Rabu, 07 Desember 2016

Mewaspadai GAFATAR

PENGANTAR PENERBIT
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan alam semesta. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad r, keluarga dan semua shahabatnya.
Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) telah lama mengamati tersebarnya ajaran sesat dan menyimpang dari Islam di tengah-tengah muslimin Indonesia. Hakikat ajaran yang sesat dan menyimpang dari Islam ini, biasanya selalu terindikasi berupaya untuk menghancurkan Islam, menyimpangkan tafsir Al-Qur`an, pelecehan terhadap Rasulullah Saw dan para shahabat beliau r dan lain-lainnya.
Di antara yang LPPI kaji adalah aliran yang bernama Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang merupakan reinkarnasi dari aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyyah yang kemudian berganti nama menjadi Komunitas Millah Abraham (KOMAR) dan terakhir menjadi Gafatar.
Melihat fenomena di masyarakat, LPPI berinisiatif untuk menerbitkan sebuah buku yang akan menyingkap inti dari ajaran yang dibawa oleh Gafatar ini dengan judul “Awas Bahaya Gafatar; Pemurtadan Sistematis Terhadap Umat Islam.”  
Untuk itu, mudah-mudahan persembahan dari LPPI ini memberikan manfaat yang besar bagi seluruh kaum muslimin di Indonesia yang terkena dampak negatif dari aliran Gafatar ini.
Semoga Allah I memberikan petunjuk jalan yang benar kepada kita dan meneguhkan kita semua di atas agama-Nya hingga akhir hayat. Amien.

Jakarta, April 2016

Wassalam,
LPPI - JAKARTA


BAB I
AQIDAH DAN AJARAN GAFATAR

Sejarah Singkat Gafatar
Gafatar ini adalah nama atau baju baru dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah[1] dan KOMAR (Komunitas Millah Abraham), setelah “nabi” Ahmad Moshaddeq ditangkap dan divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan hukuman penjara 4 (empat) tahun. Ahmad Moshaddeq menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya pada 29 Oktober 2007 dan dijatuhkan vonis penjara 4 (empat tahun) pada 23 April 2008.  
          Setelah Ahmad Moshaddeq dipenjara, akhirnya para pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyyah merubah nama kelompok mereka dari Al-Qiyadah Al-Islamiyyah menjadi Millah Abraham. Dengan demikian, mereka bisa tetap bergerak dan mengembangkan fahamnya di seluruh Indonesia. Mereka hanya merubah namanya saja, akan tetapi ajarannya masih tetap sesat, karena mengikuti ajaran ”nabi” Ahmad Moshaddeq.
          Ajaran dan faham yang dibawa oleh Ahmad Moshaddeq dengan organisasinya yang bernama Komunitas Millah Abraham ini banyak berkembang di wilayah NAD (Nanggroe Aceh Darussalam). Dikarenakan ajarannya banyak meresahkan masyarakat Aceh, maka MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) meneliti dan mengkaji buku-buku Millah Abraham[2] ini, sehingga MPU mendesak Gubernur Aceh untuk mengeluarkan SK yang berisi larangan untuk ajaran Millah Abraham di seluruh wilayah Aceh karena dianggap sesat dan menyesatkan. Akhirnya, keluarlah SK Gubernur Aceh No. 9 tahun 2011 yang berisi larangan untuk Millah Abraham di seluruh Aceh yang ditanda tangani pada 6 April 2011.
Setelah dilarang di Aceh, akhirnya mereka berganti nama (baju) lagi dari Millah Abraham menjadi Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). Gafatar ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 2011 dan dideklarasikan pada tanggal 21 Januari 2012 di gedung JIEXPO Kemayoran Jakarta Pusat dengan Ketua Umumnya Mahful Muis Tumanurung (mengaku sebagai lulusan UIN Ciputat) dan Wakil Ketua Umumnya Ir. Wahyu Sanjaya. Dengan nama baru ini, mereka melakukan kegiatan sosial di mana-mana seperti baksos, kerja bakti, donor darah dan lain-lain di seluruh propinsi Indonesia.

Ajaran Gafatar Berisi Sinkretisme[3]
Inti dari gerakan Gafatar ini adalah usaha untuk menyatukan tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Mereka mengatakan bahwa seluruh agama yang tiga ini adalah dijamin masuk surga dan merupakan agama yang benar karena bersumber dari satu orang nabi, yaitu Nabi Ibrahim AS.
Padahal di dalam Al-Qur`an dinyatakan bahwa hanya Islam lah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT, karena ajaran Islam masih murni dan tidak tercampuri oleh ajaran manusia. Allah SWT berfirman,
ﭸ  ﭹ  ﭺ   ﭻ  ﭼ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam,” (QS Ali Imran [03]: 19).
Sedangkan ajaran Taurat dan Injil sudah tercemar oleh kebatilan. Bagaimana mungkin bisa disejajarkan dengan Islam.[4]
          Di dalam keyakinan Gafatar yang sama persis dengan ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, Ahmad Moshaddeq masih mengajarkan ajaran dan doktrin yang sama dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyyah kepada seluruh anggota Gafatar. Ajaran dan doktrin tersebut dapat ditemui di dalam beberapa buku pegangan mereka, di antaranya kami kutipkan sebagai berikut :
1.      Rasulullah Muhammad SAW telah berakhir masa tugasnya sampai dengan tahun 1400 H.
2.     Allah SWT telah mengutus rasul baru yaitu Ahmad Moshaddeq yang menamkan dirinya “Rasul Al-Masih Al-Maw’ud".
3.     Dua kalimat syahadat: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULLULAAH diganti dengan syahadat baru yang berbunyi: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA AL-MASIIHAL MAW'UUDA RASUULULLAAH. (lihat buku Binayah Roin, oleh Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 10).
4.     Kitab sucinya masih menggunakan Al-Qur`an, tetapi mereka berkeyakinan bahwa Al-Qur`an sekarang hanya tulisan (bacaan)-nya yang tertinggal, sedangkan jiwa (ruhnya) sudah hilang sejak 1300 (seribu tiga ratus) tahun yang lalu.
5.     Rasul  Al-Masih  Al-Maw’ud (Ahmad Moshaddeq) diutus oleh Allah SWT untuk mengembalikan jiwa (ruh) Al-Qur`an yang telah hilang tersebut dalam dada setiap muslim, agar hidup jiwanya. Cara kerja  Al-Masih  Al-Maw’ud sama persis dengan Muhammad, karena petunjuk dan pedomannya juga sama yaitu Al-Qur`an.
6.     “Bila seseorang melakukan ibadah tanpa mengikuti Rasul setelah Muhammad, yaitu  Al-Masih  Al-Maw’ud, maka tidak akan diterima ibadahnya.” (RUHUL QUDUS Yang Turun Kepada  Al-Masih  AL-MAW’UD, hal. 175)
7.     Rasul   Al-Masih  Al-Maw’ud mewajibkan setiap pengikutnya untuk MITSAQ (bai’at) sebagai bukti telah mengikuti rasul baru  Al-Masih  Al-Maw’ud.
8.     "Untuk menjadi saksi bahwa  Al-Masih  Al-Maw’ud sebagai rasul Allah, maka mu'min harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa dia sebagai saksi tentang kedududukan Al-Masih  Al-Maw’ud sebagai rasul Allah di abad ini, seperti yang dinubuwatkan oleh Al-Qur`an dan hadits Muhammad tentang Al-Masih yang akan datang setelah periode Muhammad Rasulullah." (ibid, hal. 186).
9.     Iman kepada Al-Masih  Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah adalah kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan arah jalan yang akan ditempuh oleh Al-Masih Al-Maw’ud yang berpedoman kepada ayat Al-Qur`an sebagai -shirothol mustaqiem- yang diminta oleh semua orang, baik oleh Bani Isroil maupun Bani Ismail, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran. Jadi Al-Masih  Al-Maw’ud akan menggunakan Al-Qur`an sebagai shiroth, dan semua orang yang beriman harus mengikuti Al-Masih  Al-Maw’ud, karena Al-Masih  Al-Maw’ud adalah orang yang diberikan ilmu tentang Al-Qur`an (wahyu) oleh Allah. Dia akan memimpin manusia dengan tuntunan Al-Qur`an yang difahaminya secara konsekuen dan kontisten. (ibid, hal.187)
10.  Setelah mendapatkan Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al-Masih  Al-Maw’ud kepada kami, dengan ini dipermaklumkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa, suku, ras dan segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah orang yang telah bersaksi bahwasanya Al-Masih  Al-Maw’ud adalah rasul Allah, sebagaimana yang telah dinubuwahkan oleh Al-Qur`an di dalam surat Al Juma’ah ayat 2 dan 3  sebagai berikut:
“Dialah yang membangkitkan dari bangsa yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dial ah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 62/2,3). Selanjutnya kami masing-masing menyatakan persaksian sebagai berikut: “Aku bersaksi bahwa Tiada Yang Haq untuk Diibadati kecuali Allah, dan Aku Bersaksi bahwa Anda Al-Masih Al-Maw’ud adalah utusan  Allah.”
11.   Shalat lima waktu tidak wajib karena saat sekarang sudah kembali menjadi periode Makkah karena tidak berlakunya hukum Islam (Al-Qur`an dan Al-Hadits).
12.  Yang wajib adalah qiyamul lail (shalat malam) dan shalat waktu terbit matahari dan waktu terbenamnya matahari seperti yang dilakukan oleh Rasul Muhammad SAW sewaktu periode Makkah.
13.  Orang Islam di luar kelompok mereka dianggap kafir/jahiliiyah.
14.  Anggota mereka yang lalai memgerjakan shalat malam dikenakan bayar kafarat (tebus dosa) dan besar kafarat tersebut tergantung dari ketetapan atas mereka.
15.  Wanita muslimah boleh menikah dengan laki-laki Nasrani.
16.   Bertasbih diartikan dengan ”Sibuk berjuang melaksanakan instruksi Allah sebersih-bersihnya.”
17.   Kalau ingin berbicara khusus dengan “Rasulullah” maka harus mengeluarkan shodaqah sebelum pembicaraan itu.


Kesesatan Gafatar
Dalam beberapa buku yang mereka terbitkan khusus untuk kalangan sendiri atau yang mereka sebut dengan Ahlul Bait Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, terdapat berbagai kerancuan dan penyimpangan yang akan berakibat penyesatan terhadap aqidah dan ibadah umat Islam. Semua itu dapat diungkap dalam buku-buku mereka, dan kami sajikan beberapa kutipannya.
Misalnya, dalam Kata Pengantar buku Ruhul Qudus Yang Turun Kepada Al-Masih  Al-Maw’ud, Bacaan Khusus Bagi Orang-orang Yang Percaya Kepada Kitab-kitab Allah, Edisi Pertama, Februari 2007, dijelaskan tentang diutusnya “Rasul Baru” dan diturunkannya “Wahyu Baru” pula, berikut kutipannya:
Kata Pengantar
Ada kejadian besar yang sedang berlangsung di awal milenium ketiga ini. Suatu kejadian yang sangat didambakan oleh setiap manusia yang pernah dilahirkan ke bumi. Walaupun kejadian itu telah dinubuwahkan oleh juru bicara Nya lebih dari empat belas abad yang lalu, namun sayang sekali sebahagian besar manusia tidak mengetahuinya, karena memang demikianlah kehendak Allah sesuai dengan rancangan pasti yang telah ditetapkan Nya.
Tiada kejadian yang lebih besar selain daripada turunnya Ruh Allah kepada -Anak Manusia- yang akan membangkitkan manusia dari kematiannya dan menghidupinya dengan Ruhul Qudus sehingga manusia itu mencapai puncak kesempurnaan penciptaan dirinya. Yang akan merubah kehidupan ummat manusia dari kehidupan antagonistis yang mematikan nilai-nilai kemanusiaan menjadi kehidupan harmonis yang penuh dengan kenikmatan.
Kebangkitan Rasul Allah adalah kejadian terbesar sepanjang sejarah kehidupan ummat manusia. Dan sungguh merupakan karunia yang sangat besar bagi kita karena -Anak Manusia- itu kini telah hadir di antara kita, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud Rasul Allah yang akan memimpin kita mewujudkan kehidupan yang kita cita-citakan itu.
Buku yang ada di hadapan saudara ini merupakan firman Allah atau Ruhul Qudus yang diturunkan kepada Rasul Nya itu, sehingga isinya tidak perlu kami komentari lagi, agar kesuciannya tidak tercampur atau terpengaruh oleh pendapat kami pribadi. Hal inilah yang menjadi salah satu kesulitan kami (penyunting) di dalam penulisan buku ini, sehingga buku ini kami sajikan -apa adanya- sesuai dengan bimbingan Allah melalui Rasul Nya itu.
Memang semua pemahaman yang disajikan di dalam buku ini sangat asing atau sangat berbeda, bahkan bertentangan dengan pemahaman yang dulu pernah kita terima dari orang tua dan lingkungan kita. Karena wahyu ini baru turun lagi dari -langit- setelah seribu tahun dicabut oleh Allah, dan ajaran -langit- pasti berbeda dan bertentangan dengan ajaran -bumi-.
Oleh karena itu fungsikanlah pendengaran, penglihatan dan qolbu yang Allah berikan kepada saudara, agar saudara mendapatkan hidayah Nya dan termasuk orang yang dipilih oleh Allah untuk menikmati perjalanan hidup bersama Rasul Nya itu.
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin.
Gunung Bunder, 10 Februari 2007
Michael Muhdats
Kemudian di dalam buku BINAYAH RO’IN, Siraj 1, 21 November 2006, hal. 13-14, dibahas tentang “Tujuan Diutusnya Seorang Rasul”, berikut kutipannya :
Selanjutnya Untuk Apa Diutusnya Rasul?
Li yakuunar rasuulu syahidan ‘alaikum yaitu agar Rasul menjadi saksi Allah atas kamu, jadi diutusnya rasul memang untuk menjadi saksi Allah kepada mukmin, artinya baru dapat disebut mukmin atau muslim atas legitimasi Rasulullah. Demikian kalau ada yang belum/tidak bersyahadat kepada Rasul berarti belum/tidak disebut mukmin.
Wa takuunuu syuhadaa-a ‘alan naasi,
Dan selanjutnya orang yang telah bersyahadat di hadapan Rasul dapat menjadi saksi Allah dan RasulNya bagi manusia yang lain.
Itulah yang terjadi dalam cerita ada 12 imamat pada zaman Musa, 12 rasul pada zaman Yesus Kristus, 12 Qiyadah pada zaman Muhammad, begitu pula sekarang ada 12 Qiyadah pada zaman Masihul Mau’ud, merekalah yang disebut saksi Allah dan Rasul bagi manusia.
Pernah dalam pertemuan dengan pihak Gereja lalu diceritakan mengenai 12 qiyadah ini, lalu mereka langsung berkomentar bahwa itu sama dengan zaman Musa dan zaman Yesus, mereka paham tentang hal ini, tapi tidak ada orang di masjid yang memahami hal ini. Jadi apa maksud 12 di sini, dikatakan bahwa Musa membawa 12 devisi, Yesus juga membawa 12 devisi dakwah yang akhirnya menjadi 12 hakim pada saat kemenangan Yerussalem.
Benar rupanya Wahyu/Ruhul Qudus baru turun lagi saat ini, apa yang saat ini disampaikan masih Gorib/asing bagi ahli kitab sekalipun. Baik ustadz maupun ulama tidak mengerti sedikitpun. Juga mereka sampai memberikan peringatan kepada orang-orang bahwa hati-hati kalau ngaji seperti di atas bisa-bisa ujungnya nanti ada bai’at atau mitsaq. Padahal mereka tahu arti dari kata tersebut, tapi memang aneh mereka takut disuruh janji/sumpah/bai’at kepada Allah. Padahal kalimat Bai’at dan Mitsaq atau janji itu sangat banyak terdapat pada Al-Qur`an. Contohnya QS 48/10, QS 33/7, dll.
Tetapi hal itu tetap hal yang aneh bagi mereka.
Walaupun kalimat/ayat tersebut nyata-nyata ada pada kitab mereka, tapi karena memang tidak ada Ruhnya, makanya mereka tidak dapat mengerti, mereka hanya membunyikan huruf tanpa makna.
         Dalam buku Menyingkap Tabir Pemisahan Yesus Kristus dari Sejarah, Berita dari Al-Masih  Al-Maw’ud, 17 Mei 2007, hal. 33-34, dijelaskan tentang “Fungsi Rasul” sebagai berikut:
Fungsi Rasul Sebagai Uswah (contoh)
Kalau Rasul Allah, maka hukum sunnatullohnya berlaku seperti yang dikatakan Al-Qur`an, yaitu: “Sungguh telah ada contoh dari suri tauladan (bagi kamu) pada diri Rasulullan”. Pada ayat ini Allah tidak sebutkan nama Rasul-Nya.
Dengan demikian, ayat ini tentu saja berlaku kepada semua Rasul-Nya, tidak terkecuali terhadap Yesus Kristus Rasul-Nya. Artinya, pada diri semua Rasulullah itu telah terdapat contoh yang terbaik atau cara hidup yang terbaik. Maka dikatakan, Rasul itu sebagai “the best man” atau manusia terbaik, yang harus menjadi panutan bagi ummahnya.
Dalam Rangkuman Al-Ijtima Kubro, 10 Agustus 2007, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, At-Thoriq, hal. 19, diberi catatan khusus tentang “Penulisan Al-Qur`an dengan Bahasa Indonesia” sebagai berikut :
Catatan Khusus: (Rasulullah menjawab komentar saudara Patric tentang Kitab dalam bahasa Bilisani Qoumihi).
Memang nanti kita menjurus ke situ. Kalau perlu kita tidak usah pakai bahasa Arab. Sebab, kalau Rasulnya orang Indonesia, maka berbicaranya pasti dengan bahasa Indonesia. Jadi, tolong saudara pikirkan ini bahwa, kita menulis Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia. Kalau memang diperlukan, dalam bahasa Jawa. Jadi ini memang dalam bilisani qoumihi.
Mengenai Agama Islam, Kerasulan Muhammad, dan lain sebagainya, dijelaskan dalam sebuah makalah milik Al-Qiyadah Al-Islamiyyah sebagai berikut :
Tentang Agama Islam
“Islam saat ini sudah tidak ada à cara melihat hal tersebut bukan dari pandangan orang selama ini, yaitu agama, tetapi kita harus melihat Daulahnya/Khalifah.” (hal. 16)
Tentang Masa Kerasulan Muhammad SAW
“Muhammad Rasulullah sudah selesai melaksanakan tugasnya dalam menegakkan Din (Tugas sebagai Rasul sudah selesai).” (hal. 18)
Tentang Ibadah
Mereka menamakannya sebagai Rukun Al-Qiyadah, karena menganggap tidak ada Rukun Islam atau Rukun Iman. Yaitu:
  1. QL à QS. 17: 79, 29: 45, 73: 2-6
  2. HQ à QS. 73: 4
  3. Talwiyah à QS. 41: 33, 66: 6
  4. Shof à QS. 61: 4
  5. Taklim à QS. 62: 2
  6. Shodaqoh à QS. 9: 111, 61: 10-11. (hal. 22)

Dalam buku yang berjudul “Ruhul Qudus Yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud” halaman 178-191, juga dijelaskan tentang “Mimpi Rasul Baru” dan “Saksi-saksi Allah dan Rasul-Nya” sebagai berikut :
10. MIMPI AL-MASIH AL MAW’UD
Tugas Saksi-Saksi Allah dan Rasul Nya.
1.      Aku Al-Masih Al-Maw’ud menjadi syahid Allah bagi kalian, orang-orang yang mengimaniku. Dan aku telah menjelaskan kepada kalian tentang sunnah Nya dan rencana-rencana Nya di dalam hidup dan kehidupan ini. Sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana Nya itu, kalian dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan Nya.
2.     Selanjutnya bagi kaum mu’min yang mengimaniku, agar menjadi syahid tentang keRasulanku kepada seluruh ummat manusia di bumi Allah ini. Seperti halnya murid-murid Yesus, tatkala Yesus berbicara kepada murid-muridnya itu segera melaksanakan perintahnya. Mengetuk pintu semua rumah, menjadi saksi tentang keRasulannya. Karena memang demikianlah metode Allah seperti yang tertulis di dalam kitab Nya; “Supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.
3.     Namun sebelum semua itu terjadi, ada satu fase yang harus dilalui oleh Al-Masih Al-Maw’ud tentang keRasulannya. Seperti halnya Musa, dia dipanggil oleh Allah ke gunung Horeb. Yesus Kristus, dibaptis dan dicobai di padang gurun. Demikian pula dengan Muhammad, dia bertahanuts di Goa Hiro.

Tanda Dari Allah
4.     Tatkala Musa berada di Gunung Horeb, datang malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Tatkala Yesus Kristus dibaptis di padang gurun, pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Ruh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya. Tatkala Muhammad bertahanuts di Gua Hiro, datang malaikat Jibril yang mengajarkan kepadanya –ismun robik-. Lantas apa yang terjadi dengan Al-Masih Al-Mauw’ud?
5.     Aku menyadari akan hal itu, kepastian akan diberikannya –tanda dari Allah seperti yang demikian, memang ada sunnahnya. Hal inilah yang aku kejar sehingga aku bertahanuts selama empat puluh hari empat puluh malam di Gunung Bunder. Walau bagaimanapun bukannya aku ragu dengan diriku, tetapi aku ingin kepastian, seperti halnya Ibrohim ketika dia berkata: “Ya Robku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrohim menawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar qolbuku tetap mantap.”

Kapal Rusak yang Terdampar
6.     Ada suatu peristiwa yang menurut aku inilah suatu tanda dari Allah. Tatkala pada malam ketiga aku bertahanuts, sekitar pukul dua belas malam, secara kasyaf antara tidur dan jaga, aku dibawa oleh seseorang ke suatu tempat di pinggiran pantai. Di pinggiran pantai itu terdampar sebuah kapal yang sangat besar, terendam air laut setinggi pinggang, tetapi keadaannya sudah sangat rusak layaknya barang rongsokan yang sudah dibuang orang.
7.     Orang itu mengajak aku masuk ke dalam kapal itu. Di dalam kapal besar itu aku menyaksikan banyak sekali orang berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu arah. Ketika melihat serombongan orang yang berjalan di dekatku, maka aku berinisiatif mengikutinya dari belakang, sambil bertanya-tanya dalam diriku sendiri: “Mau ke manakah mereka?”
8.     Setelah sekian lama mengikuti perjalanan mereka, tiba-tiba mereka terhenti karena menemukan jalan buntu, dan merekapun kembali ke arah semula. Kemudian aku mengikuti rombongan yang lain dari mereka. Akan tetapi kejadian pada rombongan yang pertama terulang kembali, ternyata mereka hanya bolak-balik saja di dalam kapal itu, dan tidak menemukan jalan keluar. Demikian berulang kali aku ikuti rombongan yang lain, tetapi kejadiannya selalu sama, sampai akhirnya aku terjaga. Aku merenungi mimpi itu, karena mimpi itu begitu jelas dan sangat berkesan bagiku.
9.     Pada malam berikutnya, sebelum tidur aku berdoa kepada Allah, jika memang mimpi ini adalah -tanda- dari Nya, maka aku minta agar mimpi itu diulang kembali. Begitu aku tertidur, mimpi itu ternyata berulang kembali sama seperti apa yang aku lihat di malam sebelumnya. Berlatar belakang kapal besar yang sudah rusak berisikan ribuan orang, dari mulai rakyat miskin yang berpakaian seadanya sampai dengan orang-orang kaya yang berpakaian jas dan berdasi, orang-orang tua dan anak muda. Mereka berduyun-duyun dalam kelompok-kelompok, berjalan tiada menentu arah mencari jalan keluar. Di malam berikutnya mimpi itu juga terulang kembali, sama seperti malam-malam sebelumnya. Jadi aku bermimpi tentang kapal rusak itu tiga malam berturut-turut.

Madinah, Kota yang Teratur
10.  Pada malam ketiga belas atau sepuluh hari setelah mimpi yang pertama, aku bermimpi lagi. Akan tetapi mimpiku kali ini sangat berlawanan dengan mimpiku yang pertama. Mimpiku kali ini dibawa oleh seseorang ke sebuah kota yang sangat besar. Kota itu sungguh luar biasa dengan segala keindahan dan keteraturannya. Tempat orang-orang berkumpul, pertokoan, tempat tinggal, semua ditata dengan sangat rapi. Belum pernah aku melihat kota seindah itu. Kota itu tidak ada kesamaannya dengan koto-kota yang pernah aku kunjungi.
11.   Aku berjalan bersama qorinah melihat blok demi blok kota tersebut. Berbagai macam fasilitas kota dengan petugas-petugasnya semua ada di situ, tetapi penduduk kota tersebut masih sangat sedikit. Kami terus dan terus berjalan, sampai pada akhirnya aku katakan kepada qorinah: “Kita jangan teruskan ke sana, aku merasa kalau kita teruskan berjalan ke sana kita tidak akan bisa kembali, mari kita balik pulang.” Maka aku mencari tempat di mana tadi kami memasukinya, karena meninggalkan tanda masuk di tempat itu. Kemudian aku ambil tanda masuk itu agar bisa keluar, sampai akhirnya aku terjaga.
12.  Aku renungkan kembali mimpiku itu, dan aku berdoa agar Allah mengulangi kembali mimpiku itu. Ternyata pada dua malam berikutnya mimpi itu kembali terulang, jadi aku bermimpi tentang kota itu tiga malam berturut-turut. Sama halnya seperti mimpiku yang pertama.

Makna Kedua Mimpi
13.  Dua mimpi yang aku alami tersebut tentu menambah keyakinanku. Dari kedua mimpi itu dapat disimpulkan bahwa kapal rusak adalah analogi dari Darul Bawar suatu bentuk kehidupan jahanam, di mana di dalamnya terdapat golongan-golongan atau aliran-aliran agama yang sesat, yang tidak dapat menemukan jalan keluar dari kehidupan jahanam itu. Sedangkan Madinah atau kota yang teratur adalah analogi dari Yerusalem atau Darussalam, suatu bentuk kehidupan -jannah- yang tertata dengan baik berdasarkan hukum Allah. Kota itulah yang menjadi masa depan kita, dan ke arah itulah kita menuju, dengan syarat kita harus sanggup meninggalkan kapal rusak yang tidak ada jalan keluarnya itu.
14.  Itulah tanda yang Allah tampakkan kepada aku Al-Masih Al-Maw’ud, yang akan meneruskan tongkat estafet keRasulan, yang pernah dibawa oleh nabi dan Rasul dari Bani Israil dan Bani Ismail. Tongkat itu sekarang berada di tanganku. Dan tentu saja sebagai pemegang tongkat estafet yang baru, aku harus mengetahui cara masuk yang benar, dan menemukan jalan keluar yang benar pula. Dan tentu saja hal itu tidak akan berhasil tanpa pertolongan Allah. Seperti yang tertulis di dalam Al-Kitab: “Ya Robku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”

Mimpi Al-Masih Al-Maw’ud
15.  Mulai dari sinilah aku menurunkan apa yang aku dapatkan selama aku bertahanuts di Gunung Bunder itu. Aku panggil katib untuk menuliskan apa yang aku dapatkan itu ke dalam sebuah kitab (seperti apa yang kalian baca sekarang ini). Dan aku juga memerintahkan kepada katib agar mempersiapkan sebuah acara di ummul quro bagi para sahabat untuk menjadi syahid bagi keRasulan Al-Masih Al-Maw’ud. Tetapi katib mengusulkan agar acaranya diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya.
16.  Di malam yang ketiga puluh tujuh, tiga hari menjelang empat puluh hari aku bertahanuts, kembali aku bermimpi. Di dalam mimpi itu aku sedang dilantik atau diangkat menjadi Rasul Allah disaksikan oleh para sahabat. Apa yang aku alami di dalam mimpi itu adalah acara yang kami telah rencanakan sebelumnya.


Al-Masih Al-Maw’ud Dilantik Menjadi Rasul
17.  Dan ketika acara itu direalisasikan pada malam keempat puluh atau pada tanggal 23 Juli 2006, maka acara itupun berjalan seperti apa yang aku lihat di dalam mimpiku tiga hari sebelumnya.
Aku keluar dari Gua Hira dan para sahabat sudah menungguku di atas, semuanya sudah disiapkan tempat, aku membuat suatu atmosfir yang sesuai dengan apa yang aku lihat di dalam mimpiku, dan itu sudah terjadi, pelantikanku sebagai Rasul Allah dan aku umumkan pada mereka: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada ilah selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan.”
18.  Itulah saudara-saudara “oleh-oleh” yang aku peroleh selama empat puluh hari bertahanuts di Gunung Bunder. Aku ceritakan kepada kalian para mu’min mubaligh, agar qolbu kalian mantap, sebab inilah landasan iman kita kepada Allah dan rasul Nya. Ini adalah peristiwa yang sangat penting, dan hanya terjadi satu kali di dalam hidup kita. Peristiwa ini akan tercatat dalam sejarah dunia di kemudian hari, karena ini bukan persoalan kecil, ini persoalan kebangkitan peradaban syari’at Allah.
              

11. JADILAH SYAHID AL-MASIH AL-MAW’UD RASUL ALLAH
Al-Masih Al-Maw’ud Mendapat Curahan Ruhul Qudus
1.      Selama bertahanuts di Gunung Bunder, banyak sudah wahyu yang Allah turunkan kepadaku, kemudian selanjutnya wahyu itu aku turunkan kepada kalian. Tentu saja dari semua yang kalian terima itu mesti diikat dalam satu kesimpulan, agar kalian dapat menyikapi wahyu yang telah turun itu, dan bersaksi bahwa semua itu adalah kebenaran yang datang dari Allah melalui Rasul Nya.
2.     Karena setiap kali Rasul diutus oleh Allah untuk menyampaikan kebenaran ayat-ayat Nya, maka orang yang telah disampaikan itu harus menentukan sikapnya. Kalau apa yang disampaikan itu benar, lalu kebenaran itu keluar dari bibir siapa? Kalau keluar dari bibir seseorang, maka orang yang telah disampaikan itu harus membenarkan orang yang menyampaikan itu. Dan orang yang telah disampaikan itu harus bersaksi atau bersyahadah bahwa orang yang menyampaikan itu adalah benar sebagai Rasul Allah. Kalau seorang Rasul berbicara tentang kebenaran, maka orang yang diajaknya berbicara itu harus menentukan sikapnya, maka dikatakan harus bersaksi, atau menjadi saksi.

Saksi-Saksi Allah dan Rasul-Nya
3.     Rasul bersaksi tentang Allah, tidak ada orang yang lebih tahu tentang Allah selain Rasul, maka Rasul menjadi saksi atau bersaksi tentang Allah. Karena dia yang paling tahu dan paling kenal Allah, maka dia berbicara tentang Allah, dalam arti Allah sebagai Robbul ‘alamin dengan segala sifat dan rencana Nya, maka dikatakan Rasul itu sebagai syahid Allah.
4.     Lalu siapa yang menyaksikan bahwa Musa atau Isa itu Rasul Allah? Atau manusia yang berani bertanggung jawab untuk mengatakan kepada manusia bahwa Muhammad itu Rasul Allah? Tentu saja mesti ada, yaitu orang yang pernah bertemu dan belajar firman Allah kepada Muhammad, maka orang itu harus menjadi saksi terhadap manusia tentang Muhammad sebagai Rasul Allah. Jadi Muhammad bersaksi tentang Allah kepada mu’min, dan mu’min harus bersaksi menjadi saksi tentang Muhammad kepada manusia tentang keRasulannya.
5.     Karena Rasul datang kepada mu’min dan mengajarkan tentang sifat-sifat Allah. Maka dikatakan Rasul sebagai saksi Allah. Artinya orang yang paling tahu betul tentang Allah. Dalam bahasa hikmah dikatakan “Tiada yang paling kenal tentang Bapak selain anak,” artinya tiada yang paling tahu tentang Allah selain Rasul, karena Rasul mendapat wahyu dari Allah. Dia mengenal Allah segala-galanya seperti seorang anak mengenal bapaknya. Atau seperti seorang hamba mengenal tuannya. Dia mengenal betul tentang senang dan benci tuannya, dia tahu betul tentang ridho dan ghodhob (murka) tuannya, karena dia mengenal betul tentang sifat-sifat tuannya. Jadi kalau ingin mengenal Allah, maka dia harus bertanya kepada hamba Nya, yaitu Rasul.
6.     Jadi Rasul menjadi syahid Allah di muka bumi atas mu’min, dan mu’min menjadi syahid Allah dan Rasul Nya atas manusia. Mu’min datang kepada manusia menceritakan tentang firman Allah dan Rasul Nya. Mu’min menjadi saksi, seperti saksi di pengadilan, dimana kesaksiannya dipakai oleh hakim untuk mengambil keputusan.
7.     Mu’min menjadi syahid bagi Allah dan Rasul Nya kepada manusia, karena manusia tidak mengenal Allah dan Rasul Nya tanpa melalui mu’min. Manusia yang tidak pernah bertemu dengan Rasul, maka dia mengenal Allah dan Rasul Nya melalui mu’min yang mengenalkannya. Oleh sebab itu, mu’min menjadi syahid bagi sekalian manusia tentang Allah dan Rasul Nya. Mu’min menjadi syahid bagi Allah sebagai Robbul ‘alamin dan menjadi syahid bahwa benar Musa, Isa dan Muhammad itu sebagai Rasul Allah pada masanya.


Jadilah Saksi-saksi Al-Masih Al-Maw’ud
8.     Sekarang sama saja dengan Rasul yang baru, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud. Al-Masih  Al-Maw’ud menjadi saksi bagi mu’min tentang Allah, karena mu’min mengenal Allah dari Rasul Al-Masih Al-Maw’ud berdasarkan apa yang didapatnya dari Allah di Gunung Bunder selama 40 hari bertahanuts, itulah yang harus dijadikan ruh oleh orang-orang yang mengimaninya.
9.     Lalu bagaimana prosedur mengimani Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah? Tentu saja sama seperti kepada Rasul-Rasul sebelumnya, bahwa setiap orang yang mengimani Al-Masih Al-Maw’ud harus bersyahadah atau membuat pernyataan sebagai komitmen bahwa orang itu benar mengimani Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah. Seperti Abu Bakar mengimani Muhammad, seperti Matius mengimani Yesus, seperti Yosua mengimani Musa, tentu saja dengan segala konsekuensi iman.
10.  Untuk menjadi saksi bahwa Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah, maka mu’min harus berani mempertanggungjawabkannya kepada manusia, bahwa dia sebagai saksi tentang kedudukan Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah di abad ini, seperti yang dinubuwahkan oleh Al-Qur`an dan hadits Muhammad tentang Al-Masih yang akan datang setelah periode Muhammad Rasululloh.

Tugas Al-Masih Al-Maw’ud dan Saksi-Saksinya
11.   Program Al-Masih Al-Maw’ud dan kaum mu’min ke depan adalah mengaktualisasikan kembali firman Allah di tengah-tengah kehidupan ummat manusia di abad ini. Dimana seluruh ayat-ayat Al-Qur`an dijadikan sebagai manhaj dakwah dan jihad, yang tidak boleh bergeser seujung rambutpun.
12.  Iman kepada Al-Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah adalah kewajiban mengikuti bimbingan dan tuntunan jalan yang akan ditempuh oleh Al-Masih Al-Maw’ud yang berpedoman kepada ayat-ayat Al-Qur`an sebagai -shirothol mustaqim- yang diminta oleh semua orang, baik oleh Bani Isroil maupun Bani Ismalil, yaitu jalan lurus atau jalan kebenaran. Jadi Al-Masih Al-Maw’ud akan menggunakan Al-Qur`an sebagai shiroth dan semua orang yang beriman harus mengikuti Al-Masih Al-Maw’ud, karena Al-Masih Al-Maw’ud adalah orang yang diberikan ilmu tentang Al-Qur`an (wahyu) oleh Allah. Dia akan memimpin manusia dengan tuntunan Al-Qur`an yang difahaminya secara konsekuen dan konsisten.
13.  Kalau hari ini ada orang yang beriman kepada Allah nya Ibrohim, Allah nya Musa, Allah nya Isa, Allah nya Muhammad, tetapi tidak mau diajak untuk berjalan di atas prinsip-prinsip Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, maka mereka itu adalah orang-orang yang mengkafiri Allah, mengkafiri malaikat-malaikat Allah, mengkafiri kitab-kitab Allah, mengkafiri Rasul-Rasul Allah, mengkafiri yaumil akhir, mengkafiri qodho dan qodar Allah.
14.  Sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang menjadikan Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, yaitu konsep jalan yang benar untuk mengenal dan mengimani Allah, mengimani malaikat-malaikat Allah, mengimani undang-undang Allah, mengimani Rasul-Rasul Allah, mengimani tujuan akhir dari kehidupan ini, mengimani qodho dan qodar Allah.
15.  Tatkala orang tidak mau diajak berjalan di atas prinsip-prinsip Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, siapapun dia, maka dia dikatakan berjalan pada shirothol maghdub. Berarti orang-orang yang tidak mau berjalan pada prinsip Al-Qur`an, yang menyatakan bahwa Al-Qur`an itu sudah tidak relevan lagi, yang menganggap bahwa Al-Qur`an ini sudah selesai, dan tidak bisa lagi orang berbuat seperti Muhammad yang berjalan di bawah bimbingan Al-Qur`an. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak menjadikan Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim. Tentu saja orang  yang tidak mau berjalan di dalam garis Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim, maka dia pasti berjalan di shirothol maghdub, yaitu jalan yang dimurkai Allah, dan pastilah itu jalan yang sesat.
16.  Beriman kepada Al-Qur`an hari ini adalah dengan menjadikan Al-Qur`an sebagai shirothol mustaqim. Yang dijadikan hudan oleh Al-Masih Al-Maw’ud beserta orang-orang yang mengimaninya, di dalam dia melaksanakan tugas keRasulan dan kemu’minannya, mengabdi kepada Allah untuk menzhohirkan Dien Allah di muka bumi. Atau menegakkan hukum Allah di atas segala hukum bangsa-bangsa, agar hukum Allah itu ditaati oleh manusia sehingga tercipta kedamaian dan keselamatan serta kesejahteraan.
17.  Tatkala Yerusalem pertama hancur, maka diutuslah Yesus mengembalikan Yerusalem sebagai Kota Keadilan Allah, atau tempat berlakunya hukum Allah. Demikian pula pada periode Muhammad, dia diutus oleh Allah dengan petunjuk Al-Qur`an, agar dia berjuang dengan bimbingan Al-Qur`an itu untuk menzhohirkan hukum Allah, sehingga hukum Allah berada di atas segala hukum bangsa-bangsa. Demikian juga dengan tugas Al-Masih Al-Maw’ud hari ini, mengajak orang-orang yang mau kembali kepada Allah, kepada Dien Tauhid, kembali kepada fitrah dirinya, untuk bersama sama dengan Al-Masih Al-Maw’ud yang diyakininya sebagai utusan Allah untuk berjuang mengembalikan Darussalam yang dahulu pernah dibangun oleh Muhammad Rasululloh.
18.  Jadi jelas bagi kita semua ke mana arah tujuan hidup kita ini. Kita akan dijadikan sebagai objek oleh Allah, kita akan dijadikan kekuatan oleh Allah, akan dijadikan shulthon oleh Allah, akan dijadikan malaikat-malaikat Allah, akan dijadikan mursalin atau Rasul-Rasul Allah. Pada dasarnya semua mu’min karena dia hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Rasul, maka setiap mu’min tatkala dia membawa risalah Allah, maka kedudukan diapun sebagai mursalin atau Rasul juga. Jadi Rasul tidak sendirian, Karena semua mu’min yang membawa firman Allah menyebar ke seluruh dunia ini disebut juga mursalat atau Rasul-Rasul Allah.
19.  Sebagai Rasul-Rasul Allah tugasnya jelas untuk memenangkan atau menzhohirkan hukum Allah, agar hukum Allah itu menjadi eksponen atau hukum inti yang ditaati di dalam kehidupan antara manusia, walaupun di luar sana masih ada hukum bangsa-bangsa, karena di dalam kehidupan ini tidak hanya berlaku hukum Allah saja. Memang di dalam Darusalam berlaku hukum Allah, oleh karena itu Darusalam harus terus diperluas. Inilah yang menjadi tugas mu’min, yaitu memperluas atau memperbesar daerah kekuasaan Allah di muka bumi. Inilah yang dimaksud dengan mengakbarkan Allah.
20. Allah tidak akan pernah berbuat zholim kepada hamba Nya, karena sebelum perjalanan itu dilalui, kita telah diberitahukan dan telah dijelaskan terlebih dahulu oleh Nya, tentang segala resiko dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Seperti yang telah kita fahami bersama bahwa kita akan melalui enam estape penegakan Dien. Inilah jalan yang terang dan jelas karena sudah diberitahukan program ke depannya. Maka apapun halangan atau ujian yang Allah berikan di depan harus bisa kita atasi dengan sikap shobar.
21.  Semua perjalanan kita ke depan sangat tergantung kepada iman atau aqidah, dan aqidah sangat tergantung kepada pemahaman. Kalau kita mengikuti tanpa memahami ke mana tujuan dan resiko perjalanan ini, maka kita nanti akan banyak mengalami kesulitan. Apabila kita berjalan tanpa dasar iman, maka yang terjadi nanti adalah kemunafikan. Tidak mudah untuk menjadi orang yang beriman, tidak mudah mengatakan bahwa saya beriman. Iman itu ibarat emas, dia baru ketahuan kalau sudah mendapat ujian.
22. Orang-orang yang menyatakan imannya pada periode awal sampai Makkiyah itu akan diuji oleh Allah, diuji sampai tuntas, sampai betul-betul kelihatan mana emas dan mana loyang. Mana iman yang hanya di bibir dan mana iman yang sampai ke akar qolbu. Maka berbahagialah orang yang mendapat ujian iman itu. Sebab ujian yang diberikan itu adalah untuk memurnikan imannya dari kemusyrikan. Dan tentu saja Allah yang paling mengetahui persoalan manusia, Dia akan menguji manusia melalui apa yang paling dicintainya. Allah yang paling mengetahui manusia akan memberikan -ibtila- atau -fitrah- dari apa yang paling dicintai oleh orang itu. Sebelum sampai kepada titik itu, Allah tidak akan merihoinya. Maka ada tertulis di dalam Al Kitab, bahwa kamu belum bisa disebut mu’min sejati sebelum kamu memberikan kepada Allah melalui Rasul Nya apa-apa yang paling kamu cintai.
23. Secara garis besar apa yang dicintai manusia itu adalah isteri atau suami, anak-anak, segala harta yang kita miliki, dinar-dinar yang kita simpan, perak-perak yang kita jadikan perhiasan di dalam rumah kita, segala kendaraan yang bagus, segala hobby kita terhadap binatang, segala harta kita berupa sawah ladang, atau perniagaan kita. Inilah unsur-unsur yang nantinya Allah akan masuki untuk menguji kita semua selama mengikuti perjalanan bersama Al-Masih Al-Maw’ud Rasululloh.
24. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan kepada kita di dalam memenuhi azam (program kita) ke depan, dan untuk itulah semua kita bertawakal kepada Allah.


12. Saksi-saksi Al-Masih Al-Maw’ud
Berdasarkan Sifat Allah Yang Rahman dan Rahim
Setelah mendapat Ruhul Qudus yang diturunkan oleh Al-Masih Al-Maw’ud kepada kami, dengan ini dipermaklumatkan kepada seluruh ummat manusia dari segala bangsa, suku, ras, dan segenap orang yang membaca kitab ini, bahwa kami adalah orang-orang yang telah bersaksi bahwasanya Al-Masih Al-Maw’ud adalah Rasul Allah sebagaimana yang dinubuwahkan oleh Al-Qur`an di dalam surat Al Jumu’ah ayat 2 dan 3, sebagai berikut:
“Dialah yang membangkitkan dari bangsa Ummi seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada bangsa yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 62/2-3)
Selanjutnya kami masing-masing menyatakan persaksian sebagai berikut: “Aku Bersaksi Bahwa Tiada Yang Haq Untuk Diibadahi Kecuali Allah, dan Aku Bersaksi Bahwa Anda Al-Masih Al-Maw’ud Adalah Utusan Allah”.
Saksi-saksi Al-Masih Al-Maw’ud
          Berikut daftar nama orang-orang yang dianggap sebagai saksi atas kenabian Ahmad Moshaddeq, baik dari kalangan laki-laki (Rijal) maupun perempuan (Nisa), berdasarkan apa yang tertulis dalam buku “Ruhul Kudus Yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud” halaman 192:

RIJAL


1.
Syamsudin Salam
30.
Rio Putra
2.
Muchtar Asni
31.
Sugiyanto
3.
Saidi
32.
Maisoni
4.
Heru Widharto
33.
Jawahir
5.
Zarkasih Effendi
34.
Munandar
6.
Saarih
35.
Rahmat
7.
Aslim Munik
36.
Radit
8.
Wahyu Sandjaya


9.
Farid Ma’ruf Sardjimin


10.
Muhammad Ichwan

NISA
11.
Fahmi Abu Yusuf


12.
Jusuf Damardjati
37.
Gin Abdussalam
13.
Berny Satria
38.
Sri Sulsiah
14.
Adnan Kamaludin
39.
Isdayuni
15.
Rambat Hartanto
40.
Marhamah
16.
Munadi
41.
Nurhasanah
17.
Kosasih
42.
Nurhayati
18.
Ashari Mikaya
43.
Ernawati Anas
19.
Mahful Muiz
44.
Sri Rulli L.
20.
Andi Dahlan
45.
Kristina Suyitno
21.
Budi Thamtomo
46.
Kartika Sari
22.
Ari Cahyono
47.
Hairunnisa
23.
A. Dandy Kusuma
48.
Mimi Talu
24.
Sutargo
49.
Novita Yanti
25.
Dedi Priyadi
50.
Ningrum
26.
Heru
51.
Nurulita
27.
Abdul Hafid
52.
Siti Aisyah
28.
Sutarmadji Permana
53.
Julia
29.
Kusumahati
54.
Dwi Ratna [1]


[1]  Ruhul Qudus Yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud halaman 178-191.

AL-QUR`AN DALAM PANDANGAN GAFATAR

Dengan istilah “mengembalikan jiwa (ruh) Al-Qur`an yang telah hilang 1300 tahun yang lalu,” maka kelompok Gafatar ini mengartikan ayat-ayat Al-Qur`an dengan sangat menyimpang sesuai dengan pola pikir mereka. Seperti misalnya mereka menulis buku khusus untuk kalangan sendiri, salah satunya berjudul TAFSIR WA TA’WIL AL-QUR`AN (Khushushan Li Ahlil Bait Al-Qiyadah Al-Islamiyyah),  yang berisi Terjemah dan Tafsir Surat Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’arij, Nuh, Al-Jinn, Al-Muzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyamah, Al-Insan, dan Al-Mursalat. Dalam buku tersebut di antaranya dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
1)     Tafsir surat Al-Mulk [67] ayat 2:
ﭛ  ﭜ   ﭝ  ﭞ  ﭟ   ﭠ   ﭡ    ﭢﭣ  ﭤ       ﭥ       ﭦ    ﭧ
Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan, agar dengan demikian menjadi ujian bagi kamu (mu’min), siapakah di antara kalian yang paling baik pengabdiannya. Ketahuilah Dia adalah yang Maha Perkasa dan Penerima Taubat.”[1]
Kemudian mereka memberi penafsiran sebagai berikut, “Kata –mati- dan –hidup- dapat dikenakan pada pribadi orang maupun pada eksistensi suatu ummat. Karena di sini menggunakan dhomir –kum- ini mengarah kepada kematian dan kehidupan komunitas ummat. Jika ummat Islam ingin hidup, mereka harus berjuang untuk memiliki kekuasaan dan teritorial sendiri. Berda’wah dan berjihad mentegakkan kedaulatan Allah di muka bumi itulah esensi amal sholih.”[2]
2)    Terjemah surat Al-Mulk [67] ayat 21:
ﯛ  ﯜ  ﯝ  ﯞ     ﯟ  ﯠ  ﯡﯢ  ﯣ  ﯤ  ﯥ     ﯦ   ﯧ   ﯨ
“Atau siapakah yang akan memberikan rizqi kepadamu jika Ia menahannya? Tidak, mereka tetap keras kepala, angkuh, dan penuh kebencian.”[3]
Kemudian mereka memberi penafsiran sebagai berikut, “Istilah rizqi yang dimaksud bukan dalam arti fisik, rizqi yang tidak diperoleh selain dari Allah adalah hidangan dari langit (QS.5/114). Yang ditolak oleh orang-orang kafir musyrik adalah rizqi yang diberikan Allah kepada Muhammad Rasululloh dan itu tidak lain adalah wahyu.”[4]
3)    Tafsir surat Al-Qalam [68] ayat 49:
ﮋ   ﮌ  ﮍ  ﮎ     ﮏ   ﮐ  ﮑ  ﮒ  ﮓ    ﮔ   ﮕ
“Jika seandainya ia tidak mendapat nikmat (petunjuk) dari Robnya, benar-benar akan dicampakkan ke daerah yang tandus dalam keadaan tercela.”[5]
Kemudian mereka memberi penafsiran sebagai berikut, “Karena sadar akan kesalahannya berupa ketidak sabarannya menghadapi ummat, ia menyesali sendiri dan mohon kepada Allah agar ia kembali dibimbing dengan hidayah Robnya. Sebagai penebus atas kesalahannya, Nabi Yunus berhasil merekrut orang (talwiyah) untuk mendukung da’wah yang jumlahnya lebih dari 100.000 orang (QS.37/139-148).”[6]
4)    Tafsir surat Al-Haaqqah [69] ayat 1-3:
ﮯ       ﮰ  ﮱ  ﯓ      ﯔ  ﯕ  ﯖ  ﯗ  ﯘ   ﯙ
“Kejadian yang pasti terjadi. Apakah kejadian yang pasti terjadi? Dan apakah yang membuat engkau tahu kejadian yang pasti terjadi itu?”[7]
Kemudian mereka memberi penafsiran sebagai berikut, “Istilah Al-Haqqoh selalu dipahami orang sebagai hari kiamat, dalam arti hari hancurnya alam semesta. Jika disimak dengan jernih berdasarkan ayat-ayat selanjutnya, arti Al-Haqqoh bukanlah dalam arti demikian.
Al-Haqqoh adalah hari yang pasti terjadi menimpa suatu bangsa yang berbuat zholim, bangsa yang menyimpang dari Dien Allah, bangsa yang mendustakan Islam warisan para Nabi dan Rasul sebelumnya. Pertolongan Allah yang datang melalui kebangkitan para Nabi dan Rasul dari bangsa itu sendiri tidak disyukuri, bahkan para Nabi dan Rasul itu diteror dengan berbagai macam hinaan dan tuduhan nista.
Bentuk Al-Haqqoh adalah datangnya bencana sosial yang menerpa bangsa itu dalam bentuk kehancuran kultur sosio politik yang amat dahsyat (chaos). Adzab yang menimpa bangsa-bangsa penentang Rasul yang selalu dilihat secara fisik adalah tidak sesuai dengan Sunnatulloh pada akwan (alam yang selalu dalam keadaan setimbang).”[8]

Ayat-Ayat Al-Qur`an yang Dijadikan Dalil oleh Gafatar
          Gafatar berkeyakinan jika wahyu Allah masih tetap turun sampai saat ini. Mereka pun menggunakan dalil-dalil naqli dari Al-Qur`an. Di antaranya mereka berdalil dengan ayat-ayat berikut ini :
1.      Surat Al-Qadr [97] ayat 4:
ﭤ  ﭥ  ﭦ   ﭧ  ﭨ   ﭩ  ﭪ  ﭫ    ﭬ     ﭭ 
“Malaikat yaitu Ruh turun kepadanya dengan izin Robb membawa segala perintah.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 1)
2.     Surat An-Nahl [16] ayat 106:
ﭽ  ﭾ  ﭿ  ﮀ  ﮁ  ﮂ    ﮃ  ﮄ  ﮅ   ﮆ  ﮇ  ﮈ  ﮉ  ﮊ  ﮋ  ﮌ  ﮍ      ﮎ  ﮏ  ﮐ  ﮑ  ﮒ  ﮓ  ﮔ  ﮕ
“Barang siapa yang ingkar (kafir) kepada Allah sesudah dia beriman, kecuali orang yang dipaksa sedang hatinya tenteram (tetap) dengan iman, tetapi barangsiapa yang hatinya terbuka dengan kekafiran, maka atas mereka kemurkaan dari Allah, dan bagi mereka azab yang besar. (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 3)
3.     Surat An-Nisa’ [4] ayat 64:
ﮢ  ﮣ  ﮤ  ﮥ  ﮦ       ﮧ  ﮨ  ﮩﮪ  ﮫ  ﮬ  ﮭ  ﮮ  ﮯ   ﮰ  ﮱ  ﯓ  ﯔ  ﯕ  ﯖ      ﯗ  ﯘ  ﯙ  ﯚ  ﯛ 
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Sesungguhnya kalau mereka ketika menganiayai diri mereka sendiri, mereka datang kepadamu lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan Ampun bagi mereka, niscaya mereka mendapati Allah maha penerima Taubat lagi maha penyayang.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 4)
4.     Surat An-Nisa’ [4] ayat 59:
ﯵ  ﯶ  ﯷ  ﯸ  ﯹ  ﯺ  ﯻ  ﯼ   ﯽ  ﯾﯿ  ﰀ  ﰁ   ﰂ  ﰃ  ﰄ  ﰅ       ﰆ  ﰇ  ﰈ  ﰉ               ﰊ  ﰋ  ﰌ  ﰍﰎ  ﰏ  ﰐ  ﰑ  ﰒ  ﰓ
“Hai orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kamu kepada Rasul dan kepada pemangku kekuasaan di antara kamu, maka jika kamu berselisih dengan sesuatu, kembalikanlah kepada Allah dan Rasulnya jika kamu benar beriman terhadap Allah dan hari kemudian, itulah yang lebih baik dan lebih bagus kesudahannya.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 10)
Dalam buku yang sama, sebelum ayat tersebut, terlebih dahulu dijelaskan :
“Lalu apa dan siapa itu orang Musyrik yaitu orang yang telah mencabut syahadatnya/melanggar syahadatnya. Yaitu pada waktu yang lalu ialah orang yang mengucapkan: “Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” dan yang sekarang: “Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna al-Masihal Mau’uda Rasulullaah” dan kemudian dicabut atau dilanggar, dalam arti melanggar perintah RasulNya.”
“Jadi dengar apa itu perintah dari RasulNya saat ini, jangan membeda bedakan antara Rasul yang satu dengan yang lain. Jangan mengatakan Muhammad nabi besar.”
5.     Surat Al-Jumu’ah [62] ayat 2:
ﭞ  ﭟ  ﭠ  ﭡ  ﭢ  ﭣ  ﭤ  ﭥ     ﭦ  ﭧ  ﭨ  ﭩ  ﭪ  ﭫ  ﭬ  ﭭ                 ﭮ   ﭯ  ﭰ  ﭱ  ﭲ  ﭳ 
“Dialah yang membangkitkan di antara bangsa yang ummi seorang Rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, dan mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah dalam kesesatan yang nyata.” (BINAYAH RO’IN, Siraj 1, Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, 21 November 2006, hal. 21 dan 24)
CATATAN : Semua ayat Al-Qur`an yang terdapat dalam buku BINAYAH RO’IN ditulis dengan huruf latin.
BERSAMBUNG...


[1] Ibid, hal. 2
[2] Ibid, hal. 3
[3] Ibid, hal. 6
[4] Ibid, hal. 7
[5] Ibid, hal. 18
[6] Ibid, hal. 19
[7] Ibid, hal. 21
[8] Ibid, hal. 21


[1] Al-Qiyadah Al-Islamiyyah didirikan oleh Ahmad Moshaddeq pada tanggal 23 Juli 2006 di Kampung Gunung Sari Desa Gunung Bundar, Bogor Jawa Barat. Ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini berisi kesesatan. Di antaranya dia mengaku menerima wahyu berbahasa Indonesia. Ahmad Moshaddeq berkata,
ﮖ  ﮗ   ﮘ  ﮙ  ﮚ  ﮛ  ﮜ  ﮝ  ﮞﮟ  ﮠ  ﮡ   ﮢ  ﮣ  ﮤ  ﮥ  ﮦﮧ  ﮨ  ﮩ  ﮪ   ﮫ 
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana,” (QS Ibrahim [14]: 04).
Ahmad Moshaddeq tidak mewajibkan shalat lima waktu, puasa, haji dll karena saat ini masih dalam periode Mekkah. Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai bagian dari pelaku sejarah yang banyak jasanya dan Al-Qur`an sekarang ini sudah hilang ruhnya. Shalat yang wajib dilakukan pada saat ini menurut ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah adalah shalat malam, baik satu, tiga, lima, atau sebelas rakaat. Jika tidak melaksanakan shalat malam, maka para pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyyah wajib membayar denda yang diserahkan kepada “nabi” Ahmad Moshaddeq. 
Di dalam perkembangan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini, Ahmad Moshaddeq mengaku sebagai Rasulullah (utusan Allah) dan  Al-Masih Al-Maw'ud, yaitu pengganti Rasulullah Muhammad SAW yang sudah berakhir masa tugasnya. Dia diangkat menjadi “Rasul  Al-Masih Al-Maw'ud pada tanggal 23 Juli 2006 setelah dia bertahanuts (bertapa) di Gunung Bunder Bogor selama 40 hari 40 malam. Dia mengaku diangkat menjadi “Rasul" pas di hari yang keempatpuluh dari pertapaannya itu. (Lihat buku RUHUL QUDUS Yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud, hal. 182).
[2] Di antara buku pegangan Komunitas Millah Abraham adalah Al-Masih Al-Maw’ud dan Ruhul Qudus Dalam Perspektif Taurat, Injil dan Al-Qur`an, karya Ahmad Moshaddeq; Al-Kitab Menubuatkan Islam Hanif Akan Masuk Surga karya anonim; Teologi Abraham Membangun Kesatuan Iman Yahudi, Kristen dan Islam, karya Mahful M Hawary. 
[3]  Percampuran berbagai keyakinan. Yaitu mencampurkan ajaran Islam dengan Yahudi dan Kristen.
[4] Ajaran Yahudi dan Kristen sekarang ini telah tercemar. Yahudi dan Nashrani sudah tercemar dengan ajaran syirik. Allah SWT menjelaskan tentang Yahudi dan Kristen,  
ﮛ  ﮜ  ﮝ   ﮞ  ﮟ  ﮠ  ﮡ   ﮢ  ﮣ  ﮤﮥ  ﮦ  ﮧ  ﮨﮩ   ﮪ  ﮫ  ﮬ  ﮭ  ﮮ  ﮯﮰ  ﮱ   ﯓﯔ  ﯕ  ﯖ  ﯗ
”Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS At-Taubah [09]: 30). 

1 komentar:

  1. Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg di berikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.






    KLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***

























    Saya Atas nama IBU WINDA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 7978 >>> saya menang togel (263,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW
    trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.





    KLIK DISINI *** ANGKA * RAMALAN * TOGEL * GAIB * HARI * INI ***
















    BalasHapus