkan kendali dan kekuatan ini.” Ketika beliau wafat, Rasulullah SAW menolak untuk wafat kecuali dengan 1 syarat, yaitu beliau harus bisa membawa seluruh dosa dan beban seluruh umat manusia tanpa kecuali. Dengan syarat tersebut beliau memohon kepada Allah SWT, “Aku akan datang ke hadirat-Mu, aklau tidak aku akan tetap tinggal di sini.” Allah SWT menjawab, “Terserah padamu!”
Kemudian Rasulullah SAW memanggil semua makhluk hidup, setiap orang dengan namanya masing-masing, baik yang masih hidup atau sudah meninggal atau bahkan yang belum lahir sampai Hari Pembalasan. Beliau memanggil setiap ruh secara perorangan. Mereka datang ke hadiratnya dan menerima beliau sebagai Rasul dan mengucapkan syahadat di hadapannya, lalu bertaubat atas dosa-dosanya dan menyesalikesalahan mereka. Rasulullah SAW tidak membiarkan seorang pun pergi tanpa mendapat pengampunan dari Allah SWT. Dengan pengampunan dari Allah SWT tersebut, beliau berkeringat dan setiap tetes keringatnya melambangkan satu ruh manusia.
“Jubah itu berisi tetasan keringat atau simbol atau ruh dari umat manusia yang menjadi beban di pundak Rasulullah SAW. Beliau menyerahkannya kepadaku sebagai amanat untuk dijaga sampai waktunya nanti, di mana beliau akan ditanya tentang mereka.” Jubah ini akan diteruskan lewat Mata Rantai Emas dari satu wali ke wali berikutnya sampai masa kita, dan selanjutnya akan diserahkan kepada Imam Mahdi AS ketika beliau muncul dan kemudian diserahkan kepada Nabi Isa AS pada saat kemunculannya.
Sayyidina Umar RA menangis dan berkata, “Orang bodoh macam apa aku ini yang tidak mengetahui segala macam rahasia ketika beliau masih hidup? Apakah aku mempelajari sesuatu sekarang, setelah beliau wafat? Mengapa, wahai Ali RA, mengapa engkau tidak mengatakan kepadaku bahwa engkau melihat beliau dengan cara seperti itu? Aku akan mendatanginya dan menanyakan kepadanya ibadah seperti apa yang harus kulakukan agar aku bisa melihatnya seperti yang engkau lakukan.” Setelah kejadian itu, Sayyidina Umar menangis terus selama hidupnya.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 65)
·     PENODAAN TERHADAP AJARAN AGAMA ISLAM
Dalam Jurnal Ahl Haq Koleksi I, Edisi koleksi (Maret - Juni 2005), yang diterbitkan oleh Yayasan Haqqani Indonesia, Hisam Kabbani bercerita dalam sebuah tulisan yang berjudul "Wanita Inggris Itu", isi tulisannya adalah:
“Seorang wanita masuk keruang pertemuan. Berbusana cantik dan tidak berkerudung. Apakah beliau yang bernama Syeikh Abdullah qs. Ketika mereka menjawab “ya”, wanita itu pun menghampiri Grandsyaikh, lalu memeluk, dan memcium beliau, kemudian menangis. Para ulama yang hadir mulai berbisik-bisik, “Pemandangan macam apa ini? Dari mana asal wanita itu?
“Kata Grand Syaikh, “Oh anakku, apa yang Nabi SAW katakan padaku saat ini, aku akan sampaikan padamu. Jika Nabi SAW muncul saat ini - bukan secara spiritual, tetapi secara nyata bagi semua orang - maka dia akan memerintahkan kamu persis seperti apa yang aku sampaikan padamu. Ini semua dari beliau, jika kamu tetap menjaga di jalan itu, maka kamu akan mampu bertemu dan melihat Nabi SAW.  Jangan melihat seorang muslim, kamu tidak ada urusan dengan mereka. Siapapun yang ingin menjadi seorang muslim, harus mengikuti tiga kewajiban ini, jika kamu menerimanya, kamu akan bersama  Nabi SAW dan para Awliya-nya, jangan dengarkan yang lain.”
Pertama, begitu kamu membuka mata saat bangun pagi, ucapkan: Asy-hadu an lailaaha illalllah washadu anna Muhammadan rasulullah (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya). Kemudian minta ampun kepada Allah SWT dan bacalah berulangkali Astagfirullah, sebagai pelindung bagimu sepanjang hari agar tidak terjatuh dalam dosa.
Kedua, kamu hanya perlu mengetahui ibadah 5 kali, yaitu sebelum matahari terbit, siang hari, satu atau dua jam sebelum matahari tenggelam, ketika matahari tenggelam, dan satu jam setelah matahari tenggelam. Kerjakan 5 kali sujud saja, satu kali setiap ibadah. Ucapkan “Allahu Akbar” dan bersujudlah. Ketika sujud katakan “Ya Allah SWT  engkau Tuhanku  dan aku hamba-Mu, aku beriman kepada-Mu, beriman kepada semua utusan-utusan-Mu, dan beriman kepada utusan-Mu Muhammad SAW.” Hanya itulah yang perlu kamu ucapkan, tidak perlu membaca yang lain. Lakukan hal ini pada setiap ibadah 5 kali sehari.
Ketiga, sebelum kamu tidur, katakan di depan tempat tidurmu, “Ya Allah, ampunilah apapun yang telah aku perbuat sepanjang hari ini. Dan siapapun yang menyakitiku sepanjang hari ini aku memaafkan mereka semua." Lalu ucapkan lagi Syahadat 3 x  dan Astagfirullah 3 x.
Inilah yang aku ajarkan pada wanita di Bombay tentang ibadah  selain mengajarinya tentang spriritualitas. Jika engkau terus mengamalkan hal ini, maka akan dicacat sama dengan melakukan shalat 5 waktu seperti yang dilakukan oleh semua muslim. Jangan bertanya pada ulama, jangan dengar kata mereka.  Wanita itu menjawab, "Baik Syaikh.” (Ahl Haq edisi Juni 2005, hal. 29, 30, 31)
Membuat tata cara shalat baru dan mengajarkannya kepada orang lain adalah sebuah bentuk penodaan terhadap ajaran Islam dan penghinaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta pengingkaran terhadap syariat Islam.
Pernyataan untuk tidak bertanya kepada para ulama dan jangan mendengarkan apa yang difatwakan oleh ulama, adalah pernyataan yang sangat merendahkan kedudukan Ulama dalam Islam. Padahal Allah SWT berfirman bahwa sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah Ulama (QS. Faathir [35] ayat 28), dan Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa Ulama adalah pewaris para Nabi.
Dalam buku MUHASABAH, Nilai Seseorang Berhubungan Dengan Cara Dia Menilai Waktunya hal. 34-36 dikatakan,
“Malam itu aku shalat malam. Aku kembali berwudhu, dan shalat dua rakaat. Aku duduk bertafakur, menghubungkan diriku lewat perantaraan syaikhku kepada Nabi SAW. Aku melihat Nabi SAW mendatangiku bersama 124.000 sahabat-sahabat beliau. Beliau mengatakan, ”Wahai anakku, aku lepaskan seluruh kekuatanku dan kekuatan 124.000 sahabat-sahabatku dari hatiku. Katakan pada pamanmu dan pengikutnya di desa ini untuk pindah ke Turki segera.”
Kemudian Nabi SAW memelukku dan aku merasakan diriku hilang dalam diri Nabi SAW. Begitu hal itu terjadi aku melihat diriku terangkat sebagaimana Nabi melakukan perjalanan malamnya (Isra’ Mi’raj). Aku melihat diriku menaiki Buraq yang mengantarkan Nabi SAW. Aku juga melihat diriku sendiri mengalami sebuah maqam ’Sejarak dua busur panah’ [53:9],dimana yang kulihat hanyalah Nabi SAW dan bukan diriku sendiri.
Aku merasakan diriku menjadi sebuah bagian dari keseluruhan Nabi SAW. Lewat kenaikan itu, aku menerima kenyataan bahwa Nabi SAW memasukan ke dalam hatiku apa yang beliau terima dalam Malam Kenaikan (Isra’ Mi’raj). Segala macam pengetahuan yang masuk dalam hatiku berupa kata-kata yang bercahaya, berubah warnanya mulai dari hijau kemudian ungu. Pemahaman-pemahaman yang diberikan itu tidak terukur besarnya.
Aku mendengar sebuah suara yang berasal dari Hadirat Ilahi yang mengatakan,”Mendekatlah, wahai hamba-Ku, menuju Hadirat-Ku.” Begitu aku mendekat melalui Nabi SAW, segalanya menjadi hilang, bahkan realitas spiritual Nabi SAW pun lenyap.Tidak ada yang eksis kecuali Tuhan, Dia yang Maha Kuasa dan Yang Maha Agung.”
Kembali aku mendengar sebuah suara dari seluruh Sifat-Sifat dan Nama-Nama-Nya yang bercahaya dalam Hadirat-Nya, ’Wahai hamba-Ku, kini saatnya maqam penghidupan melalui Nabi SAW setelah menjadi fana, muncul serta hidup kembali dalam Hadirat Ilahi, dihiasi dengan ke-99 Sifat-Sifat. Aku melihat diriku di dalam diri Nabi SAW dan muncul di dalam setiap ciptaan yang eksis berkat Kekuatan Tuhan. Itu membawa kami pada maqam di mana kami mampu menyadari bahwa ada jagad-jagad lain selain jagad ini, dan di sana ada berbagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung. Kemudian kurasakan pamanku mengguncang-guncang pundakku sambil mengatakan,”Anakku, sudah waktunya shalat Subuh.”
Aku shalat di belakang beliau bersama 300 penduduk desa yang berjamaah bersama kami. Selesai shalat, pamanku berdiri dan mengatakan, ”Kami telah meminta keponakan kami untuk melekukan konsultasi spiritual.” Setiap orang tak sabar mendengar apa yang telah aku peroleh. Namun kemudian pamanku berkata, ”Dia dibawa menuju hadirat Nabi SAW dengan kekuatanku. Nabi telah memberi ijin kita untuk hijrah ke Turki. Lalu beliau membawa keponakanku menuju maqam-maqam sampai ke maqam ’Dengan jarak dua dua busur panah’ [53:9]. Nabi SAW juga membawanya menuju sebuah maqam Pengetahuan di mana Nabi SAW belum pernah membukanya bagi Awliya mana pun,termasuk aku sendiri. Kenaikannya adalah sebuah petunjuk bagi Awliya dulu dan yang akan datang, dan sebuah kunci untuk membuka Samudra Pengetahuan dan Kebijaksanaan.”
Aku berkata pada diriku sendiri, ”Pamanku bersamaku dalam peristiwa penglihatan itu dan dengan kekuatan beliaulah aku menerima penglihatan itu.”
Bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW sangat dimungkinkan bagi orang-orang yang Alah kehendaki, akan tetapi tidak untuk orang-orang yang mengajarkan kesesatan dan mengkhayal dengan berbagai macam cerita untuk meyakinkan pengikutnya.
Masih dalam buku MUHASABAH hal. 41-43 dikatakan,
“Syaikh Abdullah bercerita dalam sebuah insiden yang terjadi selama pengabdian beliau dalam kemiliteran Ottoman, ”Aku menjumpai ibuku hanya dalam waktu satu atau dua minggu. Lalu mereka mengambilku untuk berperang dalam Safar Barlik di Dardanelles. Suatu hari ada serangan dari musuh, dan kami 100 orang tertinggal di belakang untuk mempertahankan wilayah perbatasan. Aku adalah seorang penanda yang ulung, mampu memukul sebuah ancaman dari jarak jauh. Kami tidak mampu mempertahankan posisi kami di bawah serangan yang tajam. Aku merasakan sebuah peluru menembus jantungku, aku pun terjatuh di tanah.
Ketika aku terbaring sekarat, aku melihat Nabi SAW menghampiriku. Beliau berkata,”Oh anakku, engkau ditaqdirkan untuk meninggal di sini, namun kami masih memerlukanmu di bumi ini, baik secara spiritual maupun pisik. Aku datang padamu untuk menunjukkan bagaimana seorang manusia meninggal dan bagaimana malaikat mengambil nyawa.” Beliau memberiku penglihatan di mana aku melihat rohku mulai meninggalkan tubuhku, dari sel ke sel berawal dari ibu jari kakiku. Begitu kehidupan dilepaskan, aku dapat melihat berapa banyak sel-sel dalam tubuhku. Fungsi-fungsi setiap sel, dan penyembuh setiap penyakit dari setiap sel dan aku juga mendengar zikir di setiap sel itu.
Begitu rohku mulai bergerak meninggalkan tubuh, aku mengalami apa yang aku rasakan ketika meninggal dunia. Aku dibawa melihat berbagai saat kematian: kepedihan, kemudahan dan kematian yang sangat membahagiakan. Nabi SAW mengatakan, “Engkau termasuk orang yang meninggal dengan keadaan bahagia.” Aku menikmati kematian itu, karena hal itu membuatku memahami ayat Quran, ’Kami adalah milik Allah SWT dan pada-Nya kami kembali.’(2:156).
Penglihatan itu berlanjut sampai aku mengalami saat rohku sampai pada napas terahir. Aku melihat malaikat maut datang dan mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan. Segala macam penglihatan bagi orang yang sedang sekarat aku alami, namun aku masih dalam keadaan hidup, sehimgga aku dapat memahami rahasia segala tingkatan itu.
“Aku melihat rohku memandang ke bawah pada jasadku, dan Nabi Muhammad SAW mengatakan padaku, “Kemarilah!” Aku menemani Nabi SAW dalam sebuah penglihatan akan ketujuh surga. Aku melihat apa pun yang Nabi SAW inginkan aku melihatnya di dalam tujuh surga-surga itu. Beliau mengangkatku pada maqam kebenaran di mana aku melihat nabi-nabi, semua awliya, seluruh syuhada dan kaum yang lurus imannya.
Beliau mengatakan, “Oh anakku, sekarang aku akan membawamu  melihat siksaan-siksaan neraka.” Di sana aku melihat semua yang Nabi SAW pernah sebutkan dalam hadits-hadits dan sabda beliau tentang siksaan-siksaan neraka. Aku pun berkata, “Ya Nabi, engkau lah yang dikirim sebagai wasilah bagi umat manusia, adakah cara agar mereka dapat terselamatkan?” Beliau menjawab, “Anakku, dengan syafaatku mereka dapat terselamatkan. Aku menunjukkan padamu, takdir dari kaum yang aku tidak mempunyai kekuatan untuk campur tangan atas mereka.”
Nabi SAW berkata, ”Anakku, kini aku kambalikan kamu ke dunia dan ke dalam tubuhmu.” Begitu Nabi SAW mengatakan hal itu, aku melihat ke bawah dimana terlihat tubuhku telah mambengkak. Aku pun berkata kepada Nabi SAW, ”Ya Nabi Allah SWT, lebih baik aku di sini bersamamu, aku tidak mau kembali. Aku bahagia bersamamu dalam Hadirat Ilahi. Lihatlah dunia itu. Aku sudah pernah di sana dan sekarang aku telah meninggalkannya. Mengapa harus kembali? Lihat, tubuhku sudah membengkak.” Nabi menjawab,”Oh anakku, engkau harus kembali. Itulah tugasmu.”
Atas perintah Nabi SAW, aku kembali pada tubuhku, meskipun aku tidak menginginkannya. Aku melihat peluru telah menyatu dalam daging, dan pendarahan telah berhenti. Begitu aku memasuki tubuhku dengan lembut, penglihatan itu pun berakhir. Aku melihat para dokter di medan peperangan sedang mencari mereka yang  masih hidup di antara yang telah gugur. Salah seorang berteriak “Yang itu masih hidup!”Aku terlalu lemah untuk bergerak atau pun berbicara, sampai aku menyadari bahwa tubuhku telah tergeletak di sana selama 7 hari. Mereka membawa dan merawatku, sampai kesehatanku pulih.
Mereka mengembalikan pada pamanku. Begitu aku bertemu, beliau mengatakan,”Oh, anakku, apakah kamu menikmati kunjunganmu?”Aku tidak menjawab ”Ya”ataupun ”Tidak” karena aku tidak tahu yang mana yang dimaksud pamanku, kunjungan kemiliteran atau kunjungan bersama Nabi SAW?”Aku pun sadar bahwa beliau mengetahui segala hal yang telah terjadi padaku. Aku pun langsung menghampirinya dan mencium tangan beliau sambil berkata, ”Oh syaikhku, aku harus mengakui bahwa aku tidak ingin kembali. Namun Nabi SAW mengatakan  bahwa itulah tugasku.”
Tidak ada seorang manusia pun yang bisa mengulur-ulur atau menangguhkan ajal atau kematian. "Tidak bisa ditangguhkan sesaat pun atau dimajukan." Di samping itu, merupakan bentuk penghinaan yang besar ketika mengklaim diri mendapat titah langsung dari Rasulullah SAW sebagai penerus risalahnya.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 1 hal. 6 dikatakan,
“Murid itu pergi dari rumah Syaikh dengan perasaan terluka dan berpikir, “Bagaimana caranya agar aku bisa diterima Syaikh. Dengan karakter seperti apa?” Keesokan harinya ilham datang pada hatinya dan dia pun kembali mendatangi Syaikh. “Oh Syaikh, terimalah aku sebagai seekor babi di pintumu.” Syaikh pun menjawab, “Ya, yang itu aku belum punya. Masuklah, aku menerimamu.”
Seperti apakah seekor babi bagi pemahaman sufi? Yaitu dia yang memakan kotoran orang lain. Dia yang menjaga agar saudara-saudaranya tetap bersih dan melindungi mereka. Itulah arti seekor babi di pintu Syaikh.”
Islam mengajarkan itsar atau lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Akan tetapi bagaimana mungkin seorang Muslim hanya membersihkan saudara atau orang lain, sedangkan dirinya sendiri masih berada dalam keadaan kotor. Inti dari ajaran Islam adalah mengajarkan kita untuk bersih dan kemudian mengajak orang lain kepada kebersihan.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 1 hal. 57 dikatakan,
“Ketika kalian meninggal, kalian masih mempunyai keinginan dan belum menyerah secara total. Nabi SAW bersabda bahwa ketika seseorang meninggal dan kalian memandikannya dengan air dingin, maka jasad itu akan mengatakan, “Ini terlalu dingin. Buatlah hangat sedikit.” Jika terlalu panas, jasad itu pun mengatakan, “Buatlah agak dingin sedikit.” Dan jika kalian menggosok mayat itu dengan kasar, dia pun bisa merasakan sakit. Itulah mengapa Nabi SAW mengatakan, “Sayangilah jasad orang mati, karena meskipun tidak bisa bicara, dia bisa merasakan.”
Apabila sesorang meninggal dunia maka ruhnya berpisah dari jasadnya dan jasadnya itu berubah menjadi mayat yang tidak berdaya apapun. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada keluarga dan sesama Muslim untuk mengurusnya.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 73 dikatakan,
“Abdullah Effendi, aku tahu engkau mampu hidup tanpa makan sampai Kiamat nanti. Engkau mempunyai kekuatan surgawi dan tidak akan pernah merasakan lapar.”
Tidak akan ada seorang pun yang mampu menahan lapar atau berumur sampai hari Kiamat tiba. Rasul sekalipun tetap membutuhkan makan untuk menyambung hidupnya dan beribadah kepada Allah.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 2 hal. 10 dikatakan,
“Jika kalian mencapai Maqam Cinta sebagaimana yang telah dicapai para Awliya, maka syirik tidak ada artinya. Inilah yang gagal dimengerti oleh para ulama terhadap keberadaan para Wali. Ini adalah kesalahan yang dibuat para ulama dulu dan masih berlanjut sampai sekarang. Mereka mengatakan, “Syaikh itu musyrik dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa diterima.” Karena syaikh itu tidak sedang berada di maqam yang biasa. Dia sedang berada di Maqam Cinta.”
Islam mengajarkan bahwa syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT apabila terbawa mati atau belum beraubat ketika di dunia ini atau semasa hidupnya. Ajaran ini sudah termaktub dalam al-Qur’an dan tidak dapat diragukan lagi dengan alasan apapun juga.
Adapun pedodaan lainnya terhadap ajaran/syariat Islam yang ada dalam ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani ini adalah sebagai berikut:
“Hari Kiamat akan terjadi setelah 50 tahun ini dan ditambah 40 tahun kemudian. Semuanya akan berakhir dalam 90 tahun dari sekarang. Melaui rahmat yang telah disandangkan kepada Rasulullah SAW, seluruh dosa manusia akan dihapuskan. Grandsyaikh berkata bahwa walaupun setiap orang mempunyai 400 milyar dosa, semuanya akan dihapuskan, walaupun jumlahnya mencapai jumlah seluruh ciptaan Allah SWT yang meliputi alam semesta dan makhluk-Nya. Dengan mudah semuanya dapat dihilangkan oleh Samudra Rasulullah SAW, seolah-olah tidak ada dosa-dosa yang telah menyentuh kalian.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 30)
“Ketika beliau baru berusia 1 jam, Rasulullah SAW bertanya kepada Allah SWT seolah-olah beliau melihat-Nya, “Wahai Tuhanku, bagaimana dengan umatku? Apakah Engkau akan membasuh umatku dengan air dari sungai ini (sungai Kautsar)? Jika tidak, aku tidak mau dibasuh sendiri.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 32)
“Umat ini adalah umat dari para hamba; dan hamba adalah hamba, budak adalah budak! Tidak ada perbedaan antara Muslim, Kristen, yahudi, Buddha, maupun Hindu! Mereka semua adalah hamba di hadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW melihat mereka sebagai seorang manusia dan membawanya bersamanya.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 35)
“Bahkan, jika sekarang kita mengakui adanya perbedaan, dengan mengatakan, bahwa orang ini adalah orang yang beriman, sedangkan itu adalah orang-orang kafir, penilaian ini sesungguhnya milik Tuhanmu. Jangan bicara mengenai perilaku buruk seseorang, atau mengenai kekafiran, atau inovasi (bid’ah), itu semua bukan urusanmu.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 43)
“Untuk alasan itulah Nabi SAW mengatakan, “Berkontemplasi selama satu jam adalah lebih baik daripada 70 tahun ibadah. Berarti apa yang dicapai dalam meditasi tidak bisa dicapai dengan hanya ibadah, karena Iblis juga menyibukan diri dengan ibadah terus-menerus, tidak ada bagian dari surga dan bumi tersisa tanpa bekas dari sujud mereka. Namun pada akhirnya Iblis gagal akibat ego pemberontakannya. Hanya karena satu perintah Tuhan yang tidak dia patuhi menjadikannya jatuh dalam kehinaan.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 26)

·     PENYEBARAN AJARAN DAN DOKTRIN MENYESATKAN DENGAN MENGATASNAMAKAN ISLAM
Dalam tulisan Hisam Kabbani yang berjudul “Pikiran Buruk," tertulis doktrin Tarekat Naqsybandi terhadap para pengikutnya, yaitu:
Suatu hari Mawlana Syeikh Nazhim berkata, “saat yang membahagiakan bagi seorang syeikh bukanlah ketika melihat muridnya ibadah, zikir, menghadiri Suhbah, ataupun puasa. Namun ketika beliau melihat ke dalam hati muridnya, dan tidak ditemukannya prasangka buruk akan syeikhnya.” (Ahl-Haq, edisi Juni 2005, hal. 17)
Dalam tulisan yang lain dengan judul "Khalwat: Perintah Untuk Diikuti Dan Dukungan Dari Allah," terdapat doktrin lain yang menyatakan:
“Dalam thorikat, dengarkanlah apa yang dikatakan syaikh, walaupun beliau menyuruh menggali bumi lapisan ke 7 dengan sekop patah, kalian harus menggali. Jangan katakan, “tidak.” Jangan gunakan akal kalian dan berkata, “itu mustahil." ............
“Jika Syaikh mengatakan, "Anakku, pergilah ke laut itu, kosongkan air laut dengan sebuah gelas atau sebuah ember. Amanat kalian ada di dasar lautan.” Maka kalian harus mengosongkan lautan itu, duduk di sana dan bawa satu ember, lalu kalian katakan, “Syeikh menyuruh saya mengosongkannya, maka aku akan mengosongkannya.” Bahkan jika kalian mengosongkan dari sini dan airnya kembali lagi dari belakang, itu tidak masalah. Kalian telah melaksanakan perintah - Itha’atul Mursyid (ketaatan pada mursyid).  Jika kalian taat pada syaikh, maka kalian pun taat pada Nabi SAW dan taat pada Allah SWT.
Dan Syaikh Al Bani ra. Berkata, “Sesungguhnya Allah SWT menurunkan bala bencana pada akhir Rabu bulan Shafar (wakesan) antara langit dan bumi. Bola bencana diambil oleh Malaikat yang ditugaskan untuknya dan diserahkan kepada Wali Qutub al-Ghawts, lalu wali tersebut membagi-bagikannya ke seluruh alam semesta; maka apa yang terjadi di muka bumi ini, baik kematian, musibah, atau kesulitan, dan sebagainya adalah bagian dari bala bencana yang dibagi-bagikan oleh Wali Qutub tersebut." (Ahl Haq, edisi Maret 2005, hal. 68-69)
Sungguh luar biasa hebat Wali Qutub al-Gawts ini, kekuasaannya sudah sama dengan kekuasaan Allah. Pencitraan dengan mukjizat dan karomah yang dimiliki oleh para pemimpinnya akan membuat takjub dan menimbulkan fanatisme bagi para pengikut setianya. Keyakinan semacam ini sudah menyimpang dari ajaran Islam dan sudah termasuk musyrik kepada Allah SWT.
Dalam Ahl Haq Koleksi 2 edisi Juli – Oktober 2005 pada yang berjudul, “Hikayat “Orang Gila” (bagian II)” dikatakan,
“Ketika Sayyidina Umar ra, Khalifah Kedua wafat, dua malaikat maut mendatangi beliau. “Siapa Tuhanmu?” Sayyidina Umar RA mempunyai watak yang keras dan beliau diam saja ketika pertanyaan itu diajukan. “Apa agamamu?” Beliau tetap diam. “Apa kitabmu?” Tetap tidak ada jawaban. Akhirnya mereka harus membawa beliau menuju neraka.
Sayyidina Umar ra berkata, “Aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan, mendekatlah ke sini!” Mereka mendekat dan mengulang pertanyaan tadi. “Aku masih belum mendengar...lebih dekat lagi!” Maka Malaikat Munkar mendekat dan bertanya lagi, “Siapa Tuhanmu?” Sayyidina Umar ra segera mengepalkan tangan dan memukul tepat di mata Malaikat Munkar as. Para Awliya mengatakan bahwa Malaikat Munkar as hanya memiliki satu mata saja, itu akibat dipukul oleh Sayyidina Umar ra.”
 “Seperti ketika seorang murid Sayyidina Abdul Qadir Jailani meninggal, dia dikunjungi 2 malaikat dan bertanya, ‘Siapa Tuhanmu? Murid itu menjawab, ‘Abdul Qadir Jailani.’ ‘Siapa Nabimu?’ Dijawab, ‘Abdul Qadir Jailani.’ ‘Apakah agamamu?’ Dijawab, ‘Abdul Qadir Jailani.’ ‘Tempatmu di neraka!’ Ke mana lagi tempat yang cocok bila seluruh pertanyaan dijawab dengan Abdul Qadir Jailani.’
Seketika itu Sayyidina Abdul Qadir Jailani muncul dan mengatakan, “Siapa yang memberi kalian izin membawanya ke neraka? Dia telah menyebut namaku, paling tidak tanyalah dulu padaku! Aku tidak jauh, dia adalah muridku, jika mau menanyainya, tanyalah aku. Jangan memberi dia siksa kubur tanpa memberi kesempatan meminta dukungan. Hal ini sama dengan menghina aku, aku wakil Nabi Muhammad SAW!”
Kedua malaikat itu takut pada Syaikh Abdul Qadir Jailani. Mereka tidak ingin kena pukulan lagi seperti yang pernah dilakukan oleh Sayyidina Umar pada mereka.”
Kisah ini persis seperti yang dikatakan orang-orang kafir Quraisy bahwa mereka sanggup mengalahkan para malaikat penjaga neraka. Padahal, kekuatan apakah yang dimiliki oleh manusia di akhirat kelak.
Dalam buku MUHASABAH, Nilai Seseorang Berhubungan Dengan Cara Dia Menilai Waktunya, hal. 31 dikatakan bahwa Syaikh Syarafuddin ad-Dagestani, Imam Tarekat Naqsyabandi pernah berkata mengenai keponakannya – yang menjadi tokoh Sufi Haqqani, yaitu Syaikh Abdullah Faiz ad-Dagestani - :
“Bayi lelaki yang sedang engkau kandung tidak mempunyai pelindung di hatinya. Dia akan mampu melihat kejadian yang telah atau akan terjadi. Dia akan menjadi salah seorang yang dapat membaca pengetahuan tak terlihat, langsung dari Lauh Mahfuz. Kelak dia akan menjadi seorang ‘Sultan al-Awliya.’ Di antara para awliya, dia akan dijuluki ‘Pemimpin Umat Muhammad.’ Dia akan menyempurnakan kemampuan bersama Tuhannya sekaligus bersama umat dalam waktu yang bersamaan. Dia akan mewarisi rahasia dari Nabi SAW ketika beliau bersabda, ‘Aku mempunyai satu wajah menghadap pada Sang Pencipta, dan satu wajah memandang pada ciptaan-ciptaan-Nya dan aku mempunyai satu jam dengan Sang Pencipta dan satu jam bersama ciptaan-Nya.”
Perkataan seperti ini adalah ucapan para dukun, yang mengaku bisa meramalkan sesuatu yang akan terjadi. Seorang Nabi kadang bisa melakukan itu karena bantuan Allah melalui wahyu, maka apabila ada orang yang memiliki kemampuan seperti ini, kemungkinan besar dia mendapat bantuan dari Jin.
Dalam buku Ahl Haq vol. 9 hal. 52 dikatakan,
“Deskripsi kedua dari awliyaullah adalah ketika mereka bepergian, apapun kepentingannya, awliya harus meminta izin terlebih dahulu kepada Nabi SAW. Dan inilah sebabnya, mengapa murid-murid dari seorang wali harus meminta izin dari syekh mereka ketika mereka ingin bepergian sehingga beliau akan memintakan izin atas nama mereka kepada Nabi SAW. Jika kita tidak meminta izin, mereka tidak akan melindungi kita atas segala sesuatu yang mungkin terjadi. Sekarang bila kalian ingin bepergian, orang-orang akan menyuruh kalian untuk membeli asuransi. Tetapi mereka tidak akan menjaminnya. Mereka hanya membayar saja. Jika kalian meninggal, ya sudah, mereka akan membayar klaimnya kepada ahli waris. Tetapi bila kalian minta izin kepada Nabi SAW, mereka akan memastikan bahwa kalian aman....”  
Inilah di antara yang disebut sebagai penisbatan batil kepada Rasulullah SAW, sehingga merasa derajatnya sama dengan beliau.
Dalam buku, KEMATIAN, Persiapan Menjemput Maut hal. 85 dikatakan,
“Aku melihat rohku memandang ke bawah pada jasadku, dan Nabi Muhammad SAW mengatakan padaku, “Kemarilah!” Aku menemani Nabi SAW dalam sebuah penglihatan akan ke tujuh surga. Aku melihat apa pun yang Nabi SAW inginkan aku melihatnya di dalam tujuh surga-surga itu. Beliau mengangkatku pada maqam kebenaran di mana aku melihat nabi-nabi, semua awliya, seluruh syuhada dan kaum yang lurus imannya.
Beliau mengatakan, “Oh anakku, sekarang aku akan membawamu  melihat siksaan-siksaan neraka.” Di sana aku melihat semua yang Nabi SAW pernah sebutkan dalam hadits-hadits dan sabda beliau tentang siksaan-siksaan neraka. Aku pun berkata, “Ya Nabi, engkau lah yang dikirim sebagai wasilah bagi umat manusia, adakah cara agar mereka dapat terselamatkan?” Beliau menjawab, “Anakku, dengan syafaatku mereka dapat terselamatkan. Aku menunjukkan padamu, takdir dari kaum yang aku tidak mempunyai kekuatan untuk campur tangan atas mereka.”
Cukuplah penjelasan Rasulullah SAW dalam hadits qudsi menyatakan bahwa Allah SWT akan mempersiapkan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yaitu sebuah tempat yang belum pernah dilihat sebelumnya, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terbetik di dalam hati manusia.
Dalam buku, Kunci Kerajaan Langit hal. 74 dikatakan,
“Para wali seperti roket – bahkan lebih baik dari pesawat. Mereka mengangkat para pengikut mereka bersama mereka, melampaui hukum atau dalilnya ilmu fisika dan membawa para pengikutnya ke hadirat Nabi SAW setiap malam selama shalat malam yang khusus 12 – mereka menghadirkan setiap orang selama tiga atau lima menit. Mereka tidak diberi waktu lebih dari itu. Setiap wali mempunyai waktu sesuai dengan apa yang telah dia berikan. Ini sama halnya dengan saat ini –ketika kamu menemui seorang presiden kamu akan memiliki waktu yang terbatas, sesuai dengan waktu yang dia berikan padamu, dan setelah itu dia melanjutkan pekerjaannya. Para wali menghadirkan para pengikutnya dalam waktu yang terbatas di hadirat Nabi SAW, dan tidak menegakkan atau mengangkat kepala mereka, hingga semua pengikut mereka telah dibersihkan.” 
Inilah salah satu upaya menanamkan doktrin sesat supaya para pengikutnya taat dan taklid buta kepada mereka. Para sahabat saja yang pernah sezaman dan bertemu dengan Nabi SAW tidak ada yang hebat seperti ini.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 1 hal. 16 diakatakan,
“Ini bukan kata-kata saya, ini adalah pidato langit. Saya pun tak tahu apa yang tengah saya ucapkan, tetapi mereka mengirimkan dan memancarkannya melalui diri saya dari tempat sederhana ini ke seluruh dunia. Terserah kalian untuk mendengarkannya.” 
Untuk mendapat kepercayaan dari para pengikutnya, maka cirri khas ajaran sesat adalah menisbatkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya sebagai sesuatu yang di luar kesadarannya. Apabila Rasul mengatakan wahyu yang diberikan Allah, maka para penyesat agama hanya berpura-pura atau memang di luar kesadarannya alias gila.
Dalam buku Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Oktober 2005 hal. 19 dikatakan,
“Tip untuk berada pada kelompok ini adalah: “Tidak ada pertanyaan di dalam tarekat.” Bertanya akan mengurangi keyakinan kalian. Kalian ikuti dan kalian taati dan kalian akan beroleh pahala penuh dari itu (sekali pun Syaikh yang kalian ikuti mungkin salah). Latihan dalam tarekat ini bermula dari tidak bertanya.”
Islam mengajarkan untuk bertanya kepada ahlinya kalau kita tidak tahu. Mungkin tarekat ini ingin meniru kisah bani Israel dengan Nabi Musa as. Apakah lazim seorang yang salah kita ikuti dan kita tidak bertanya kepadanya. Ini adalah salah satu doktrin untuk menutupi semua kesalahan-kesalahan dalam ajarannya.
Adapun ajaran dan diktrin sesat lainnya yang ada dalam ajaran Tarekat Naqsybandi Haqqani ini adalah sebagai berikut:
“Awliya asal Mesir, Ahmad ar-Rufa’i al-Kabir datang ke makam Nabi SAW dan mengatakan, “Inilah sang pemerintah para hantu sedang bertemu dengan manusia yang paling nyata! Mohon ulurkan tanganmu agar aku dapat menciumnya.” Dari makam Nabi SAW, sebuah tangan putih mulai muncul dan Sayyidina Ahmad menciumnya 3 kali. Setiap beliau menciumnya, Nabi SAW mentransfer pengetahuan dari hatinya pada hati Ahmad. Tiga samudra pengetahuan pun telah dialirkan pada beliau.” (Ahl-Haq Koleksi 2 hal. 16)
“Syaikh Syamsuddin Habib  Allah Jan-i-Janan al-Mazhar adalah matahari dari kebahagiaan abadi. Beliau adalah kekasih Allah Yang Maha Kuasa dan Tinggi. Beliau adalah jiwa bagi para hamba Penegak Kebenaran dan esensi dari jiwa para hamba yang merasakan. Beliau adalah Ka’bah dari para orang beriman dan salah satu dari bendera panji Rasulullah SAW yang mulia. Beliau mengangkat agama Muhammad SAW dan membangkitkan Thariqat Naqsyabandi.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 20)
“Sesaat sebelum beliau meninggal, Syaikh Jan-i-Janan sedang berada dalam keadaan emosional dan cinta yang begitu besar kepada Allah SWT. Beliau mengalami ketidak senangan yang luar biasa karena terlalu lama hidup di dunia yang fana ini. Beliau menghabiskan sisa hidupnya dalam kontemplasi yang intensif. Ketika ditanya, beliau akan berkata bahwa dirinya dalam keadaan Fana dan Baqa di dalam Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi. Beliau menambah jumlah dzikir menjelang hari akhir beliau. Ini menyebabkan munculnya cahaya yang begitu kuat dan menarik perhatian banyak orang, ribuan dan ribuan para pencari memasuki jalan ini.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 28)
“Sebelum Grandsyaikh Abdullah wafat, beliau menulis dalam wasiatnya, “atas perintah Nabi Muhammad SAW, aku telah melatih dan meningkatkan ilmu penerusku, yaitu Nazhim Effendi dan memerintahkan dia dalam berbagai khalwat dan latihan, maka aku menunjuk dia sebagai penerusku...” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 53)
“Hati kita tidak akan pernah terhubung pada hadirat Allah SWT tanpa ada perantara, untuk itu Allah SWT mengirim Nabi, kemudian para Awliya sebagai perantara.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 64)
“Saya (Mawlana Syaikh Hisam Kabbani) dan saudara saya, biasa meminum urin (air kencing) Mawlana syaikh Nazhim, bahkan kami mengusap-usap botol penampungan urin Grandsyaikh dan Mawlana Syaikh dan meminum sampai tak tersisa urin di botol itu.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Oktober 2005 hal. 5)
“Siapa yang menerima imam seperti Mawlana Syaikh Nazhim dan mengambil bay’at dari beliau, mereka akan dipanggil ketika Allah SWT mengatakan, “Wahai hamba-Ku Nazhim, datanglah! Dan kita semua akan datang bersama beliau. “Aku tidak akan menanyai mereka, Aku akan menanyaimu.” Kemudian Allah SWT akan menanyakan tentang semua yang mengambil bay’at dan siapa pun yang mencintai beliau.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 67)
“Jika tidak memiliki imam dan tidak berbay’at pada siapa pun, mereka akan tetap tinggal di neraka sampai Nabi SAW mengeluarkan mereka.” (Ahl Haq Koleksi 2 hal. 68)
“Laylat al-Raghaib, “Malam Permintaan yang Sakral,” yang merupakan salah satu malam yang paling penting dalam sejarah Islam dan bagi seluruh umat manusia. Ini adalah malam di mana Rasulullah SAW ditransfer dari ayahnya kepada rahim ibunya dan jatuh pada hari Jumat pertama di bulan rajab. Semua yang kalian minta di malam ini akan dikabulkan oleh Allah SWT demi kemuliaan Nabi Muhammad SAW.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 2)
“Grandsyaikh dan Mawlana Syaikh Nazhim berkata bahwa setelah Rasulullah SAW dihiasi dengan semua tingkat ini, segala dosa dan perilaku buruk yang berasal dari umatnya, walaupun dosa setiap orang tidak terhitung lagi jumlahnya, bahkan jika dosa itu menyamai jumlah umat Rasulullah SAW –yang menurut ajaran sufi jumlahnya mencapai 400 milyar- bagi Rasulullah SAW itu sama saja, bagaikan sesuatu yang dibersihkan dengan segelas air. Seperti itulah cahaya yang telah diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW sehingga beliau dapat membersihkan seluruh dosa tersebut dan memberi manfaat kepada umatnya seolah-olah semuanya tidak terjadi.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 29)
“Setelah Rasulullah SAW menerima umatnya dengan cahaya mereka, dan setelah Allah SWT menunjukkan dosa-dosa yang akan mereka lakukan, Rasulullah SAW meminta beberapa pembantu. Dengan segera Allah SWT memberinya 7.007 wali Naqsyabandi untuk membantu beliau membersihkan umatnya. Di antara mereka terdapat 313 wali yang tingkatannya tinggi. Dan di antara mereka terdapat 40 guru besar dari Mata Rantai Emas, jalan kita menuju Rasulullah SAW. Keempat puluh guru besar kita mencoba melakukan yang terbaik untuk membersihkan setiap orang dari dosa-dosanya melalui cahaya yang telah diberikan Allah SWT ke dalam hati mereka. Kalian beruntung bahwa kalian berada di tangan salah satu guru besar tersebut, guru besar terakhir dalam mata rantai ini, guru yang keempat puluh.
Apakah Kautsar itu? Menurut riwayat tertulis, Kautsar adalah nama sebuah sungai di surga, tetapi menurut pemahaman dan pengetahuan sufistik, Kautsar adalah nama salah satu Grandsyaikh. Gransyaikh itu, dengan air di mana Allah SWT membuat simbol dengan namanya dapat menghilangkan dosa-dosa semua pengikutnya, dan menghadirkan mereka dalam keadaan bersih kepada Rasulullah SAW setiap malam. Itulah sebabnya kalian harus bergembira karena kalian telah terhubungkan dengan salah satu guru besar yan agung dalam Mata Rantai Emas ini.
Grandsyaikh dan Mawlana Syaikh Nazhim bertanya, “Mengapa Allah SWT memberi ke-Nabian kepada Rasulullah SAW? Apakah hanya untuk dirinya sendiri?” Grandsyaikh berkata, “Tidak!” Allah SWT telah memberinya kekuatan dan menghiasinya dengan Atribut dari ke99 Nama dan semua cahaya ini untuk umatnya juga, agar Rasulullah SAW dapat menyandangkan kita semua dengan cahaya dan atribut yang sama, beliau membagi semua atribut itu kepada kita. Allah SWT telah berfirman kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, Aku akan bertanya kepadamu secara pribadi – Aku ingin setiap orang dari umat ini menjadi seperti dirimu. Jika mereka tidak seperti dirimu, Aku tidak akan menerimamu sebagai rasul.” Ini adalah suatu rahasia yang besar dan luar biasa, yaitu bahwa Rasulullah SAW bertanggung jawab untuk membuat setiap orang dari umatnya seperti beliau. Dalam beribadah, beliau akan membagi seluruh ibadahnya untuk kita, hal ini untuk membersihkan dan menyandangkan diri kita dengan semua yang telah didapatkannya dan untuk menghadirkan kita kepada Allah SWT dalam keadaan suci seperti dirinya. Inilah tugas beliau.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 33)
“Jika Syaikh kalian mengatakan untuk pergi ke Chicago, memanjat Search Tower dan melompat ke bawah dan kalian tidak melakukannya, berarti kalian masih anak-anak dalam pengetahuan sufi. Dalam Tarekat Naqsyabandi kalian harus patuh, dan kepatuhan berasal dari pendenagran, jika kalian melakukannya, barulah kalian bisa menuju ke tingkat kedua.” (Ahl Haq Koleksi 2 Edisi Agustus 2005 hal. 37)
Ajaran dan doktrin seperti itu sudah menjadi ciri khas setiap aliran sesat. Sesuatu yang tidak masuk akal yang sengaja mereka ciptakan dan ajarkan kepada para pengikutnya agar mereka ditaati dan dikultuskan. 


1 komentar:

  1. Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg di berikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.






    KLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***

























    Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW
    trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.





    KLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***
















    BalasHapus