Kamis, 02 Juli 2015

Pertanyaan kepada Ahlu Syiah

Orang-orang Syiah selalu memperingati tanggal 10 Muharram dengan ritual cambuk-menyambuk atau pukul memukul tubuh dan kepala dengan benda tajam sampai bercucuran. Mereka melakukan hal ini adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Yaitu dengan cara memperingati hari wafatnya Imam mereka, yaitu Imam Husein di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H. Dari generasi ke generasi, “ibadah” ini telah diwariskan turun temurun. Sampai-sampai anak yang masih kecil pun, harus ikut andil dalam perayaan ini.

Dari kami selaku Ahlu Sunnah hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan :
Apakah Rasulullah SAW mengajarkan “ibadah” ini?
Bagaimana pengamalan makna takziyah di dalam Islam?
Bolehkan kita meratapi mayit selama berabad-abad dengan cara melukai tubuh kita sendiri? Di manakah posisi kita terhadap ayat yang berbunyi, “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji‘uun” (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah [02]: 156-157).
Jika memang benar orang-orang Syiah merasa sedih dengan wafatnya Husein, bukankah ada yang patut lebih disedihi lagi, yaitu dengan wafatnya Rasulullah SAW sebagai kakek dari Husein itu sendiri?
Mengapa orang-orang Syiah hanya menghormati Ahlul Bait dari garis keturunan Ali yang berjumlah 11 orang? Bagaimana dengan anak-anak Ali yang lainnya? Apakah orang-orang Syiah bersikap baik terhadap keturunan Ali yang lainnya? 

Andai saja ada orang-orang Syiah atau perwakilannya yang bisa menjawab semua ini.



Salam, 

LPPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar