Selasa, 15 Desember 2015

Syiah Hizbullah Berduka Komandan Terpentingnya Tewas di Suriah

Hidayatullah.com—Kelompok teroris Syiah asal Libanon, Hizbullah, hari Senin (12/10/2015) menguburkan seorang komandan seniornya, yang disebut sebagai tokoh militer paling penting yang tewas dalam konflik Suriah yang telah berlangsung selama 4 tahun.


Hassan Al-Haj tewas di Provinsi Idlib di barat laut Suriah, di mana kelompok syiah bersenjata itu berperang melawan oposisi Suriah dengan bantuan dari Iran, dalam sebuah serangan ofensif guna mengukuhkan rezim Bashar Al-Assad. Serangan itu didukung oleh serangan udara Rusia, lapor Reuters.
Komandan Syiah Hizbullah itu dikuburkan dengan upacara militer di desa Al-Luwaizeh selatan Libanon pada hari Senin kemarin. Orang-orang yang menghadiri pemakamannya mengenakan seragam loreng militer. Peti mati berisikan mayat Al-Haj itu dikirim ke liang lahat diiringi tiupan terompet
“Dia adalah tokoh (Hizbullah) paling penting yang terbunuh dalam pertempuran di Suriah sejak awal perang,” kata seorang pejabat senior Libanon memberikan keterangan secara anonim.

Peti mati berselimutkan bendera kuning Hizbullah itu diarak melewati wilayah selatan Libanon, yang menjadi basis pertahanan utama kelompok Syiah bersenjata itu, dengan konvoi terdiri dari kendaraan-kendaraan berwarna hitam dan ambulan. Tujuan akhir arak-arakan itu adalah kampung halaman Al-Haj di Al-Luwaizeh di daerah Tuffah, diiringi kerumunan pendukung Hizbullah yang berduka.
Stasiun televisi milik kelompok teroris bersenjata Syiah itu, Al-Manar TV, menyiarkan puji-pujian atas si mayat yang disampaikan oleh pemimpin senior Hizbullah Sayyed Hashem Safieddin.
Kelompok Syiah Hizbullah bersama Iran mengirimkan pasukannya ke Suriah untuk membantu pasukan pendukung rezim Bashar Al-Assad, yang juga penganut Syiah. Semula Hizbullah dan Iran selalu menyangkal bahwa mereka mengirimkan pasukannya ke Suriah. Namun, setelah banyak bukti bermunculan di media massa dan internet, akhirnya keduanya tidak lagi dapat menutup-nutupi keterlibatan mereka sejak awal dalam konflik berdarah di Suriah, yang mendorong jutaan penduduknya lari menyelamatkan diri ke luar negeri.*
Rep: Ama Farah
Editor: Cholis Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar