Rabu, 24 Juni 2015

BIKIN KEKACAUAN DI MASJID RAYA BOGOR, SYAIKH IDAHRAM DI KECAM MASYARAKAT

BIKIN KEKACAUAN DI MASJID RAYA BOGOR, SYAIKH IDAHRAM DI KECAM MASYARAKAT.

Di media Sosial ramai pemberitaan tentang pristiwa Kisruhnya acara bedah buku oleh Syaikh Idahram (alias Marhadi) di BOGOR hari Ahad 21 Juni 2015. Ceritanya hari itu diselenggarakan bedah buku propaganda yang berjudul “BUKAN FITNAH TAPI INILAH FAKTANYA, MEMBONGKAR TRADISI DUSTA WAHABI” di masjid raya bogor pukul 15.45 WIB dengan menghadirkan narasumber Syaikh Idahram selaku penulis, juga penulis 3 buku tentang apa yang dia sebut sebagai wahabi , antara lain buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”.
idahram
Buku ini memecah belah ahlussunnah, menguntungkan syiah
Juga judul makalahnya memecah belah ahlussunnah dan mengudang marah orang yang hadir
idahram1
Judul makalah “rekam jejak radikalisme salafi wahabi”
Judul ini sama dengan yg diinginkan syiah yaitu menyemqtkan kata radikal keada salafi.
Factor-faktor diatas ditambah rekam jejak Syaikh Idahram alias Marhadi Juga membuat jengkel , yaitu tulisan dan sikap idahram yang sifatnya tidak sesuai dengan kenyataan atau salah fatal  dan bernilai fitnah dan provokasi
Syaikh Idahram yang sangat membela syiah dan membenci apa yang dia sebut wahabi itu- bahkan ada pihak sampai menyimpulkan dia adalah aktivis Syi’ah– menebar kebencian terhadap kelompok ahlussunnah lainnya yang dia sebut sebagai wahabi, padahal faham-faham yang dia sebut wahabi itu secara umum terwakili oleh kaum Sunni nusantara ini semisal Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis Wahdah Islamiyah dan ada yang lainnya. Ia dinilai mengacaukan persatuan ummat Islam di bogor dalam keheningan bulan suci Ramadhan dengan mengangkat isu sektarian. Tak tanggung-tanggung, semua harokah dan pergerakan Islam di sesatkannya baik secara langsung atau tidak, semisal Salafi, Ikhwanul Muslimin, HTI, Muhammadiyyah, Persis, Dll. Menurut nara sumber yang hadir dalam acara bedah buku itu Arogansi Syi’ah tercium secara halus dari pemaparannya selama bedah buku.

“Masjid raya bogor kok bisa masuk tukang fitnah begitu sih ? Siapa sih panitianya ? Siapa yang mengundang? Seolah-olah panitia acara tengah kecolongan tidak sadar bahwa yang mereka undang itu adalah aktivis pembela Syi’ah yang sengaja di susupi oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan test of the water terhadap kaum muslimin di bulan suci Ramadhan”, ujar Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi.
Aktivis pembela Syi’ah yang menyatakan bahwa mazhab ahlus sunnah itu ada lima; yaitu salah satunya mazhab ja’fari (syiah rofidhoh) ini, kaget dan pucat pasih, karena tanpa diduga, ditengah ia sedang asyik membedah buku propagandanya itu tiba-tiba hadir sejumlah tokoh dan aktivis muslim pembela Sunnah, Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi (ketua Forum Nasional Seruan Al-Haq) tiba-tiba masuk bersama KH.Qamaruddin,MA dari DDII dan langsung duduk dibarisan terdepan tepat dihadapan Syaikh Idahram, tak di duga disana juga hadir Ustadz DR.Muhammad Sarbini,MA (Dewan Penasehat HASMI), Ustadz Abu Muhammad Dwiono Koesen Al-Jambi,SE.MM (Dewan pembina Forum Nasional Seruan Al-Haq), KH.Abbas Aula (Ketua DDII kota bogor), KH.Adam Ibrahim (Ketua MUI bogor), dan sejumlah tokoh dari Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami (HASMI), Dewan Dakwah, dll.
“Saya ditelfon oleh Ketua MUI Bogor bidang pengkajian dan aliran sesat, Ustadz Willyuddin Wardani, untuk datang di acara bedah buku Idahram ini”, ujar Ust.Abu Husein At-Thuwailibi.
Keadaan mulai memanas, acara yang berlangsung didalam masjid raya kota bogor ini pun berakhir ricuh, fihak panitia membatasi waktu bagi para audience untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Seakan-akan waktu sudah mereka setting agar tidak boleh ada yang berbicara. Sejumlah tokoh sepuh dari DDII sudah bergumam dan emosional melihat kedustaan dan kejahatan lisan Idahram yang penuh arogansi sektarian itu memecah belah persatuan jamaah masjid raya kota bogor.
“Ente pendusta, kadzdzab, tidak ilmiah, mesti ada pembanding, harus ilmiah dong, jangan licik, ini bulan ramadhan, jangan buat ricuh”, teriak Ustadz Ja’far Aziz dari Dewan Dakwah kota bogor.
“Ustad Abu Husein harus maju, Ustad Abu Husein mau bicara, harus ada pembanding, jangan picik” , teriak Ustadz Ja’far Azis menegaskan.
Ditengah-tengah kondisi mulai memanas saat ketua DDII kota bogor,KH.Abbas Aula di batasi waktu bicaranya, Ust.Abu Husein At-Thuwailibi maju kedepan dan minta izin ke moderator agar diberi waktu 5 menit untuk bicara, namun ia tetap dilarang bicara oleh moderator dengan alasan waktu sudah habis. Saat itu pula Ustadz muda dari Forum Nasional Seruan Al-Haq ini meraih microfon dari tangan seorang panitia dan langsung berbicara dengan lantang dihadapan hadirin,
“Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh, Hadirin sekalian, ini bulan suci ramadhan, kita tidak boleh membuat fitnah dan adu domba, perkenalkan, saya Abu Husein At-Thuwailibi, dari Forum Nasional Seruan Al-Haq, ingin mengumumkan bahwa Syaikh Idahram ini adalah aktivis pemecah belah, buku-bukunya penuh propaganda, dia menulis buku berjudul “Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi” dengan mencatut nama KH.Arifin Ilham, tapi setelah ditanyakan langsung ke KH.Arifin Ilham, ternyata KH.Arifin Ilham mengaku tidak pernah memberi kata sambutan atau testimoni apapun atas buku busuk ini, bahkan membacanya pun belum pernah. Nah, ini membuktikan bahwa Idahram ini adalah PENDUSTA. dan dusta itu merupakan ciri-ciri Syi’ah. Waspadalah dengan buku ini ….dst” ujar dia berorasi.
Ditengah dia sedang berorasi, memaparkan tanggapan terhadap Idahram, hadirin pada berteriak “Allaahu Akbar”, seorang hadirin membentak-bentak Idahram dengan nada tinggi, kondisi memanas, panitia acara pada keluar karena ketakutan, mereka berusaha mendinginkan suasana yang semakin ricuh.
“Saya menyayangkan sikap Idahram yang telah membuat kekacauan di bulan suci Ramadhan. Ia membuat propaganda antar umat lintas mazhab, sehingga terjadi pertengkaran didalam masjid, ia memang sudah kelewat batas. Bagi saya ia telah melakukan teror ideologi dan adu domba persatuan ummat islam di bogor”, tangkas Da’i muda pembina mu’allaf di kota cibubur itu.
Idahram pun tampak ketakutan, belum pernah kejadian ia dikecam oleh masyarakat karena perbuatan teror pemikiran yang ia propagandakan selama ini ditengah ummat, Setelah ia dipecat dan diusir secara tidak hormat dari Jakarta Islamic Centre (JIC).
Sebelum meninggalkan tempat kejadian, Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi berupaya menghampiri Idahram untuk berjabat tangan dan meminta maaf kepadanya guna melapangkan dada.
Idahram tampak marah dan tidak memafkan Ustadz Ahat meski telah menarik tangannya untuk bersalaman.
Attuwailibi berujar, “ya begitulah akhlaq Syi’ah. enggan memaafkan orang lain, dia akan memafkan kalau yang minta maaf itu orang syiah. Yakni yang satu aliran dengannya. Tapi kalau orang muslim minta maaf tidak dimaafkan olehnya karena dianggapnya kafir. Kalau saya minta maaf itu bukan karena saya menyesal. Tapi karena ini bulan ramadhan, saya minta maaf padanya karena telah membuat ia ketakutan disebabkan tingkahnya sendiri yang memprovokasi ummat islam di masjid raya bogor.  Dan saya justru bersyukur dibulan ramadhan ini saya di anugerahi oleh Allah berupa kesempatan untuk menggagalkan provokasi seorang ‘teroris ideologi’ yang menyusup di tubuh NU. Kita harus menjaga NU dari ‘teroris’ semacam Idahram”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar